Jakarta – Makin dekatnya pelaksanaan Musyawarah Besar (Mubes) Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), rencananya diselenggarakan 15 – 17 Maret 2022 di Jakarta, dengan salah satu agenda memilih Ketua Umum (Ketum) Majelis Pusat (MP) dan Ketua Majelis Pertimbangan Rohani (MPR), di grup – grup media sosial banyak “berseliweran” ungkapan ketidakpuasan terhadap kinerja Panitia Nominasi. (Panom)
Media ini mencoba menghubungi beberapa nama hamba Tuhan GPdI untuk menelusuri apa dan kenapa tidak puas dengan kinerja Panom. “Ini berawal dari pernyataan Ketua PANOM bahwa untuk usulan nama calon ketua MPR sudah final,”kata salah satu pengurus Majelis Daerah (MD) Kalimantan Selatan, pendeta berinisial HM.
Media ini kemudian mendapatkan pernyataan yang dimaksud oleh pendeta HM. “Untuk MPR sudah final bahwa 2 suara tertinggi langsung bawa ke Mubes sesuai ad/art, kecuali salah satu dari mereka mundur baru ditampilkan no 3 dan seterusnya. Sementara ini Pdt. Hendrik Runtukahu tertinggi dengan 22 suara dan dengan Pdt. Memah 13 suara, dan Pdt. Gultom 9 suara dan lain-lain mundur seperti Pdt. Ivone Awuy dan Pdt. MD. Wakkary dll” demikian isi WA yang dikirim Panom di New Group-MP & MD GPdI 2020, 1 Feb 2022.
Pernyataan Panom itu kata Ketua MD DI Yogyakarta, Pdt. Samuel Tandiassa, mendapat reaksi keras dari Majelis Daerah (MD) – MD karena dianggap membuat kebijakan semaunya sendiri.
Seperti reaksi dari MD Kalimantan Selatan (Kalsel), yang ditulis pendeta HM di WAG,”Apa memang aturannya begitu ya? Kok kami tidak tahu? Mohon surat edaran ditampilkan kembali seperti apa sebenarnya mekanismenya. Sejak Awal Surat Panom meminta nama – nama Caketum dan Caket MPR dari daerah masing masing. Maka kami mengirimkan nama calon tidak mengerucut pada satu atau dua nama karena ini penjaringan tahap pertama,”
“Kami pikir Panom akan bertindak jujur dan bijaksana (Bapak – bapak itu pemimpin Rohani). Tidak pula dijelaskan oleh Panom bahwa pengusulan nama Caket MPR sudah final. Kami pikir sama dengan model pencalonan Caketum. Panom tidak terus-terang dalam sistem penjaringan, ini cacat administrasi. Mohon keadilan karena ini adalah lembaga Rohani yang suci. Kami tetap akan mengirimkan 2 formulir. Pertama formulir Caketum dan Kedua, Formulir Caket MPR. Mohon keadilan dari bapak – bapak yang terhormat. Kami cinta GPdI”.
MD Kalimantan Tengah (Kalteng) memberikan reaksi tegas kepada Panom bahwa surat edaran yang diterima MD Kalimantan Tengah masih tahap pertama dan belum ada penegasan akan langsung menetapkan dua nama calon. “Dalam edaran yang pertama baik calon Ketum MP dan MPR itu baru tahap pertama, kok sudah langsung calon tetap 2 nama? Aneh!,” tulis Pendeta berinisial D.N.
MD Kalteng menyebut aneh karena dalam surat itu, Panom meminta di tahap pertama MD mengusulkan nama Caketum Majelis Pusat (MP) dan Caketua MPR yang memenuhi syarat AD/ART. Tetapi yang terjadi, malah Panom langsung menentukan nama – nama. “Setelah itu Panom kan harus verifikasi lagi baru masuk tahap kedua seperti Caketum MP. Tolong Panom berikan kami penjelasan agar semua paham. Demi lancarnya MUBES, mohon Panom jangan bermain api nanti terbakar, mari kita bawa GPdI di Mubes dalam suasana sejuk”.
Ditimpali oleh Sekretaris MD DI Yogyakarta,”Logikanya, dari proses yang dilakukan Panom adalah bukan hanya tidak fair, tetapi tidak masuk akal.”
Adanya reaksi yang keras, kata Pdt. Samuel Tandiassa, Ketua Panom berjanji memberi penjelasan mengenai kebijakan tersebut, tetapi sampai ia memberikan pernyataan kepada media ini, penjelasan itu tidak pernah ada. Akibatnya banyak MD kehilangan kepercayaan pada Panom. Itulah kenapa beredar banyak surat protes (penolakan) di WA – WA grup kalangan pendeta GPdI,”.
Diungkapkan oleh Pdt. Samuel Tandiassa, ada 13 MD yang mengajukan surat protes (penolakan) terhadap kebijakan Ketua Panom, diantaranya, MD Sumsel, MD Papua, MD Sulsel. “Bersamaan dengan itu MD-MD tersebut mengumpulkan data tentang usulan dari MD-MD baik untuk Calon Ketum MP maupun untuk calon Ketua MPR. Ternyata datanya diperoleh (otentik), berbeda dari data yang diumumkan oleh Panom,”terang Pdt. Samuel Tandiassa.
Bila Panom menggunakan data yang tidak sesuai dengan data yang dikirim oleh MD – MD, Pdt. Samuel Tandiassa, melihat ini akan menjadi masalah.
Ketua MD Sumatera Selatan (Sumsel), mengaku pernah dua kali menjadi Sekretaris Panom Mubes, tetapi baru kali ini melihat kerja Panom seperti sekarang ini yang sangat rumit, semestinya amat sangat sederhana.
“Panom bertindaklah tanpa rekayasa karena semua calon yang namanya diunggulkan dan dicalonkan adalah anak-anaknya gereja kita. Kenapa keputusan Panom berubah-ubah. Mari selidiki hati nurani. Saya pribadi tidak ada masalah walau direkayasa begitu rupa. Jadi sebaiknya: 1). Umumkanlah sesuai yang sebenarnya calon-calon Ketum MP dan MPR yang diusulkan oleh MD-MD. 2). Proseslah dengan tulus dan jujur sesuai aturan yang sudah dibuat, tanpa memikirkan kepentingan sendiri. 3). GPdI milik Yesus Kristus. 4). Damai sejahtera Mubes sangat penting” pintanya.
Pdt. Samuel Tandiassa, menegaskan bahwa timnya menemukan indikasi “pelanggaran” yang dibuat oleh oknum Panom yaitu melakukan intervensi kepada MD dalam menentukan pilihan Caketum dan Caket MPR.
“MD Sulawesi Barat, mengirim dua kali usulan nama Caketum ke Panom. Pertama diabaikan oleh Panom, karena tidak mencantumkan salah satu nama Caketum. Kemudian ada oknum yang menelpon ke salah satu pengurus MD Sulbar supaya mengirim ulang usulan dan menulis nama Caketum yang disebut oleh si penelpon. Surat kedua itu langsung direspons oleh Panom. Nasib yang sama dialami MD Maluku Utara. Tanggal 31 Jan. 2022, MD Maluku Utara telah mengirim usulan dua nama Caketum MP yaitu Pdt. J. Weol dan Pdt. F. Rewah, tetapi ditolak. Kemudian MD Maluku Utara diminta mengirim lagi tanpa menulis nama Pdt. F. Rewah. Tanggal 3 Feb. 2022, MD Maluku Utara mengirim usulan dengan menulis hanya satu nama,” ungkapPdt. Samuel Tandiassa.
Ketua MD DI Yogyakarta Pdt. Samuel Tandiassa dan Ketua MD Sumatera Selatan, Pdt. Gultom, meminta Panom untuk bertindak tanpa rekayasa karena semua calon yang namanya diunggulkan dan dicalonkan adalah anak-anaknya GPdI.
“Proseslah dengan tulus dan jujur sesuai aturan yang sudah dibuat, tanpa memikirkan kepentingan sendiri. Segera umumkan Caketum dan Caket MPR sesuai dengan data yang diusulkan oleh MD – MD, tidak perlu direkayasa karena Tuhan pasti akan ikut campur untuk menentukan siapa Ketum GPdI—untuk kemajuan pelayanan dan pekerjaan Tuhan,” kata Pdt. Samuel Tandiasa.
Akhir kata, Pdt. Samuel Tandiasa, melihat MD – MD sebenarnya tidak menuntut terlalu banyak dari Panom yang dikomandoi oleh Pdt. Danny Rumokoy. MD – MD hanya minta Panom bekerja secara profesional, menjaga netralitas dan integritas, jangan membawa atau mencampuradukkan kepentingan pribadi atau kelompok dengan kepentingan Mubes, jangan mengintervensi pilihan daerah-daerah, dan jangan memiliki agenda tersendiri dalam melaksanakan pekerjaa sebagai Panom.
Media ini, pada Rabu 9 Februari media ini sudah menghubungi Ketua Panom, Pdt. Danny Rumokoy tetapi karena sedang kurang sehat tidak dapat memberikan konfirmasi. “Kita lagi istirahat ini, mestinya ada rapat hari ini dan kemarin tetapi tidak bisa,”katanya di ujung telepon genggan nomor 0811377….
Pada Kamis, kembali media ini menghubunginya di nomor yang sama, di ujung telepon, seseorang pria mengaku berinisial D, mengatakan Pdt. Danny Rumokoy tidak dapat mengangkat telepon, dan akan disampaikannya. “Saya…Om sedang berada di rumah sakit…..”katanya.
Untuk itu bila satu waktu Panom ingin mengkonfirmasi berita ini, media ini bersedia memberitakannya.