Harry Mandagi dan Susan Mandagi

JAKARTA – Adanya Perang Israel – Palestina ( Gaza ) menimbulkan banyak pertanyaan di benak umat manusia, khususnya di lingkungan umat Kristiani, soal keistimewaan bangsa Yahudi (Israel) di “mata” Tuhan. 

Salah satu yang terlihat “mencolok” hampir mayoritas nabi yang ada dicatat di kitab – kitab, berlatarbelakang Yahudi. Begitupun dengan Yesus Kristus Sang Mesias, yang menyelamatkan umat manusia dari dosa, lagi – lagi latarbelakangnya Yahudi.

Yesus Kristus Yahudi

Kehadiran Yesus Kristus menjadi penyelamat umat manusia dari dosa, tidaklah tiba – tiba hadir atau tiba – tiba muncul. Melainkan kehadiran Yesus di dunia ini sudah dinubuatkan pada saat Adam – Hawa jatuh dalam dosa. Allah sudah mempersiapkan akan adanya Sang Juruselamat. 

Kejadian 3 : 15 “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”

Kata “keturunanmu” ini menunjuk kepada keturunan Hawa. Itulah Injil mula-mula atau dikenal dengan “Proto-Evangelium”.

Setelah Kejadian 3, nubuat kehadiran Yesus sebagai Juruselamat datang dari bangsa Yahudi makin jelas. Kitab para Nabi termasuk, kitab Yesaya dan Mazmur banyak menulis kehadiran Yesus dari bangsa Yahudi.

Kenapa Yahudi atau Israel? Karena Allah telah memilih bangsa tersebut sebagai bangsa pilihan dimana Allah membedakan bangsa pilihan-Nya dengan bangsa-bangsa lain. Perbedaannya di mana? Bangsa pilihan-Nya harus menyembah kepada Allah Israel, dengan berbagai peraturan yang ada. Sedangkan bangsa lain, menyembah pada dewa-dewa dan  berhala-berhala. 

Karena sudah dinubuatkan dari awal sejak kejatuhan Adam dan Hawa, keturunan (bukan keturunan-keturunan) dari perempuan (Hawa) inilah yang akan meremukkan keturunan ular (iblis). 

Ketika Abaham hendak mengorbankan Ishak atas perintah Allah, Allah berkata kepada Abraham untuk tidak mengorbankan Ishak dengan mengatakan: “…. engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku” (Kej 12:22). 

Kata “tunggal” dalam bahasa Ibrani dipakai kata “yachid” yang berarti “satu mutlak”, tidak ada yang lain. Mengapa Allah menggunakan kata “yachid” menunjuk kepada Ishak padahal Abraham mempunyai dua anak selain Ishak.

Allah ingin mengatakan kepada Abraham bahwa hanya Ishak satu-satunya keturunan Abraham yang adalah anak perjanjian, bukan yang lain (Ibr 11:18) dimana lewat keturunan Ishak yang akan datang seorang Mesias.

Perjanjian Allah kepada Abraham bahwa melalui keturunan Abraham semua bangsa di bumi akan mendapat berkat (Kej 22:18). Rasul Paulus mengutip ayat ini di Kis 3:25 dimana dia katakan melalui keturunan Abraham, semua bangsa di muka bumi akan mendapat berkat. “Berkat” apa yang dimaksudkan disini? 

Mari melihat di surat Paulus yang lain kepada jemaat Galatia. (Gal 3:8, 16),  (8) Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: “Olehmu segala bangsa akan diberkati.” (16) Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan “kepada keturunan-keturunannya” seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: “dan kepada keturunanmu”, yaitu Kristus.

BACA JUGA  Ibadah Peringatan Satu Tahun Pulangnya Pdt. J.E. Awondatu ke Rumah Bapa di Surga

“Keturunanmu” atau keturunan Abraham yang dimaksud di Kej 22:18 adalah Kristus (Gal 3:16) dimana kata yang dipakai dalam bentuk tunggal (singular) untuk keturunan. Merujuk kepada konteksnya, melalui Yesus, semua bangsa akan mendapat berkat (Gal 3:8) yaitu berkat keselamatan. Itulah perjanjian Allah kepada Abraham. 

Sebagai bukti, silsilah Yesus diungkap dalam Kitab Matius 1 : 1 – 17. Keturunan Yesus itu di mulai dari Abraham sampai Daud ada 14 keturunan. Dari Daud sampai kepada pembuangan ke Babel ada 14 keturunan. Dari pembuangan ke Babel sampai kepada Kristus ada 14 keturunan.

Mengapa garis keturunan Yesus Kristus dicatat begitu detail didalam Alkitab? Untuk menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah manusia sejati dengan adanya silsilah yang jelas garis keturunan-Nya. Dia memang Allah sejati tetapi Dia juga manusia sejati yang mempunyai garis keturunan biologis. 

Termasuk proses kelahiran Yesus kalau diperhatikan, Allah ingin memperlihatkan kepada manusia bahwa Yesus benar – benar manusia secara biologis, secara natural. Bersamaan dengan itu Allah juga memperlihatkan kepada manusia bahwa Yesus hadir di dunia melalui proses seperti laiknya manusia biasa yang dikandung dalam rahim ibunya selama 9 bulan dan dilahirkan dengan cara natural seperti laiknya seorang manusia, sekaligus supranatural karena tidak dibuahi oleh sperma seorang laki-laki. Kristus adalah pribadi yang unik, Dia adalah Allah sekaligus manusia, yang tidak ada dan tidak akan pernah ada lagi pribadi seperti ini di dalam dunia.

Dalam silsilah Tuhan Yesus (Mat 1:1- 2), Dia dari garis keturunan Ishak, anak Abraham, yang memperanakkan Yakub yang kemudian namanya diubah menjadi Israel. Yakub mempunyai 12 anak laki-laki yang kemudian disebut 12 suku Israel. Yesus Kristus dari garis keturunan bangsa Israel dari suku Yehuda. 

Dari sisi kemanusiaan Yesus Kristus sangat jelas dalam garis keturunannya (Mat 1:1-17), dari sisi ke Allahan nya pun dinyatakan disepanjang Alkitab. Dia menyatakan pra-eksistensi-Nya bahwa Dia sudah ada sebelum Abraham ada (Yoh 8:58).

Pengakuan Tuhan Yesus sendiri bahwa keselamatan datang dari bangsa Yahudi (Yoh 4:22) selaras dengan garis keturunan-Nya. Oleh karena itu Allah memilih bangsa Israel sebagai bangsa pilihan-Nya untuk menurunkan Sang Mesias. Ikatan perjanjian Allah dengan bangsa Israel secara lahiriah sampai kedatangan Kristus ke dunia ini. 

Itulah cara Allah memperkenalkan diri-Nya kepada umat manusia, siapa Allah yang benar-benar Allah melalui bangsa Israel. Allah mengadakan pembedaan bangsa Israel dengan bangsa-bangsa lain di dalam menyembah Allah yang benar dimana bangsa-bangsa lain menyembah berhala. 

Hukum Taurat juga diberikan untuk membedakan bangsa Israel dengan bangsa lain. Hukum-hukum dan larangan-larangan bagi bangsa Israel juga sebagai wujud pembedaan Allah yang disembah. Larangan untuk kawin campur dengan bangsa lain untuk mengajarkan suatu kebenaran yang tidak boleh dicampur dengan kekafiran. Semua pembedaan ini Allah berikan dalam rangka memperkenalkan diri-Nya kepada umat manusia. 

BACA JUGA  Sidang PGIW DKI Jakarta Dihadiri Gubernur DKI Jakarta dan Sekum MPH PGI

Walaupun dalam kenyataaannya bangsa Israel sering memberontak kepada Allah Israel dengan menyembah berhala kepada “allah asing”, dewa-dewa dan patung-patung buatan tangan manusia. 

Berulang kali Allah memakai bangsa lain untuk menghukum bangsa Israel akibat pemberontakan mereka. Akan tetapi Allah tetap setia kepada janji-Nya, bagi bangsa pilihan-Nya dalam menggenapi rencana-Nya yaitu dengan satu tujuan, Kristus akan datang melalui bangsa Israel. Itulah ikatan perjanjian Allah dengan bangsa Israel sampai kedatangan Tuhan Yesus ke dalam dunia pada Natal itu. 

Apakah perjanjian Allah kepada bangsa Israel berlaku kekal? Berlaku sampai genap rencana-Nya waktu kedatangan Kristus ke dunia ini. Sejak saat itulah ikatan perjanjian Allah bukan lagi dengan bangsa Israel tetapi dengan gereja-Nya, yaitu seluruh suku bangsa yang satu dalam tubuh Kristus. Berbeda dengan ikatan perjanjian Allah dengan bangsa Israel sampai kedatangan Kristus yang pertama kali itu bersifat lahiriah, ikatan perjanjian Allah dengan gereja-Nya bersifat rohaniah yaitu providensi Allah sampai kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali.

“Tidak semua orang Israel adalah Israel, tidak semua keturunan Abraham adalah anak Abraham” (Rm 9:6-7), ini berbicara bahwa tidak semua orang Israel yang diselamatkan dan tidak semua keturunan Abraham juga diselamatkan. Ada Israel “jasmani” dan ada Israel “rohani”, begitu pula ada keturunan Abraham “jasmani” dan keturunan Abraham “rohani”. Orang percaya adalah Israel rohani dan keturunan Abraham secara rohani. 

Ini ditegaskan di ayat selanjutnya Rm 9:8 “Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar.” Kalimat “bukan anak-anak menurut daging” artinya bukan orang-orang percaya, sebaliknya yang dianggap sebagai anak-anak perjanjian adalah orang-orang yang diselamatkan. Ini selaras dengan apa yang dikatakan rasul Yohanes.

Yoh 1:13 “Orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah,”.

Ikatan perjanjian Allah dengan bangsa Israel sebagai bangsa pilihan disebut  “Israel jasmani” dan ikatan perjanjian Allah sekarang dengan gereja-Nya disebut “Israel rohani”.

Penulis : Harry Mandagi, adalah seorang pemerhati yang memiliki panggilan pelayanan untuk umat Kristiani di Indonesia lintas Sinode Gereja.

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
2
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini