Selesai penandatanganan SK Pelantikan Ketua:Rektor STT INALTA. Rektor dan Yayasan pose bersama saksi - saksi yang tertulis dalam Surat Pelantikan

JAKARTA – Sekolah Tinggi Teologia INALTA menggelar ibadah untuk pelantikan Ketua/Rektor Periode 2024 – 2029, pada 29 November 2024 di Jakarta, Pdt. Dr. Jemmy Iwan Tangka, M.Div; M.Th, mengusung tema, “Bekerja Bersama Melayani Kristus” Matius 9 : 37 – 38.

Firman Tuhan dalam ibadah pelantikan Ketua/Rektor, STT Institut Alkitab dan Teologia Jakarta, disampaikan alumni STT Inalta yang saat ini sudah menjadi Ketua Sinode Gereja Sahabat Indonesia, Pdt. Kolonel TNI AU, Daniel Albert Tobing, terambil dalam Matius 9 : 37 – 38.

Mayor Jenderal TNI (Purn.) Lodewyk Pusung memberikan sambutan ketika sudah menjabat sebagai Pembina STT INALTA

Pendeta yang mengaku pernah “mondok” di STT INALTA selama 4 tahun ini mengatakan, pelayanan kepada Tuhan adalah panggilan yang bukan hanya diberikan kepada sekelelompok orang tertentu tetapi pada setiap orang yang mengaku dirinya pengikut Kristus atau sebagai orang percaya.

Pdt. Kolonel TNI AU, Daniel Albert Tobing, yang saat ini melayani Gereja yang berada di Halim Perdana Kusuma ini menjelaskan dalam bacaan ayat Matius 9, Yesus telah menggambarkan dunia ini sebagai ladang yang penuh dengan tuaian, namun sangat sedikit pekerja yang siap untuk terlibat.

“Ini yang menjadi latarbelakang persoalan kita, zaman sekarang ini kita dapat melihat banyaknya kebutuhan, banyaknya peluang untuk melayani namun pekerja – pekerja yang siap untuk ambil bagian dalam pekerjaan ini sangat terbatas,”.

Fakta itu, kata Pdt. Daniel A Tobing, membuat Tuhan Yesus harus mengingatkan pengikutNya dengan berkata  “Mintalah kepada Tuhan yang memempunyai tuaian, supaya Ia mencarikan pekerja – pekerja untuk itu,”

Selesai penandatanganan SK Pelantikan Ketua/Rektor STT INALTA. Rektor dan Yayasan pose bersama saksi – saksi yang tertulis dalam Surat Pelantikan

Ditambahkannya, panggilan ini bukan panggilan berdoa, melainkan untuk pengikutNya terlibat. Ada beberapa hal yang menjadi point perlu diketahui, pertama, lewat pembacaan kitab Matius itu, Tuhan Yesus menjelaskan yang dimaksud adalah jiwa – jiwa yang siap untuk menerima firman Tuhan ( Injil ) tapi jiwa – jiwa itu belum terjangkau.

“Dunia yang penuh dengan orang – orang yang membutuhkan pertolongan fisik dan emosional serta rohani. Dunia tempat kita tinggal ini penuh dengan penderitaan, penuh dengan kebingungan yang hanya bisa disembuhkan oleh kebenaran Kristus,”.

Kedua, Pdt. Daniel A Tobing, menjabarkan pembacaan kitab Matius 9 juga menjelaskan ada banyak umat Kristen merasa tidak cukup terlatih, tidak cukup mampu, bahkan banyak umat Kristus melihat pelayanan pekerjaan Tuhan adalah tugas para pendeta.

“Dalam kenyataanya pelayanan itu membutuhkan semua umat Kristiani, membutuhkan komitmen dan membutuhkan ketulusan hati yang bersih. Hal ini tentu bukan hal baru, dalam ceritera alkitab, awalnya para muridnya juga ragu untuk terjun dalam dunia pelayanan—dengan berbagai alasan, di antaranya soal waktu yang terbatas untuk melayani. Ingat! Tuhan memanggil kita untuk melayani bukan sesuai kemampuan kita semata, melainkan berdasarkan kasih karunia, Ketika kita dipanggil, dipilih, itulah kasih karunia Tuhan, dan Tuhan akan memberikan kekuatan serta kebijaksanaan yang kita perlukan dalam setiap langkah pelayanan yang kita kerjakan,”.

BACA JUGA  Iman. Emangnya Benar? Jangan Salah Lo
Pembina STT INALTA, Mayor Jenderal TNI (Purn.) Lodewyk Pusung berbincang dengan mitra STT INALTA dari STIJA, Frans Ansanay

Diakhir, Pdt. Daniel A Tobing, mempertegas tema, “Bekerja Bersama Melayani Kristus”, di mana Tuhan Yesus saja tidak bekerja sendiri melainkan membentuk tim, seperti melibatkan murid – muridnya dalam pelayanan, termasuk mengajari dan memberikan tanggugjawab.

“Yesus mengutus murid – muridnya untuk memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit, Ketika murid – muridnya tidak siap, Yesus memberikan mereka kuasa dan otoritas untuk mengerjakan pekerjaan yang Yesus berikan. Ini menunjukkan, kita dipanggil untuk bekerja bersama dengan Kristus, bukan berdasarkan kekuatan kita sendiri tetapi dengan kuasa yang diberikan Allah kepada kita,”urainya dan menyitir kitab I Korintus 3 : 9.

Usai ibadah, dilanjutkan dengan prosesi pelantikan Pdt. Dr. Jemmy Iwan Tangka, sebagai Ketua/Rektor STT Inalta, periode 2024 – 2029, yang langsung dibacakan semua surat keputusan dari Yayasan.

Sebagai bentuk pertanggungjawabandan sahnya, dilakukan penandatanganan Surat Pelantikan, baik dilakukan yang mewakili Yayasan dan Pdt. Jemmy Iwan Tangka, di saksikan beberapa saksi, yang ikut juga mendantangani, di antaranya ada mitra – mitra STT Inalta seperti Ketua STIJA, Frans Ansanay dan juga Mayor Jenderal TNI (Purn.) Lodewyk Pusung, mewakili keluarga pendiri.

Setelah pelantikan, dan adanya serah terima tugas, dilanjutkan dengan sambutan – sambutan, dimulai dari pihak keluarga salah satu pendiri STT INALTA, Mayor Jenderal TNI (Purn.) Lodewyk Pusung.

“Saya hadir di sini bukan mewakili lembaga atau Badan Gizi Nasional, saya hadir di sini sebagai keluarga dari Pdt. Iwan Tangka. Keterkaitannya, istri saya, sepupuhan dengan Ibu Susan (Istri Pdt. Iwan Tangka).  Setelah saya cari tahu STT INALTA, ternyata yang mendirikan, salah satunya paman istri saya atau ayahnya dari Ibu Susan ( istri Pdt. Iwan Tangka). Jadi kehadiran saya tidak nyasar, karena berkaitan dengan keluarga,” kata sosok yang pernah menjadi panglima divisi I di Cilodong.

Pernah Pangdam I Bukit Barisan ini dalam sambutannya mengungkapkan kebanggaan kepada para mahasiswa/I karena mau menjadi mahasiswa STT yang sudah tahu bahwa pasti akan ada yang setelah lulus akan bertugas ke desa – desa.

“Saya salut melihat adik – adik mahasiswa. Karena salah satu semangat Presiden Prabowo adalah membangun bangsa Indonesia dari Desa ke Kota. Saya tahu bahwa adik – adik mahasiswa ada yang akan kembali ke Desa. Saya minta jangan menyerah, di manapun adik – adik di tempatkan, adik – adik tidak sendirian, sebab ada jutaan umat yang bergantung kepada adik – adik nantinya. Dan ada Tuhan yang selalu bersama dengan adik – adik,”.

Sosok yang pernah menjadi Asisten Panglima TNI ini kemudian meminta kepada Ketua/Rektor STT yang baru, intinya soal leadership. “Kalau pemimpinnya jadi Kambing maka semua yang mengikutinya jadi Kambing. Kalau pimpinannya Macan maka Kambing pun akan menjadi karakter Macan. Itulah pentingnya leadership dari seorang pemimpin. Saya yakin, Pdt. Iwan Tangka pasti bisa,”.

BACA JUGA  Dubes Palestina dan Wamenag Hadiri Natal Nasional Pemuda Indonesia di Padang, Ketum GAMKI: Kami Bangga dan Terharu

Lebih jauh, pensiunan Jenderal tahun 2018 ini berkata Pdt. Iwan Tangka yang sudah menerima tugas menjadi Ketua/Rektor STT INALTA, harus terus maju apapun rintangan yang menghadang. “Mudah – mudahan INALTA makin maju dalam kepemimpinan Pdt. Iwan Tangka,”menjadi doa dari dari Wakil Badan Gizi Nasional dari Presiden Prabowo Subianto ini.

Ada sambutan dari Pembimas Kristen DKI Jakarta, yang diwakilkan kepada, Pdt. T Tambunan, yang mengucapkan selamat kepada Pdt. Iwan Tangka telah dilantik menjadi Ketua/Rektor STT INALTA dan kiranya berharap STT INALTA makin maju.

“Tentu kami mendorong gereja – gereja dapat mendukung STT INALTA dengan mengirimkan jemaatnya mengikuti Pendidikan di STT INALTA. Juga kami ingatkan agar STT INALTA dapat memberikan informasi berbagai kegiatan kepada Pembimas Kristen, baik di DKI Jakarta, ataupun kepada Dirjen Bimas Kristen,”.

Diakhir acara, Ketua/Rektor yang baru, Pdt. Iwan Tangka, menutup semua sambutan, dengan menyitir firman Tuhan yang diberitakan. “Puji Tuhan kita telah mendapatkan dorongan dari Firman Tuhan yaitu tinggi iman, tinggi pengabdian dan tinggi ilmu tetapi jangan tinggi hati,”katanya.

Pdt. Iwan Tangka berkata, hari ini semua yang hadir telah mendapatkan point – point dalam pemberitaan firman Tuhan, Pertama, orientasi geografis, Desa dan Kota direbut. “Untuk merebut Desa dan Kota tentu memerlukan prajurit – prajurit Tuhan. Oleh karena itu saya mengajak timnya untuk kompak dan menjadi tim agar dapat membangun kembali kisah sukses INALTA

Kedua, orientasi people. “Ini mendorong dan terus mengingatkan kita untuk memperhatikan kebhinekaan yang ada di Indonesia,”.  Ketiga, orientasi gizi. “bersama kita maju melihat ladang sudah menguning. Kebersamaanlah yang dapat membuat kita bisa menuai, tidak mungkin menuai sendirian. Itu sebabnya INALTA memiliki mitra, diantaranya dari STT Pokok Anggur dan STIJA serta STT IKAT,”.

“Dari tiga unsur yang saya jabarkan maka intinya harus ada belas kasihan. Kita harus memiliki belas kasihan buat bangsa dan negara, belas kasihan kepada sesame manusia dan belas kasihan hati Tuhan. Kita tidak akan berhasil melayani, bekerja dan melakukan apapun kalau tidak didasari dari belas kasihan,”tutupnya.

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
1
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini