Ilustrasi aparat keamanan melakukan patroli untuk mengejar kelompok MIT. Foto : dok matamatapolitik.com

Jakarta – Pembantaian sadis kembali dilakukan oleh teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Kalemago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (11/5/2021). Kali ini yang jadi sasaran, Empat orang petani ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan.

Pdt. Marjiyo, S.Th, Ketua Umum Sinode Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) menuturkan aksi dari MIT yang melakukan pembantaian kepada 4 orang petani, membuktikan MIT tidak memiliki hati nurani dan tidak memiliki perikemanusiaan.

Untuk itu, GKSI mendesak pemerintah Indonesia, khususnya aparat keamanan (TNI dan Polri) dapat memberikan rasa aman kepada warga masyarakat yang ada di Poso, apapun agamanya, dalam melakukan kegiatan. Khususnya masyarakat yang kesehariannya bertani yang berbatasan langsung dengan hutan.

“Aparat keamanan sudah mestinya hadir, dan memberikan rasa aman kepada para petani yang sedang bekerja keras mengelola kebun untuk dapat menghidupi keluarga mereka. Ini tugas aparat keamanan, baik dari TNI ataupun Polri untuk mengadirkan rasa aman. Apalagi masyarakat yang berkebun, hadir tentu hanya kelompok – kelompok keluarga yang terbatas, di sini aparat keamanan harus hadir,”tutur Pdt. Marjiyo, S.Th.

Menurut Pdt. Marjiyo, S.Th, gereja mestinya tidak sebatas mengecam kepada kelompok MIT, tetapi Gereja juga harus meminta dan mendesak aparat untuk perlihatkan kemampuannya segera menangkap, para pelakunya.

Bersamaan dengan itu, kata Pdt. Marjiyo, S. Th, mengatakan seluruh pengurus dan jemaat GKSI menyampaikan duka yang mendalam kepada keluarga korban, dan juga kepada Gereja Toraja, dimana tempat para korban berasal. “Kami GKSI ikut merasakan duka yang mendalam seperti yang dirasakan oleh keluarga korban dan keluarga besar Gereja Toraja serta warga Toraja,”kata Pdt. Marjiyo, S.Th.

BACA JUGA  Pdt. Jerry Marawis, MA.MPd “Teladani Nabi Abraham”

Sedangkan Ketua Umum GKSI, dengan tegas berkata aparat mesti cepat menangkap para pelaku dan diberikan hukuman yang setimpal. “Ini segera di tangkap, berikan hukuman yang setimpal. Aparat harus cepat sebelum kelompok MIT ini Kembali mencari korban (warga) yang tidak memiliki kekuatan perlawanan serta tidak berdaya,”tegas Pdt. Marjiyo.

Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (DPP GAMKI) mengecam keras tindakan yang dilakukan oleh teroris kelompok MIT. Pernyataan ini disampaikan Ketua DPP GAMKI Bidang Persekutuan dan Kerohanian, Pdt. Sufriadi Mei Suhendra, Jumat (14/5).

“Menurut informasi rekan Pendeta yang melayani di sana, ada lima orang tak dikenal yang tiba-tiba datang ke kebun masyarakat yang merupakan warga jemaat Gereja. Kemudian warga dibantai secara sadis. Mereka adalah warga yang bekerja keras mengelola kebun untuk dapat menghidupi keluarga mereka,” kata Sufriadi.

GAMKI menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya empat warga atas tindakan terorisme yang sebelumnya sudah pernah terjadi pada akhir tahun 2020. “Kami mempertanyakan bagaimana evaluasi program deradikalisasi yang dilaksanakan oleh BNPT. Kepala BNPT pada bulan Agustus 2020 lalu memberikan bantuan alat peternakan kepada eks napi teroris dan meresmikan rusun di Poso. Sayangnya saat ini, warga yang tidak berdosa masih menjadi korban pembantaian para teroris,” ujarnya.

BACA JUGA  Pdt. Gomar Gultom di Kongres XI GAMKI Bicara Krisis dan Tantangan yang Gereja Hadapi

Menurut Sufriadi, penanggulangan terorisme harus dilakukan secara adil dan komprehensif, salah satunya adalah dengan memberikan perlindungan dan jaminan keamanan kepada warga yang berada di wilayah rawan aksi terorisme.

“Di satu sisi kami meminta negara melalui Polri dan TNI untuk menindak tegas para pelaku aksi terorisme, sembari tetap memberikan program deradikalisasi yang terukur kepada eks teroris yang ingin kembali hidup bersama masyarakat. Namun di sisi lain, masyarakat umum harus diberikan jaminan keamanan. Sangat miris, eks teroris mendapat perhatian, namun warga baik-baik justru kehilangan nyawa,” ungkapnya.

Sufriadi meminta masyarakat untuk tetap waspada dalam melakukan aktifitas sehari-hari dan menjalankan sistem keamanan desa. “Masyarakat harus kembali menjalankan sistem keamanan desa secara rutin dan disiplin bekerjasama dengan Polri dan TNI setempat. Semoga tidak ada lagi warga yang menjadi korban dan aparat Polri – TNI dapat segera menuntaskan operasi pemulihan keamanan di Poso,” pungkasnya.

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
2
+1
2
+1
0
+1
1
+1
0
+1
1
+1
1

1 KOMENTAR

  1. Atas nama Generasi Muda Lore menyampaikan agar peristiwa ini menjadi perhatian dan masuk prioritas pemerintah ditangani dengan serius dan berkelanjutan jgn seperti korban -korban sebelumnya selesai pemakaman selesai juga urusan tidak pernah tuntas akan mau berapa korban lagikah ??? segitu murahnya nyawa manusia ? Mereka hanya masyarakat petani yg butuh hidup menafkai keluargax apa lagi yg korban kemarin satu org dalam keadaan sakit sungguh kejam??saya mohon kali ini harus tuntas jgn diberi ruang bagi mereka menjalankan aksinya ribuan aparat keamanan mereka hanya sekelompok kecil masa tdk bisa ?????

Tinggalkan Balasan ke Helvie Etmawati Gae, S.KM Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini