JAKARTA – Gereja – gereja yang tergabung dalam Satu Tubuh Kristus Jakarta Utara dan Jaringan Doa se Kota Jakarta Utara, akan menggelar 2 hari School Of Healing & Miracles, pada Jumat – Sabtu ( 7 – 8 Februari 2025) di Gading Premier Hallm KTC, Kelapa gading Jakarta Utara.
Satu Tubuh Kristus Jakarta Utara dan Jaringan Doa se Kota Jakarta Utara menggelar School Of Healing & Miracles ini begitu serius. Hal itu terlihat dari pembicara yang dihadirkan, di antaranya Ps. Willem Lau, yang sudah memiliki pengalaman men training umat – umat Tuhan untuk “menyembuhkan” orang dari sakit dan mengusir setan, dengan kuasa Roh Kudus.

Ketua Panitia, Bryant Lucas Wong, dari GSJA, di depan para wartawan menyampaikan, peserta yang akan ikut School Of Healing & Miracles, diwajibkan melakukan pendaftaran dengan mengganti biaya konsumsi, Rp. 100.000,-.
Selain itu, School Of Healing & Miracles, kata Bryant Lucas Wong, dibagi pertama training dan kedua mempraktikan yang telah diterima dalam training, yaitu di Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR), pada hari Sabtu ( 8 Januari 2025) yang dimulai sekitar pukul 13.00 Wib – 15.00 Wib.
“Jumat ( 7 Februari 2025) School Of Healing & Miracles dimulai pukul 14.00 Wib – 20.00 Wib. Peserta akan mendapatkan satu kali makan, yaitu makan malam. Pada hari kedua, Sabtu ( 8 Februari 2025) School Of Healing & Miracles dimulai pukul 09.00 Wib – 12.00 Wib. Peserta juga mendapatkan makan satu kali, yaitu makan siang. Untuk sesi KKR, ini tidak berbayar alias gratis,”
Peserta yang dapat mengikuti School Of Healing & Miracles, diungkap oleh Bryant Lucas Wong, semua orang Kristiani diperbolehkan untuk ikut dengan terlebih dahulu melakukan pendaftaran di nomor – nomor yang ada di Flyer.
“Acara ini terbuka untuk umum—mau kaum awam (jemaat), aktivis Gereja atau hamba – hamba Tuhan, intinya mau diperlengkapi oleh kuasa Roh Kudus,”.
Tujuan acara dengan mengambil tema “Revival” ini, yang bertolak dari Matius 11 : 28, kata Bryant Lucas Wong, pertama sebagai sarana yang “ampuh” untuk penginjilan. Kedua, peseta tidak hanya diajarkan secara teori saja tetapi peserta akan langsung praktik menyembuhkan yang sakit pada Sabtu ( 8 Februari 2025) di acara KKR, jam 13.00 Wib – 15.00 Wib.
Selain itu, diharapkan oleh panitia, tutur Bryant Lucas Wong, peserta yang mengikuti Tujuan dari School Of Healing and Mirecale ini dapat mengajarkan kembali apa yang telah diperoleh dari Ps. Willem Lau kepada atau di Gerja lokal, termasuk kepada umat Tuhan lainnya yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah dibaptis. “Percayalah Gereja lokal akan mengalami revival dan pertumbuhan, sebab training yang diberikan oleh Ps. Willem Lau untuk mengobarkan pelayanan kesembuhan dan mujizat, sebagai penjangkauan yang efektif untuk kerajaan Allah,” tutupn Ketua panitia, dari gereja asal GSJA—bentuk dari gerejanya, (GSJA) mendukung adanya kesatuan tubuh Kristus.
“Ini saatnya kita tidak terkurung dalam organisasi sendiri tetapi terbuka untuk kesatuan tubuh Kristus, better to together ( bersama – sama lebih baik),”.
School Of Healing & Miracles, yang menghadirkan Ps. Willem Lau, bukan sekedar training tetapi salah satu pendeta yang pernah menjadi pemimpin nasional Jaringan Doa Nasional (JDN), Pdt. Tony Mulia, telah mempraktikkan apa yang pernah diterimanya dari Ps. Willem Lau.
Pdt. Tony Mulia mengaku pernah mengundang Ps. Willem Lau ke gerejanya di Kelapa Gading. “Didepan mata saya orang yang sakit urat kejepit selama 20 tahun di doakan oleh orang yang ditraining Ps. Willem Lau, hari itu sembuh,” tuturnya dan menceriterakan kesaksiannya, di undang melayani oleh Pdt. Mulyadi Sulaeman di GSPDI, Belleza, Jakarta Selatan.
“Saya baru praktikkan, beberapa hari lalu saat pelayanan di tempat Pdt. Mulyadi Sulaeman. Kebetulan saya bicara soal otoritas (kuasa Allah) yang diterima setiap umat yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, dibaptis dan diselamatkan. Saya tahu tidak ada kebetulan bagi Tuhan, pada waktu itu salah satu yang sakit, istri dari Pdt. Mulyadi Sulaeman (Pdt. Amelia Inawaty atau panggilan keren, Pdt. Melly ) maju ke depan. Saya tidak menumpangkan tangan kepada Pdt. Melly, saya panggil jemaat yang percaya Tuhan Yesus Kristus dan sudah dibaptis. Pada saat itu banyak yang maju (kelilingi) Pdt. Melly dan ada yang menumpangkan tangan,”
Beberapa hari kemudian, Pdt. Tony Mulia bertemu dengan Pdt. Mulyadi Sulaeman dan Pdt. Melly di satu tempat. “Pak Tony, saya betul sembuh” panggil Pdt. Melly. Pernyataan Pdt. Melly itu bukan sekedar untuk basa – basi tetapi sudah melewati pemeriksaan dokter. “Dokter yang menyatakan penyakit saya hilang,” kata Pdt. Tony Mulia menirukan pernyataan Pdt. Melly. “Itu salah satu bukti bahwa bukan hamba Tuhan (pendeta) yang mendoakan melainkan jemaat. Ini yang saya tangkap sebagai momentumnya Tuhan—tanpa momentum tidak mungkin terjadi,”
Pdt. Tony Mulia kembali bersaksi, di mana ketika cucunya sakit dalam perjalanan Australia ke Singapur, diperintahkannya kepada anaknya untuk menumpangkan tangan dan mengusir sakit penyakit. Apa yag dperintahkannya diikuti oleh anaknya, dan cucunya benar sembuh.
Peristiwa itu, kata Pdt. Tony Mulia, bisa dikatakan orang sebagai kebetulan, itu bukan kebetulan. Kenapa? Karena saat anaknya dari Singapur tiba di Jakarta, anaknya yang sakit. Pada saat itu Pdt. Tony Mulia meminta menantunya perempuan untuk menumpangkan tangan dan memerintahkan sakit penyakit yang ada ditubuh suaminya (anak dari Pdt. Tony Mulia) untuk keluar, pergi. Apa yang diperintahkan Pdt. Tony Mulia dituruti oleh menantunya perempuan—pada saat itu juga anak laki – lakinya sembuh.
“Ini bukti orang percaya mendapatkan otoritas (kuasa) dari Tuhan untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan.
Selain itu, Pdt. Tony Mulia menceriterakan ada seorang umat Tuhan yang ditraining oleh Ps. Willem Lau, telah pergi ke satu tempat di Indonesia, memenangkan ribuan jiwa. “Orang sakit sembuh sudah menjadi hal biasa, karena terjadi juga orang mati bangkit,”
Pengalaman – pengalaman yang dialaminya,, diperoleh dan juga yang disaksikan dari Ps. Willem Lau, diceriterakan Pdt. Tony Mulia kepada rekan – rekan pelayanan di Satu Tubuh dan Jaringan Doa se Kota, Jakarta Utara.
Lewat diskusi yang cukup, Satu Tubuh dan Jaringan Doa se Kota memutuskan menggelar School Of Healing & Miracles selama 2 hari dan dihari terakhir diadakan KKR untuk mempraktikkan apa yang telah diperoleh dari Ps. Willem Lau.
Pdt. Tony Mulai menegaskan, training yang akan diberikan Ps. Willem Lau, tidak dalam doktrin – doktrin kelompok tertentu yang ada di kekristenan—melainkan diambil dari firman Tuhan.
Adik ipar Ps. Willem Lau, (David Sadikin) yang hadir melalui saluran zoom, karena sedang ada di Amerika, mengatakan telah mengikuti pengajaran dari kakak iparnya selama bertahun – tahun, di mana menurutnya, Ps. Willem Lau mengajarkan ada yang ada di dalam firman Tuhan, yaitu Tuhan Yesus menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan, bukan mendoakan. “Sekali lagi Tuhan Yesus tidak mendoakan orang sakit, dan tidak mendoakan mengusir setan. Tuhan Yesus dalam pelayanannya menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan,”tegasnya.
David Sadikin berkata, Willem Lau Ketika melihat orang sakit, tidak akan bertanya “mau didoakan? Melainkan bertanya “mau sembuh atau tidak?”, bila dijawab “mau”, barulah Willem Lau penyakit secara spesifik.
“Setelah itu, Ps. Willem Lau akan berkata secara jelas penyakit yang dialami orag tersebut diminta pergi—dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Dan benar, orang yang sakit mengalami kesembuhan,”