Mgr. Ignatius Suharyo. (Foto: IST)

JAKARTA – Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Keuskupan Agung Jakarta, ditunjuk menjadi Kardinal oleh Paus Fransiskus, Minggu (1/9/2019) pukul 12.00 waktu Vatikan.

Dalam siara pers, Sekretaris Keuskupan Agung Jakarta, Romo V.Adi Prasojo, Pr, bersyukur atas pelantikan tersebut. “Puji syukur kepada Tuhan atas kepercayaan dan cinta kasih Paus Fransiskus bagi Gereja Katolik Indonesia dengan pengangkatan Mgr. Ignatius Suharyo menjadi Kardinal. Pelantikan menjadi Kardinal akan diselenggarakan dalam Consistorium (Sidang Para Kardinal) pada 5 Oktober 2019 di Vatikan,” kata Romo V.Adi Prasojo, Pr, hari Minggu (1/9/2019).

Sekretaris Umum (Sekum) Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Gomar Gultom pun ikut senang mendengar kabar tersebut. Hal ini terungkap dari pernyataan Pdt. Gomar yang diterima tabloidmitra.com melalui keterangan tertulis, Senin (2/9/2019). “Proficiat! Saya mengucapkan selamat, atas pengangkatan Mgr Ignatius Suharyo menjadi Kardinal oleh Sri Paus, bersama 12 calon lainnya kemarin, Minggu, 1 September 2019,” ungkap Pdt. Gomar.

Sekretaris Umum PGI Pdt. Gomar Gultom (Foto: dok tabloidmitra.com)

Pdt. Gomar mengatakan, Mgr Suharyo layak menjadi Kardinal karena memiliki pribadi yang sangat mengayomi umat Katolik maupun umat beragama lainnya tanpa memandang sekat gereja dan agama. Hal itu bisa terlihat dari gaya berkomunikasi Mgr Suharyo yang hangat dengan semua orang. “Bagi saya kepercayaan Paus kepada beliau adalah juga sebuah kepercayaan Vatikan kepada Indonesia, sebagaimana pada kurun waktu sebelumnya, untuk ikut ambil bagian dalam pemerintahan Vatikan,” jelasnya.

BACA JUGA  Belasungkawa Ketum PGI atas Wafatnya Paus Emeritus Benedictus XVI

Lebih jauh, Pdt. Gomar yakin Mgr Suharyo mampu mengemban tugas sebagai Kardinal dengan baik dan bertanggung jawab. “Saya juga merasakan sekali sikap kerendahan hatinya, yang sepertinya menjadi dasar pelayanan beliau selama ini sebagai seorang uskup. Saya percaya beliau mampu menjalankan penunjukan ini menjadi amanah, apalagi konsern beliau terhadap dunia pendidikan sangat besar,” kata Pdt. Gomar.

Profil Mgr Iganatius Suharyo

Mgr Ignatius Suharyo lahir di Sedayu, Bantul, Yogyakarta, pada 9 Juli 1950. Putra pasangan Florentinus Amir Hardjodisastra dan Theodora Murni Hardjodisastra ini awalnya tidak berkeinginan menjadi pastor karena ingin menjadi polisi.

Semua berubah ketika dirinya ditanya secara langsung oleh seorang pastor. Pastor tersebut menawarkan kepada dia apakah mau menjadi pastor atau tidak, saat itu Suharyo menyatakan “iya.”

Tahun 1961, Mgr Suharyo masuk Seminari Menengah Mertoyudan di Magelang, Jawa Tengah. Saat itu, ia berkeinginan untuk menjadi imam yang religius. Keinginan tersebut muncul mungkin karena terinspirasi dari sang kakak.

BACA JUGA  Pesan Presiden Jokowi Kepada Peserta Konferensi Gereja dan Masyarakat PGI 2019 

Setelah itu, karena ingin menjadi pastor diosesan/praja, Suharyo memutuskan untuk masuk Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Yogyakarta.

Tanggal 26 Januari 1976, Mgr Suharyo diminta untuk melanjutkan studi ke Roma, Italia, setelah sebelumnya ditahbiskan menjadi imam diosesan. Ia mampu menyelesaikan studi doktor Teologi Biblis di Universitas Urbaniana pada 1981.

Sepulangnya ke Indonesia, Mgr Suharyo berpikir bahwa cita-citanya sebagai paroki akan sirna karena harus mengajar di seminari tinggi selamanya.

Namun, fakta justru berkata lain. Ia ditunjuk menjadi Uskup Agung Semarang menggantikan Mgr Julius Darmaatmadja SJ yang pindah ke Keuskupan Agung Jakarta. Penunjukan Mgr Suharyo tersebut dilakukan oleh mendiang Paus Yohanes Paulus II.

Tanggal 22 Agustus 1997, Mgr Suharyo ditahbiskan sebagai Uskup Agung Semarang. Perjalanan Mgr Suharyo berlanjut saat ia ditunjuk menjadi Uskup Agung Jakarta pada 29 Juni 2010, menggantikan Kardinal Julius Darmaatmadja SJ yang pensiun pada Juli 2009. (NW/DBS)

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini