BANTEN – Selasa (23/9/2019) bertempat di sebuah hotel di kawasan Karawaci, Tangerang, Departemen Organisasi Majelis Pusat (MP) Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) menggelar Rapar Koordinasi Nasional (RAKORNAS), dari Selasa-Rabu (23–24/9/2019), sesuai informasi yang diterima tabloidmitra.com, akan dibuka oleh Ketua Umum (Ketum) GPdI, Pdt. DR. Jhon Weol, MM, M.Th yang langsung memberikan Pandangan Umum Rakornas Departemen Organisasi dan Hubungan antar Lembaga MP GPdI.
Hadirnya tabloidmitra.com di arena Rakornas Departemen Organisasi MP GPdI, karena ingin mendengar pemaparan-pemaparan dari Ketum GPdI yang memiliki latar belakang pendidikan lulusan salah satu universitas swasta ternama (terbaik) di Indonesia.
Selain itu, karena yang hadir dalam acara itu adalah Ketua-ketua Departemen Organisasi GPdI dari 33 provinsi se-Indonesia, yang berjumlah 41 peserta plus panitia dan MP.
Di arena Rakornas, sejak pukul 12.30 wib, tabloidmitra.com melihat peserta Rakornas, satu demi satu tiba di hotel dan langsung menuju meja registrasi yang bertepatan adanya di lobby hotel.
Panitia yang ada begitu sopan dan bersahabat melayani tamu-tamu yang ada, termasuk hamba Tuhan dan beberapa wartawan yang bukan peserta Rakornas. Semua, tanpa melihat siapa, panitia menawarkan kopi dan kue yang sudah disediakan.
Mendekati jam pembukaan Rakornas, sesuai jadwal yang ada di buku acara, pukul 16.00 WIB, nampak Ketum GPdI Pdt. DR. John Weol, MM, M.Th tiba di lobby hotel. Saat itu sejumlah panitia langsung mendatanginya.
Pantauan tabloidmitra.com, sang Ketum terlebih dahulu masuk ke restorant hotel ditemani panitia. Tidak beberapa lama Pdt. DR. Jhon Weol, MM, M.Th, keluar dari restoran menuju ruangan dilaksanakannya pembukaan Rakornas, sudah ditemani Ketua Bidang Luar Negeri, Pdt. Herry Lumatauw dan pembicara dengan topik Seminar Organisasi dan Tata Kelola Organisasi Gereja, Pdt. Dr. Robert Longkutoy, MA, M.Th, serta beberapa panitia.
Setelah rombongan pimpinan GPdI masuk, semua yang akan masuk mulai di “absen” oleh panitia, bagi yang tidak memiliki nametag, tidak diizinkan masuk untuk ikut pembukaan. Bahkan untuk mengambil gambar hanya membuka sedikit saja pintu, pihak keamanan buru-buru menutup pintunya agar tidak mengambil gambar.
Perlakuan itu mengundang tanya dari wartawan dan hamba-hamba Tuhan yang bukan peserta Rakornas. “Kalau kami hanya ikut ibadah pembukaannya lalu setelah itu keluar bisa tidak,” tanya wartawan tabloidmitra.com, dijawab oleh panitia “tidak boleh.”
Diskusi antara tabloidmitra.com dan panitia belum selesai, seorang hamba Tuhan GPdI Jawa Barat, Ps. Marcel Ekel, juga dilarang untuk masuk mengikuti ibadah pembukaan. Kali ini yang melarangnya bukan panitia tetapi ada seorang pengamanan hotel yang disiapkan untuk menjaga pintu masuk.
Spontan Ps. Marcel Ekel, bertanya, “Kenapa mau ikut ibadah dilarang? Ada yang perintahkan bapak?,” spontan sang pengaman berkata “Saya dari pihak hotel mendapatkan petunjuk untuk yang masuk menggunakan nametag,” jawabnya.
Jawaban itu tidak memuaskan, tabloidmitra.com mencoba menelusuri ada apa dan kenapa sampai panitia yang tadinya bersahabat lalu “pasang badan” untuk melarang orang yang akan ikut ibadah pembukaan. “Kami hanya menjalankan tugas, ini perintah dari atas. Awalnya kami tidak ada masalah untuk wartawan ikut dalam pembukaan, tapi ini perintah,” jelas seorang panitia yang mengaku juga seorang wartawan.
Tabloidmitra.com, bertanya, sebenarnya ada apa sampai ibadah pembukaan saja tidak bisa diliput? Panitia itu tetap tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Ketika diingatkan kepada panitia yang mengaku wartawan itu supaya dapat melihat UU Pers nomor 40 tahun 1999. “Iya, saya tahu, tenang ya, saya akan berkoordinasi dengan ketua panitia,” katanya dengan penuh persahabatan dan langsung masuk ke dalam acara pembukaan yang sedang berjalan.
Sementara menunggu berita baik dari panitia, muncul pertanyaan dari wartawan-wartawan dan hamba-hamba yang ada saat itu. “Siapakah pimpinan yang dimaksud memberikan perintah untuk tidak mengizinkan wartawan dan hamba Tuhan yang bukan peserta untuk mengikuti ibadah pembukaan?.”
Sekitar 10 menit berlalu, panitia yang ditunggu tidak keluar lagi. Melihat gelagat seperti itu, wartawan-wartawan yang ada langsung meninggalkan tempat pelaksanaan Rakornas Departemen Organisasi yang diikuti Majelis Daerah se Indonesia tersebut.
Tabloidmitra.com mengubungi lewat telepon genggam, Sekretaris Umum GPdI, yang sering dipanggil, Pdt. John Lumenta, tentang alasan sampai untuk ikut ibadah saja tidak diizinkan. “Saya tidak ada di tempat Rakornas, saya tidak tahu apa alasannya. Mestinya orang yang akan ikut ibadah jangan dilarang,” katanya dan mengakhiri dengan menegaskan karena tidak berada di arena Rakornas tidak dapat memberikan jawaban yang sebenarnya. (NS)
Mungkin panitia berpendapat bahwa wartawan yg ingin ikut ibadah itu adalah wartawan yg ngaku2 wartawan yg punya motivasi berita dgn view yg berbeda alias negatif. Disini perlu koordinasi, perlu kesabaran dan jangan merasa lebih krn itu menjurus ke sombong.