Toleransi satu kata yang bermakna dan memiliki pengertian yang sangat mendasar, diantaranya sebuah fakta dari situasi dan kondisi dalam kehidupan masyarakat dan berbangsa, dalam hal ini Indonesia.
Toleransi mempunyai pengertian saling mengerti, menerima, memahami, dan sikap kebersamaan dalam menjalani tata kehidupan beraneka ragam. Dari situ hadirlah pemahaman dan “tingkah” (sikap) saling menerima, memahami, keterbukaan yang menjadi dasar “mencintai” (mengasihi).
Keberagaman masyarakat Indonesia yang tidak banyak dimiliki negara – negara di luar Indonesia, terdiri dari agama, suku, bahasa, adat istiadat. Masyarakat Indonesia mengenal dengan sebutan singkat “Bhinneka Tunggal Ika.”
Bertolak dan berpemahaman Bhinneka Tunggal Ika, masyarakat Indonesia kebanyakan terus bergandengan tangan secara bersama-sama membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan mempraktikkan sila ke tiga dari PANCASILA “persatuan Indonesia.”
Dari sila ketiga, PANCASILA, “persatuan Indonesia” yang berbeda – beda mampu untuk dapat saling menerima, membangun kebersamaan dalam kegiatan – kegiatan sosial tanpa sekat agama, suku, Bahasa ataupun agama, termasuk warna kulit.
Seperti penulis catat, masyarakat Indonesia belum semuanya memiliki pemahaman yang hakiki dari Bhineka Tunggal Ika. Sebagai bukti, masih ada kelompok – kelompok masyarakat dalam bangsa ini yang melakukan berbagai tindakan di luar komitmen dan pemahaman Bhineka Tunggal Ika, masih banyak diberitakan terjadinya peristiwa penghalangan dari kelompok berbeda atas kegiatan keagamaan yang dilakukan kelompok berbeda. Termasuk pendirian rumah ibadah atau tempat kegiatan beribadah.
Pada hakikatnya, masyarakat Indonesia, yang penulis menggunakan istilah penyebutan “Pohon Kehidupan Indonesia”, yang memiliki ranting – dahan, dengan mengeluarkan buah dan yang tidak mengeluarkan buah. Bahkan, dari buah, ada yang rasanya manis dan ada rasanya kecut, asam termasuk yang pahit.
Perbedaan itu menjadikan “Pohon Kehidupan Indonesia” besar, rimbun, rindang dan menarik untuk dilihat, bahkan didiami (bermanfaat). Pesannya, perbedaan tidak dapat dihindari tetapi itu bukanlah satu alasan untuk bertikai satu dengan yang lainnya. Sebaliknya dengan perbedaan itu, menjadi menarik dan bersama – sama bekerja untuk supaya hidup ini menjadi bermanfaat, bagi masyarakat, bangsa dan tentu kepada sang pencipta.
Bila perbedaan dijadikan hal yang menarik dan terus mencari persamaan dengan bersilaturahmi satu kelompok dengan kelompok lain, tidak mustahil Indonesia akan menjadi negara besar yang dihormati seluruh dunia.
Salam toleransi dalam keragaman Indonesia, dari Berthy Marthyn, Aktivis Oranisasi Keagamaan – Networking.