
JAKARTA – Full Gospel Business Men’s Fellowship International (FGBMFI), Regional DKI 1, pada 8 Mei 2025, menggelar acara Regional Voice Gathering (RVG), di salah satu restoran yang berada di Kelapa Gading, sebagai perwujudan program nasional FGBMFI, yaitu akselerasi – LEVEL UP dari Voice Departemen FGBMFI. Acara tahunan ini sangat dinantikan pembaca setia dan yang aktif menyebarkan majalah voice.

Acara dirangkai dengan menarik dan bervariasi, di antaranya, voice award 2025, sebuah penghargaan yang diberikan kepada pelanggan setia majalah voice yang telah menunjukkan loyalitas dan dedikasi mendukung majalah voice dalam 3 M yaitu membeli, membaca dan membagikan.
Seperti ditulis dalam siaran pers FGBMFI Regional DKI 1, yang masih berada dibawa kepemimpinan Anton Widodo, memberikan penghargaan, bertujuan untuk mengapresiasi kontribusi dan dukungan yang telah diberikan oleh pelanggan setia majalah voice.
Ketua panitia, Didi Nurcahya pada awal acara RVG, memberikan apresiasi serta berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah terlibat dan mendukung jalannya kegiatan tersebut. Termasuk pembicara dan pesaksi yang berbagi pengalaman dan inspirasi dalam iman. . “Buat saya, ini semua untuk kemuliaan Tuhan,” kata Didi.
Sedangkan pesanya, ia mengajak semua yang hadir untuk menjadikan acara RVG DKI 1 ini momentum penting untuk saling menguatkan dan membangun.
National Presiden FGBMFI, Dalie Susanto, diawal acara memberikan sambutan. “FGBMFI” teriaknya. Dijawab semua yang hadir, yang sudah sangat familiar dengan kata tersebut. “ Be Strong In The Lord” .

Dalie Susanto melanjutkan, “Be Strong In The Lord” dijawab lagi oleh semua yang hadir “FGBMFI”.Dalie Sutanto kembali berkata “LOF” dijawab ibu – ibu yang hadir “Be Strong In The Lord”.
“Saya mesti ngomong LOF, memang malam ini mereka tidak banyak yang hadir. Tapi kalau saya tidak ngomong, saya bisa ‘dicegat’ di pintu keluar,” katanya dan melanjutkan dengan mengucapkan salam sejahtera dan selamat malam kepada semua yang hadir.
Dalie menuturkan, hari ini menjadi hari istimewa buat semua yang hadir karena ikut terlibat menghidupkan kembali semangat pelayanan kesaksian dan persekutuan lewat majalah voice. “Majalah voice, bukan sekedar bacaan tetapi adalah alat Tuhan yang mencatatkannya Roh Kudus, dalam hidup para bisnisman, professional, dan keluarga – keluarga di FGBMFI dan LOF,”.
Dalam penjelasan itu, Dalie Susanto meresmikan logo baru dari majalah voice, sekalian meluncurkan portal berita (media online) www.majalahvoicenews.com. “ Saya memberikan apresias yang tinggi kepada seluruh team yang ada di voice yang dikomandoi oleh National Voice Director, Ferry Gregorious.
National Presiden FGBMFI, Dalie Susanto, menegaskan majalah voice diterbitkan dengan tujuan. Pertama menghidupkan kembali semangat kesaksian. Kedua, memperluas jaringan persekutuan. Ketiga menyalakan kembali api panggilan. Keempat, Mendukung alat kesaksian majalah voice untuk menjangkau dunia marketplace.
“Pada kesempatan ini, saya sebagai Nasional Presiden FGBMFI mengajak kita semua, Ayo, dukung majalah voice. Mari terus dukung majalah voice dengan membeli, membaca dan membagikan. Jadikan Majalah Voice alat kesaksian kita untuk membawa terang Kristus di tengah dunia yang haus harapan,”pintanya.
Setelah memberikan sambutan, National Presiden FGBMFI, Dalie Susanto, ‘meluncurkan’ secara resmi portal berita majalah voice. “Tanggal 8 Mei 2025, saya resmikan logo dan portal berita (online) www.majalahvoicenews.com, dapat digunakan sampai Tuhan Yesus datang, di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, dan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin,”.
Logo baru dari majalah voice menurut National Presiden FGBMFI, Dalie Susanto, dirancang untuk mewakili semangat baru dan arah baru majalah voice dalam menyajikan konten yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan pembaca serta menjadi salah satu pelayanan dalam mengenalkan FGBMFI. Sedangkan portal berita, akan menjadi platform baru bagi majalah voice untuk menyajikan berita dan informasi yang aktual dan berkualitas secara digital.
Setelah diluncurkan secara resmi logo baru dan portal berita majalah voice, panitia menghadirkan beberapa orang untuk bersaksi, di antaranya Tan Sriadi Sudono dan Tommy Sulaiman.
Kedua orang yang bersaksi, isinya memperkuat kehadiran majalah voice. “Majalah Voice ini luar biasa. Dulu saya tidak mengerti tentang majalah voice, buat apa, malas juga. Tapi saya menjadi senang dengan majalah voice ketika buka dan masuk ke halaman – halamannya, ada kesaksian yang dapat menyelematkan. Jadi kita tentu memahami keselamatan itu dilalui dari halaman, masuk ruang tamu dan dapur,”tutur Tan Sriadi Sudono.

Bagi yang tidak pintar bicara, terang Tan Sriadi Sudono, maka dapat menggunakan majalah voice untuk “menyelamatkan” orang. “Saya tidak pintar ngomong, jadi saya kalau kemana – mana selalu membawa majalah voice. Saya turun makan ke restoran, saya bawa satu, habis makan saya tinggal saja di restoran. Saya tidak kasih orang, saya tinggalkan saja. Dengan begitu, ada kesempatan orang diselamatkan ketika membaca kesaksian – kesaksian yang ada di majalah voice,”terangnya.
Tan Sriadi Sudono, memperkuat kesaksiannya dengan menceriterakan pengalaman seorang yang bernama Gideon. Dimana Gideon sedang dalam perjalanan menggunakan bus. Saat berada di bus itu Gideon menemukan majalah voice. “Gara – gara baca majalah voice itu, Gideon bertobat—sekarang Gideon diberkati. Kenapa bisa bertobat? Karena Tuhan pakai majalah voice, yang ditinggalkan oleh seseorang—tidak tahu siapa orang yang meninggalkan majalah voice tersebut, tapi Tuhan catat orang itu. Bagaimana yang merasa tidak pandai berbicara, tetapi ingin menyampaikan kabar baik, untuk menyelamatkan orang lain—pakailah majalah voice,”tegasnya.

Begitupun dengan kesaksian yang disampaikan, Tommy Sulaiman. “Isinya majalah voice adalah kesaksian-kesaksian yang dapat membuat orang bertobat—kembali berharap kepada Tuhan,” tuturnya.
Tidak lengkap tentu kalau acara rohani Kristiani tidak ada firman Tuhan. Itu sebabnya, panitia menghadirkan seorang pembicara yang sudah tidak asing ditelinga para pembaca, yaitu hambanya yang dipakai Tuhan di dunia marketplace, siapa lagi kalau bukan, Andreas Nawawi.

Pada kesempatan itu, Andreas Nawawi menjadikan Firman Tuhan yang ada di dalam, I Samuel 11 : 7 sebagai ayat pijakan penjelasan firman Tuhan, khususnya soal berusaha dengan kekuatan manusia dan berusaha dengan melibatkan Tuhan. “ Kejadian di dalam ceritera I Samuel 11 ini mirip dengan kejadian hari – hari ini. Bukankah seringkali kita sebagai manusia berusaha dengan kekuatan kita? Ingat! kalau kita hanya mengandalkan usaha manusia, saya katakan pasti gagal. Firman Tuhan berkata, terkutuklah orang yang mengandalkan kekuatanya sendiri. Tetapi diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan. Pergumulan kita kalau tidak meminta campurtangan Tuhan, semuanya akan gagal,”tegasnya.
Andreas Nawawi menyitir firman Tuhan yang ada di Yoshua 1 : 7 – 8. “Jangan lupa memperkatakan Firman setiap hari, merenungkannya dan melakukannya maka perjalananmu akan berhasil dan kamu akan beruntung. Ini cara yang harus dipakai oleh kita – kita yang hadir agar tidak susah diberkati oleh Tuhan,”paparnya.
“Saya tidak tahu sejauh mana anda mengadapi tantangan hidup tapi bagaimana anda mengadapi tantangan hidup, itu menjadi hal yang penting. Saya mengajak mulai hari ini stop bicara negatif—stop bicara keadaan lagi sulit, sebab firman Tuhan menuliskan bahwa masa sulit akan makin menjadi – jadi, suku bangsa akan melawan suku bangsa. Itu sebabnya ikuti cara Tuhan,”urainya.
Pada kesempatan itu, Andreas Nawawi berkata, yang membuat Saul mendapatkan dukungan dari seluruh suku Israel sehingga menjadi Raja. Pertama, melakukan hal – hal yang dikehendaki Tuhan—mengindari hal – hal yang tidak dikehendaki Tuhan. Dalam menghadapi situasi yang sulit, gunakan satu – satunya senjata yang Tuhan berikan pedang firman Tuhan—yaitu mulut.
“Rupanya satu kelemahan kita yaitu ngmongin hal – hal negatif. ‘Ini loh lagi krisis, keadaan lagi susah, bisnis lagi tidak baik’, ngomongin susah terus—jadinya ya susah sendiri. Artinya, engaku sedang mengijinkan panah api iblis masuk dalam dirimu dan itu akan menghancurkan iman percayamu,” tegasnya dengan menutup firman Tuhan, lewat kutipan, dalam Yakobus 4 : 4 dan Galatia 6 : 7
National Voice Director, Ferry Gregorious, baik dalam sambutannya, dan juga dalam perbincangan dengan wartawan yang hadir, berkata FGBMFI hadir di Indonesia memasuki tahun emas, tahun ke 50. Majalan voice mengalami reborn, dan perubahan – perubahan baru. “Majalah voice hari ini mempunyai logo yang baru, isinya dari majalah voice (cetak) juga sedikit ada perubahan, di mana pesaksinya ada dari FGBMFI, dan Young Movement, serta LOF, jadi komplit,”.

Majalah Voice dijelaskan National Voice Director, Ferry Gregorious adalah bagian dari perjalanan FGBMFI, termasuk majalah voice yang ada di Indonesia. “Sejak kehadiran majalah voice di Indonesia, tahun 1985 sampai sekarang sudah terbit 160 edisi. Puji Tuhan saat ini majalah voice telah dicetak lebih dari 22.000 exp, dikirim ke seluruh regional FGBMFI di Indonesia, dan beberapa regional yang ada di luar negeri, seperti, New Zeland, Singapur dan Asia Pasifik,”.
National Director Departemen FGBMFI, Ferry Gregorious megungkapkan majalah voice ini adalah silent ministry untuk menjangkau pria – pria. Satu hal lagi bahwa moto dari majlah voice adalah 3M yaitu Membeli, Membaca dan Membagikan. “Jadi bila membeli majalah voice jangan diletakkan di rumah, harus dibaca dan dibagikan juga,”.
Diluncurkannya logo baru dan portal berita, menurut National Voice Director, Ferry Gregorious, itu semua untuk menjawab dan mengikuti perkembangan teknologi. “Sekarang selain bisa membaca di majalah voice cetak, bisa dibaca juga di portal berita. Di dalam portal berita majalah voice ada artikel Kesehatan, life stile, hukum dan masih banyak lagi. Kita percaya, majalah voice ini akan menjadi bagian dari pelayanan kita semua dalam menjangkau jiwa,”.
Sebagai informasi, majalah voice terbitan FGBMFI dapat dibeli secara umum dengan harga Rp. 5000, minimal 20 Exp. Untuk mendapatkan majalah voice, dapat mengubungi FGBMFI disetiap chapter atau regional. Tentu dengan semangat, Membeli, Membaca dan Membagikan, agar makin banyak jiwa yang diselamatkan.























































