Jakarta – Sidang Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah (PGIW) DKI Jakarta, digelar di salah satu hotel di wilayah Sunter, Jakarta Utara, Senin-Rabu (12/4/2/2021). Tema yang diusung “Aku adalah yang awal dan akhir (Wahyu 22:12-13). Sub tema “Membangun spiritualitas keugaharian dengan memperkuat solidaritas kebangsaan dan mengadaptasi pola hidup baru di tengah pandemi.”
Karena masih dalam situasi dan suasana Covid-19, PGIW DKI Jakarta yang sejak awal bersama pemerintah berkomitmen untuk memutus matarantai penyebaran Covid-19, memutuskan mengelar Sidang dengan menggabungkan offline dan online.
Untuk Majelis Pengurus Harian (MPH) PGIW DKI Jakarta, dengan jumlah terbatas, hadir secara onsite. Sedangkan para anggota PGIW DKI Jakarta, dapat mengikuti dari tempat masing – masing dengan fasilitas zoom.
Sidang PGIW DKI Jakarta ini sudah tertunda karena adanya Pandemi Covid-19. Ketua panitia, Pnt. Felix Lawalata, mengakui tidak mudah untuk menyelenggarakan sidang di masa – masa Pandemi Covid-19.
“Tidak dipungkiri dinamika menyelenggarakan persidangan begitu dinamis. Pergumulan untuk menyelenggarakan secara daring atau luring, dan berbagai dinamika lainnya. Penundaan semata-mata karena kita semua mencintai kehidupan dan dalam kasih Kristus berupaya untuk menjaga yang Dia anugerahkan,”kata Felix.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Umum (Sekum) Majelis Pekerja Harian (MPH) PGI, Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty berharap sidang PGIW DKI bisa menghasilkan berbagai keputusan yang bisa digunakan untuk pengembangan pelayanan PGIW DKI.
“PGIW DKI sendiri bagi MPH PGI sangat penting posisinya karena posisinya ada pada sentrum dinamika kebangsaan, politik, sospol, terhubung dengan ibu kota DKI, karena itu posisi ini perlu dikapitalisasi semaksimal mungkin. Terutama sebagai mediator dan fasilitator bagi PGIW lainnya,” harapnya.
Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty, melihat kedepan dibutuhkan kepemimpinan gereja yang mampu beradaptasi dengan perubahan cepat saat ini. Apalagi dengan cepat terjadi perubahan model pelayanan baik secara teologi, diakonia dan fungsi gereja lainnya.
Ketua PGIW DKI Jakarta Pdt. Manuel Raintung menyemangati peserta sidang untuk melihat pandemi dari sisi positif. Suka tidak suka pandemi masih akan terus mendampingi perjalanan kehidupan umat.
“Saya ingin mengajak perubahan ini bukan tidak berujung, tapi perubahan ini harus ada ujungnya. Ujungnya bukan berakhir, tapi kita harus menyadari dampak covid harus memperbarui kita juga. Kita harus ada dalam pembaruan,” katanya.
Pdt. Manuel Raintung menegaskan saat – saat ini sangat diperlukan pemahaman spiritualitas pandemik. “Ini sebuah bentuk pembaruan bagi kita dan ini bukan hanya mengisi waktu pandemi, tapi ini adalah buah dari sebuah spiritualitas baru. Bahkan kita kembali pada sejarah bergeraja yang dimulai dari rumah. Kalau begitu yang paling dikedepankan adalah kematangan dan kedewasaan kita dalam beriman dan berpengharapan,”tegasnya.
Ketua PGIW DKI Jakarta, Pdt. Manuel E Raintung, saat memberikan sambutan
Gubernur DKI Anies Baswedan yang hadir secara virtual mengapresiasi Sidang PGIW yang diselenggarakan secara virtual. Ini sebagai bukti kontribusi PGIW DKI mendukung pemerintah dengan ikut mengendalikan wabah di wilayah DKI Jakarta.
“Sidang wilayah ini sebuah terobosan yang saya yakin memberikan manfaat jangka panjang sebagai pembelajaran bagaimana sebuah pertemuan (bisa) tetap berlangsug dengan memanfaatkan teknologi (untuk) menjaga keselamatan bersama,” pujinya.
Pada kesempatan itu, Pdt. Manuel Raintung sebagai Ketua PGIW DKI Jakarta, tidak luput dari pujian yang diucapkan Anies Baswedan. “Kolaborasi selama ini berjalan sangat baik, demi kemajuan, persatuan, kedamaiaan unutk selamanya. Berharap ini bisa diteruskan dan kepengurusan baru yang terbentuk makin membuat PGIW DKI solid dan makin banyak kegiatan yang memberikan manfaat bagi jemaat semua, gereja serta warga gereja,” Puji Anis dan juga serangkai dengan harapan kepada Pimpinan yang baru PGIW DKI Jakarta.