Perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi sudah sangat cepat dan menyentuh pelbagai aspek kehidupan manusia. Contoh sederhana adalah kepemilikan smartphone, komputer tablet dan sejenisnya yang sudah sangat mudah dijumpai di pelosok negeri ini. Menurut data survei tahun 2017, pengguna telepon seluler (ponsel) di Indonesia mencapai 371,4 juta pengguna atau 142 persen dari total populasi sebanyak 262 juta jiwa. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata setiap orang Indonesia menggunakan 1,4 telepon seluler karena satu orang terkadang menggunakan lebih dari 1 perangkat smartphone. Dari data diatas, penggunaan smartphone harus dikontrol untuk kegiatan yang bersifat positif.
Alkitab memberikan contoh bagaimana Nabi Nuh dengan teknologi ilmu perkapalan yang diperoleh langsung dari Tuhan membangun bahtera untuk menyelamatkan binatang dan manusia yang takut akan Dia (Kejadian 6-9). Alkitab menyaksikan bahwa Nuh adalah seorang Bapa yang beriman dan selalu hidup bergaul dengan Tuhan. Ia seorang Bapa yang selalu berusaha membimbing anggota keluarganya agar senantiasa mentaati seluruh perintah-perintah Tuhan. Contoh lainnya adalah Kain dengan ilmu tata kota dari Tuhan membangun sebuah kota, kemudian diberi nama Henokh (Kejadian 4:17). Bezaleel dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan dari Tuhan merancang dan membuat Tabernakel (Keluaran 31).
Selain itu, Alkitab juga menjelaskan mengenai bagaimana teknologi khususnya tentang Ilmu sipil dan Arsitektur yang disalahgunakan. Manusia dengan kesombongannya berusaha mendirikan menara babel yang bisa sampai ke langit. Akhirnya Allah turun tangan sendiri mengacau-balaukan bahasa manusia, sehingga usaha tersebut gagal.
1 Korintus 10:1-33 mengatakan bahwa kita harus menggunakan teknologi untuk kemuliaan nama Tuhan (1 Korintus 10:31), kita harus dapat memperoleh manfaat positif (1 Korintus 10:23) dan yang terakhir dapat memberkati orang banyak (1 Korintus 10:33).
Bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi informasi sesuai dengan perintah Tuhan? Berikut beberapa contoh pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung misi gereja.
Teknologi informasi mendukung proses komunikasi. Melalui blog, website, Facebook dan Twitter, seorang hamba Tuhan dapat dengan mudah berkomunikasi secara langsung dengan jemaat sepanjang hari dan minggu. Teknologi memungkinkan jemaat dengan mudah memiliki komunikasi langsung dengan hamba Tuhan, dan para hamba Tuhan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam skala yang lebih luas dan lebih jelas. Komunikasi yang berlangsung melalui teknologi membantu pencapaian misi gereja.
Teknologi informasi memungkinkan terbentuknya komunitas. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, komunitas yang lebih besar yang tidak menuntut kedekatan dapat terbentuk. Kedekatan secara fisik tidak diperlukan lagi dalam sebuah komunitas. Contohnya, dengan menggunakan halaman Facebook gereja, jemaat di gereja tersebut dapat berdoa untuk satu sama lain. Terkadang mereka sudah saling kenal, tetapi di lain waktu mereka bertemu satu sama lain melalui Facebook.
Media sosial adalah wadah baru tempat generasi muda berinteraksi. Mungkin tidak wajar untuk generasi sebelumnya, tetapi komunitas untuk orang muda sekarang sudah mulai dan berkembang dengan pesat. Melalui media sosial, Jemaat baru dapat terhubung dengan anggota gereja lain sebelum dia memiliki kesempatan untuk bertemu di pertemuan gereja atau kelompok kecil.
Teknologi informasi memungkinkan kegiatan pemuridan. Gereja bisa memiliki aplikasi di mana orang-orang dapat mengakses garis besar khotbah, dan jemaat dengan menggunakan smartphone untuk mengikuti dan membuat catatan. Teknologi memungkinkan jemaat untuk meningkatkan pengalaman pemuridan mereka di gereja. Teknologi informasi bukanlah tujuan. Tujuannya adalah untuk mewujudkan misi Kristus yaitu untuk menjadikan murid dari semua kelompok orang/bangsa.
Gunakan teknologi di gereja Anda untuk memungkinkan komunikasi, komunitas, dan pemuridan.
*Leo Willyanto Santoso, M.I.T. Alumnus The University of Melbourne dan Dosen Tetap Prodi Teknik Informatika UK Petra Surabaya.
Tulisan ini adalah kiriman dari pembaca tabloidmitra.com, isi dari tulisan di luar tanggung jawab redaksi.