JAKARTA – Umat Kristiani, khususnya Gereja Pantekosta di Indonesia ( GPdI ) patut mengucap syukur kepada Tuhan. Pasalnya pada saat GPdI memasuki usia 1 abad telah dipimpin oleh sosok yang memiliki kemampuan manajerial, bukan kaleng – kaleng, melainkan Master Manajemen dari Kampus ternama di Indonesia, UKRIDA Jakarta, Pdt. DR. Johnny Weol, S. Th,. M.Min,. M. Div,. MM, M. Th.
Sejak Pdt. DR. Johnny Weol, S. Th,. M.Min,. M. Div,. MM, M. Th, memimpin GPdI 7 tahun terakhir ini, dapat dikatakan GPdI memasuki era baru. Di antaranya memasuki yang namanya era media sosial. Berbagai isu yang terjadi dapat dengan cepat terungkap dan menjadi bahan campaign. Belum lagi memasuki era di mana setiap orang mendapatkan hak untuk mengemukakan pendapat.
Untuk menghadapi tantangan perkembangan serta “perubahan” yang begitu cepat, Tuhan berikan Pdt. DR. Johnny Weol Kepada GPdI, pemimpin yang “kaya” akan pengalaman dan tim Majelis Pusat yang dibentuknya.
Pada periode keduanya memimpin, Pdt. DR. Johnny Weol makin memperkuat timnya dengan mengangkat Pdt. Elim Simamora, D. Min, sebagai Sekretaris Umum, Pdt. Herry Lumatauw sebagai salah satu ketua dan Pdt. Brando Lumatauw, sebagai Bendahara Umum, serta nama – nama yang ada sekarang di Majelis Pusat ( MP ).
Bila diperhatikan, tim MP ini benar – benar saling mengisi, baik itu dari kemampuan intelektual di bidang manajemen, dibidang kesekretariatan, dibidang diplomasi dan lobby ( para pakar hukum) serta memiliki kemampuan uang (diberkati).
Jangan heran kalau berbagai tantangan dan pergumulan yang “menerpa” GPdI, baik dari dalam dan luar dapat dihadapi oleh tim bentukan Pdt. DR. Johnny Weol dan tim MP bentukannya. Sebut saja, ketika Pdt. DR. Johnny Weol “dibuli” karena dianggap mendukung salah satu Capres yang waktu itu menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Begitupun dengan yang disebut – sebut adanya laporan di Bareskrim dan adanya “gelombang” protes (unjuk rasa) yang sampai berurusan dengan pihak berwajib. Tak kalah serunya lagi, adanya jarak antara MP dan Majelis Pertimbangan Rohani ( MPR )—yang berakhir dengan terjadinya rotasi, Sekretaris MPR.
Bukti kekompakan Tim bentukan, Pdt. DR. Johnny Weol, adanya rotasi “jabatan” di tim MP GPdI, Pdt. Herry Lumatauw berpindah menjadi Bendahara Umum dan Pdt. Brando Lumatauw yang tadinya Bendahara Umum berpindah menjadi salah satu Ketua MP.
Rotasi yang dilakukan oleh Pdt. DR. Johnny Weol tentu dalam sebuah organisasi merupakan hal yang biasa terjadi. Sebab Ketua Umum memiliki hak perogatif untuk melakukan rotasi dengan tujuan seperti penyegaran atau memperlancar jalannya strukutr organisasi—sekali lagi itu hal biasa.
Terbukti, baik Pdt. Herry Lumatauw atau Pdt. Brando Lumatauw tidak kecewa. Sebaliknya, informasi yang diperoleh media ini, termasuk menonton video yang diedarkan di grup WA Konstitusi “GPdI” New, dengan durasi kurang lebih 6 menit. Bila diperhatikan video tersebut diambil dalam acara reuni Sekolah Alkitab Batu Malang, yang dilaksanakan di Jogjakarta.
Pdt. Brando Lumatauw di video itu, di depan rekan – rekan alumni dan guru Sekolah Alkitab Batu, dengan tegas berkata walau dirinya tidak lagi menjabat Bendahara Umum, tidak membuatnya kecewa—itu telah menambah semangatnya mendukung kepemimpinan “orangtuanya” yang sering terdengar dipanggilnya papi—anak dan orangtua.
Sikap Pdt. Brando Lumatauw tentu harus diberikan apresiasi. Pasalnya ia mengerti keberadaannya di tim MP adalah untuk “membantu” jalannya roda organisasi dan mengerti apa yang dilakukan oleh Ketua Umum merotasinya menjadi salah satu ketua adalah cara ayah memberikan kepercayaan kepada anaknya.
Pdt. Herry Lumatau menanggapi rotasi itu hampir sama dengan Pdt. Brando Lumatauw. Bagi Pdt. Herry Lumatauw, rotasi itu hal biasa dalam berorganisasi, dan itu hak serta wewenang dari Ketua Umum dan tyda membuatnya kendor melayani Tuhan. Sebaliknya Pdt. Herry Lumatauw makin bersemangat untuk mendukung Pdt. DR. Johnny Weol dalam menjalankan tugas dan kepercayaan umat GPdI demi GPdI lebih baik dan maju.
Media ini mengetahui bahwa Ketua Umum GPdI, Pdt. DR. Johnny Weol memiliki cita – cita mulia buat GPdI. Seperti sudah diberitakan oleh media Kristiani yang fokus pada aliran pentakosta, bahwa Pdt. DR. Johnny Weol adalah seorang pemimpin yang melayani. Lihat saja video yang beredar di lingkungan GPdI, dimana ia sedang melayani/membantu masyarakat di Pluit saat banjir. Ada juga video ia naik motor di jalan yang penuh tantangan—“mempertaruhkan” nyawa demi dapat mengunjungi gembala dan jemaat yang ada pedalaman Indonesia—ia bahkan tidak segan tidur beralaskan papan dan lain sebagainya.
Pdt. DR. Johnny Weol, bisa merasakan “denyut” setiap warga GPdI karena ia tidak lahir dari penguasa tetapi lahir dari tengah – tengah jemaat, terpanggil Sekolah Alkitab, jadi pengerja di GPdI Jl. Ketapang, Jakarta, kemudian menjadi Gembala Jemaat GPdI El – Uzay, Pluit dan Taman Aries Jakarta. Setelah itu dipecayakan menjadi Ketua Majelis Daerah GPdI DKI Jakarta, Ketua Sekolah Tinggi Teologia Pantekosta Jakarta, Bendahara Umum GPdI, Ketua II Majelis Pusat GPdI, Sekretaris Jendral Persekutuan Kristen Indonesia sedunia (World Indonesian Christian Fellowship) dan sekarang sudah dua kali terpilih menjadi Ketua Umum GPdI.
Pdt. DR. Johnny Weol dikenal sebagai salah satu pendeta yang akrab dengan kalangan wartawan ini sangat “kaya” prestasi. Buktinya, oleh International Human Resource Development Program, bekerjasama dengan Menteri Kesehatan RI (bidang Kesehatan) pada tahun 2010, ia di anugerahi penghargaan di bidang kepemimpinan yakni International Best Leadership Award 2010.
Latarblekang pendidikannya sendiri, dimulai dari Sekolah Alkitab AirmadidI, Sekolah Alkitab Batu Malang Jawa Timur, Sekolah Tinggi Teologia “SETIA” Jakarta, Master of Monistry dan Bachelor Of Ministry dari Acts Institute Bengalore India, Master Of Divinity STT Cipanas, Doctor Of Ministry Covington Seminary Atlanta USA, Master Manajemen UKRIDA Jakarta, Master Theologia STT “SETIA” Jakarta dan Doctor Theologia STT Cipanas.
Melihat latarbelakang Pdt. DR. Johnny Weol, tidaklah berlebihan kalau dikatakan ia memiliki kemampuan untuk menjaga kekompakan timnya. Sebab satu waktu, setelah selesai melayani pemuda GPdI Jawa Barat di Sukabumi, tepatnya di meja makan, ia berkata selalu berpikir untuk melakukan kemajuan buat GPdI dan melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus…. Amin.