JAKARTA – Makin banyaknya terjadi penjangkitan virus corona Covid-19 di Indonesia tidak membuat masyarakat Indonesia menyerah. Sebaliknya, masyarakat Indonesia, berusaha keras mencari solusi atau menyiasati agar dapat melakukan berbagai hal, termasuk melangsungkan berbagai kegiatan. Tentu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, menjaga jarak, rajin cuci tangan, menggunakan masker.
Itu yang terjadi dalam agenda wisuda Sekolah Tinggi Teologia Injili Jakarta (STTIJA) yang dilangsungkan di masa pandemi Covid-19. Pihak kampus tidak kekurangan cara, untuk menyelenggarakan wisuda.
Setiap wisudawan diminta hadir di aula STTIJA, yang beralamatkan di Jl. Kerja Bakti No. 15, Kampung Makasar, Jakarta Timur, satu jam sebelum acara wisuda dimulai untuk terlebih dahulu dilakukan rapid test.
Puji Tuhan, 33 mahasiswa/I yang akan diwisuda negatif dari covid-19. Tidak hanya mahasiswa yang di rapid test, termasuk para dosen, dan pimpinan Sinode Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) yang memang menaungi STTIJA.
Walau sudah negatif Covid-19, seluruh yang hadir terus diingatkan untuk mematuhi protokol Kesehatan, dengan menjaga jarak, menggunkan masker dan sering mencuci tangan.
Wisuda kali ini, pihak STTIJA tidak memberikan kelonggaran kepada keluarga untuk dapat hadir mengiktui secara langsung. Walau begitu, telah disediakan aplikasi zoom untuk keluarga wisudawan dari rumah dapat mengikuti jalannya acara secara langsung.
Diawal-awal jalannya wisuda, tampak dari beberapa wisudawan bukan senang tetapi sedih. Bahkan, pantauan tabloidmitra.com, ada wisudawan yang tidak tahan mengikutinya, karena sedih.
Wisudawan itu keluar ruangan, menggunakan telepon genggam. Kepada tabloidmitra.com, salah satu wisudawan yang tidak mau menyebut Namanya, Ketika ditanya, “Saya lagi menelpon mama saya,”katanya, dan tidak dapat menyembunyikan rasa senang bercampur sedih karena bisa sarjana tetapi saat wisuda orangtua tidak bisa hadir.
Wisuda STTIJA tahun 2020 ini diberi nama Angkatan “Corona” karena dilangsungkan dalam situasi pandemi Covid-19 yang dikenal dengan virus Corona.
Ketua STTIJA, Willem Frans Ansanay, S.H., M. Pd, mengungkapkan kepada wisudawan, mahasiswa, para orangtua dan undangan yang hadir baik secara langsung di aula ataupun mengikuti lewat zoom, bahwa STTIJA telah diberikan perpanjangan ijin penyelenggaraan Pendidikan dengan keputusan Menteri Agama RI nomor 321 Tahun 2020 dan memiliki status Akreditasi baik dengan SK BAN PT No. 2673/SK/BAN-PT/Ak-PKP/M/IV/2020, untuk program Studi Pendidikan Agama Kristen.
Willwm Frans Ansanay, menegaskan setiap alumni tahun 2020 telah ditempatkan pada sinode GKSI, dengan tugas sebagai pelayan-pelayan Gereja yang memiliki tanggungjawab terhadap pembelajaran umat baik rohani maupun Pendidikan umum.
Ketua Umum GKSI, Pdt. Marjiyo, M.Th, dalam sambutannya, mengatakan GKSI berbahagia karena dengan adanya lulusan dari STTIJA akan menambah kekuatan personil pelayanan dan rohaniawan. “Semua alumnus STTIJA secara otomatis diserahkan sepenuhnya untuk membangun, mengembangkan jemaat-jemaat baik perintisian maupun pendewasaan jemaat yang berada di selutuh Indonesia,”katanya.
Setelah itu ada orasi ilmiah yang disampaikan, Pdt. Iwan Tangka. Kemudian, para wisudawan diapnggil satupersatu, dibacakan indeks prestasinya, dan disematkan toga oleh Ketua STTIJA, dan para dosen yang mendampingi.
Dari nama-nama yang dipanggil, terungkap ada dua masiswa/I yang mendapatkan gelar cumlaude atas prestasinya dan juga nilai yang didapatkan selama masa kuliah. Diberikan penghargaan dengan disematkan sebuah selendang yang bertuliskan “cumlaude”.
Diakhir acara, para wisudawan pose bersama dengan Ketua STTIJA, lalu bersama dengan para dosen serta bersama dengan pimpinan GKSI. Selamat kepada para wisudawan, dan selamat menempuh Pendidikan “baru” Namanya pelayanan jemaat. (NBS)