Ketua Umum API, Pendeta Harsanto Adi (Foto: DOK MI)
Ketua Umum API, Pendeta Harsanto Adi (Foto: DOK MI)

JAKARTA – Sebentar lagi 171 daerah di Indonesia akan berpartisipasi dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak. Hal ini merupakan peristiwa menarik dan kali pertama dalam sejarah Pilkada di Indonesia.

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Pendeta Indonesia (API) menyerukan pesan kepada para anggota API di mana pun berada. Melalui Ketua Umum API Pendeta Harsanto Adi, salah satu seruannya adalah meminta para anggota API membangun menara doa supaya dalam penyelenggaraannya aman, tertib dan Tuhan saja yang memilih calon mana yang tepat memimpin suatu daerah.

Berikut ini isi lengkap seruan DPP API untuk Pilkada Serentak 2018. Pertama, Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar melaksanakan Pilkada serentak dengan baik dan damai. Presiden mempersilahkan pilih kandidat terbaik setelah itu rukun kembali. Negara kita ini majemuk dengan beraneka macam suku, jangan karena Pilkada persaudaraan kita menjadi tidak bersatu. Presiden mengimbau masyarakat memilih sesuai dengan aturan yang berlaku. Silahkan memilih, setelah itu rukun kembali, jangan saat kampanye saling menjelekkan, mencemooh, kita lupa bahwa kita bersaudara setanah air. Selanjutnya beliau mengingatkan sering kita lupa saat kampanye sementara persatuan harus kita rawat dan pelihara jangan gara gara pesta demokrasi lima tahun sekali kita melakukan kesalahan besar. Terlalu besar pengorbanan Indonesia jika hanya karena Pilkada, masyarakat lantas tidak menjaga suasana kondusif. Kita Para Pendeta adalah bagian dari bangsa Indonesia, selain tunduk kepada Undang-undang negara, kita juga perlu mendengar dan melaksanakan pengarahan pemimpin kita yakni Presiden RI.

BACA JUGA  Kesan dan Pesan dari Mukernas GPdI Malang Pada 14-16 Mei 2019

Kedua, namun demikian kita juga harus cerdas dan waspada terhadap upaya-upaya ingin menggagalkan dan mencederai Pilkada serentak ini. Jelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2018 hendaknya kita mewaspadai pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, dimana ingin menghembuskan isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA). Isu SARA ini bahayanya melebihi politik uang. Masyarakat bisa terbelah akibat isu SARA. Bangsa ini punya pengalaman akibat digunakannya isu SARA di Pilkada DKI Jakarta, masyarakat di Ibu Kota hingga saat ini terbelah.

Untuk itu, DPP Asosiasi Pendeta Indonesia meminta penyelenggara Pemilu untuk dapat bertindak tegas dalam menghindari isu SARA tersebut. Diduga kuat isu SARA masih akan digunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab pada Pilkada 2018 ini.

Kemungkinan besar beberapa daerah yang akan melaksanakan Pilkada perlu diantisipasi khususnya agar tidak menjadi tempat berkembangnya isu SARA.

Perhatikan adanya penyesatan dari Pihak-pihak tertentu, yang menganggap tidak ada masalah, dan dengan demikian akan membuat kita lengah dan tidak siap. Diduga kuat Politik yang bercampur aspek SARA, politik identitas ini akan digunakan ulang, dengan membangun “Politik kebencian berbasis identitas yang dampaknya akan membelah masyarakat. Hal ini tidak bisa kita biarkan, karena akan menjadi preseden buruk pada tahun politik 2018 dan 2019 mendatang. Kontestasi politik dengan menggunakan isu SARA ini bisa menjalar ke skala yang lebih besar sebab, Pilkada 2018 adalah pemanasan menuju Pemilu 2019.

BACA JUGA  Kasih dalam Aksi API DKI

Ketiga, kepada jajaran Asosiasi Pendeta Indonesia dimana pun Anda berada, posisi Anda adalah pemimpin umat dan masyarakat. Untuk itu pahami benar dinamika Pilkada 2018 ini, selain masalah politik identitas, juga akan muncul banyak masalah seperti masih adanya penduduk yang belum mermiliki KTP elektronik, berita hoaks, politik uang, serangan fajar dan sebagainya.

Konsentrasi untuk terus mendorong umat/jemaat yang memiliki hak pilih bebas menentukan calon kepala daerah, bertanggungjawab, tanpa takut tekanan dari pihak-pihak tertentu. Tidak terjebak dalam politik praktis termasuk dalam sayap-sayapnya. Pilih calon kepala/wakil kepala daerah yang nasionalis, toleran, cerdas, jujur, rekam jejaknya tidak korupsi, dan kinerjanya baik.

Keempat, terus bangun menara menara doa dimanapun Anda bertugas dan melayani, kiranya Tuhan akan memimpin siapa saja yang sedang mendapat amanah untuk menyelenggarakan, mengamankan dan mengikuti Pilkada Serentak 2018, sehingga Pilkada Serentak 2018 ini akan berlangsung dengan aman, damai, berkualitas, untuk kesejahteraan dan kejayaan bangsa dan Negara Indonesia yang kita cintai.

Hal ini tentunya sesuai dengan tuntunan Firman Allah:”Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” (Yeremia 29:7).

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini