JAKARTA – Letjen TNI (Purn) Tiopan Bernhard Silalahi atau lebih dikenal dengan TB Silalahi, menjadi pembicara utama dalam diskusi yang digelar DPP GAMKI (Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia) Bidang Diplomasi & Hubungan Internasional serta Bidang Ketahanan Nasional, Pertahanan, & Keamanan, di Gedung Artha Graha, Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Mantan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara pada Kabinet Pembangunan VI ini dalam kesempatan tersebut memberikan wejangan kepada para pemuda yang hadir siang itu. Sebelum masuk ke dalam topik utama “Peran Pemuda Gereja Dalam Kepemimpinan dan Pembentukan Karakter Bangsa di Era Revolusi Industri 4.0”, TB Silalahi menceritakan riwayat hidupnya, termasuk bercerita tentang bagaimana dirinya susah payah meniti pendidikan dan karir di tengah keterbatasan yang ada. “Kalau mau sukses, maka harus benar-benar berjuang. Tunjukan kalau ini lebih hebat, kita harus satu langkah lebih maju,” ungkapnya.
Apa yang ia ceritakan bukan untuk sombong, melainkan untuk memotivasi para peserta. Ia ingin, para pemuda saat ini lebih giat dalam belajar, bekerja, dan bisa menumbuh kembangkan kreativitas.
Lelaki berdarah Batak ini berkata, dunia sekarang sangat berbeda dengan dunia dasawarsa sebelumnya. Ini ditandai dengan revolusi industri, mulai dari revolusi industri 1.0 hingga kini sudah masuk dala revolusi industri 4.0. “Revolusi industri 4.0. Inilah era di mana teknologi otomatisasi berkolaborasi dengan teknologi cyber,” jelasnya.
Katanya lagi, revolusi industri harus disikapi dengan cerdas oleh para pemuda khususnya pemuda Kristen agar tidak tergilas oleh zaman. Sejak dini, anak muda harus diperlengkapi dengan berbagai kemampuan yang sesuai dengan bakat dan memiliki kecerdasan emosi, serta spiritual. “Kita harus memiliki standar yang berbeda. Bukan standar yang sama atau sedikit lebih tinggi, tetapi standar yang jauh lebih tinggi dari orang lain. Jadi kalau orang lain standarnya 10, kita harus punya standar minimal 30. Hanya dengan demikianlah kita akan menjadi orang yang kompetitif,” tegasnya.
Lebih jauh, TB Silalahi menekankan pentingnya visi. Seorang pemuda agar bisa meraih kesuksesan, juga harus memiliki visi yang jelas dan terukur untuk mencapai visinya tersebut. “Setiap pemuda gereja harus memiliki visi menjadi agent of change. Orang yang memiliki kesadaran seperti itu akan lebih bertanggungjawab dalam menjalani hidup,” paparnya.
Sementara itu, Sekjen GAMKI Sahat P Sinurat menjelaskan, diskusi ini digelar untuk memberikan gambaran para pemuda Kristen tentang situasi terkini, sekaligus dapat belajar dari sosok seorang TB Silalahi.
Usai pemaparan, acara dilanjutkan dengan tanya jawab kemudian ditutup dengan penyerahan cindera mata, baik dari GAMKI kepada TB Silalai, maupun sebaliknya.