RPI Berbagi Kasih Kepada Korban Kebakaran Krukut
JAKARTA – Musibah bisa datang kapan dan dimana saja. Tidak ada seorangpun yang menginginkan musibah terjadi. Seperti pada Sabtu (27/1/2018) di kawasan pemukiman padat penduduk, Krukut Jakarta Barat, terjadi kebakaran sekitar pukul 02.30 dini hari. Diperkirakan 2.000an orang terpaksa mengungsi.
Pemerintah dan masyarakat melalui organisasi pelayanan sosial segera bergerak untuk membantu korban kebakaran. Berbagai bantuan pun mulai mengalir. Salah satunya bantuan diberikan oleh Relawan Persaudaraan Indonesia (RPI) yang dikomando Pdt. Yohanes LBC. Pada Sabtu (27/1/2018) RPI langsung turun memberikan bantuan berupa susu dan biskuit bayi.
Setelah itu, pada Selasa (06/2/2018) anggota RPI yang terdiri dari Pdt. Yoshua ST, Vitka Hanafie, Pdt. Yohan Ami Priyono, Pdm. Harun Atmadja dan Pdm. Daniel Lie, Petias Hankam kembali turun ke lokasi kebakaran dan mendirikan tenda untuk membagikan alat-alat tulis.
Siang itu, alat tulis yang dibagikan sebanyak 230 buah yang terdiri dari 10 buku, 2 ballpoint, 2 pensil, 1 serutan serta 1 penghapus. “Banyaknya alat tulis yang kami sesuaikan berdasarkan data yang kami terima dari RW 03 yaitu RW yang berdampak,” ungkap Vitka.
Lebih jauh, Vitka bersyukur Tuhan memberikan kelancaran dan kemudahan dalam pelayanan kali ini. “Kalau kendala paling soal lokasi, mengingat di sini gangnya kecil, jadi mobil sulit masuk sini karena terhalang mobil dan motor dari aparat pemerintah atau kendaraan operasional organisasi pelayanan sosial,” jelasnya.
Sementara itu, Pdt. Yohanes LBC yang diwakili Pdt. Yoshua menjelaskan RPI terbentuk tanggal 20 Januari 2014 karena kepedulian warga gereja terutama para pendeta untuk menolong sesama. “Wacana sebenarnya sudah ada sejak lama, tapi baru terealisasi (terbentuk) tahun 2014 bertepatan ketika Jakarta dilanda banjir besar,” ungkapnya.
Kira-kira pukul 14.00 pembagian alat tulis mulai berlangsung. Untuk mendapatkan alat tulis, para warga diwajibkan membawa kupon yang telah dibagikan oleh RW kemudian ditukar di tenda RPI dan setelah itu warga diberikan cap oleh anggota RPI sebagai tanda bahwa yang bersangkutan telah menukarkan kupon. Raut muka sumringah terlihat dari para warga yang datang ke tenda RPI, mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Sekilas tentang RPI
RPI merupakan relawan siaga bencana peduli sesama yang beranggotakan warga lintas sinode/denominasi. Berdirinya RPI tidak terlepas atas inisiasi Asosiasi Pendeta Indonesia (API) DPC Jakarta Barat, Jaringan Gereja Sekota (JGS)-sekarang JGSK dan Perwil GBI Jakarta Barat. RPI didirikan karena kepedulian gereja pada sesama yang sedang mengalami bencana.
Dasar pergerakan RPI adalah kasih kepada sesama (Matius 22:39) dan memenuhi kehendak Tuhan Yesus agar umat-Nya RAJIN BERBUAT BAIK (Titus 2:14). Visinya adalah menjadikan RPI sebagai wadah kebersamaan warga lintas gereja/sinode untuk membantu sesame yang mengalami bencana alam/sosial tanpa memandang suku, ras dan agama.
Sedangkan misinya: memotivasi dan merekrut warga gereja menjadi RPI; memberikan pelatihan manajemen penanggulangan bencana dan keterampilan pelayanan membantu korban bencana; memfasilitasi, mengumpulkan serta menyalurkan bantuan kepada korban bencana.
Dalam melayani relawan RPI senantiasa dibekali dengan kemampuan yang mumpuni juga identitas diri, untuk itu dalam setiap pelayanannya anggota RPI wajib menggunakan seragam sekaligus tanda pengenal, murah senyum serta sabar.
Sumber dana RPI berasal dari swadaya sumbangan para pengurus, relawan serta donatur. Sedangkan syarat keanggotaan RPI berusia 17-70 tahun dan bersedia taat pada aturan, disiplin serta nilai-nilai organisasi. (Nuel)