Ps. Willem Lau saat menyampaikan materi di SoH&M

JAKARTA – Seperti sudah diberitakan media ini sabtu (1 Februari 2025), Gereja – gereja yang tergabung dalam Satu Tubuh Kristus Jakarta Utara dan Jaringan Doa se Kota Jakarta Utara, akan menggelar 2 hari School Of Healing & Miracles (SoH&M: red), pada Jumat – Sabtu ( 7 – 8 Februari 2025) di Gading Premier Hall KTC, Kelapa Gading Jakarta Utara, dengan pembicara tunggal, Ps. William Lau.

Hamba – hamba Tuhan yang mendukung acara SoH&M pose bersama diakhir acara KKI.

Ps. William Lau, membuka dengan berkata, pelajaran yang diberikan sebenarnya ada 10 sesi tetapi mengingat waktu dua hari yang ada, dan sebagian waktu untuk Kebaktian Kebangunan Ilahi (KKI) maka pada kesempatan ini hanya dibagikan 5 sesi.

Ps. William Lau, berkata kehadirannya untuk memberikan pelajaran agar setiap umat Kristiani dapat terlibat dalam menyelesaikan Amanat Agung, dalam hal ini di Indonesia. “Bagian saya mempersiapkan semua yang hadir untuk menyelesaikan Amanat Agung termasuk kepada suku – suku yang terabaikan dan yang susah dijangkau,”bukanya.

“Tujuan saya adalah melatih saudara yang hadir untuk menjalankan perintah Tuhan Yesus kepada murid – muridNya. Perintah pada waktu Dia (Tuhan Yesus) mengutus mereka (murid – murid) untuk memberitakan kerajaan Allah,”katanya dan menyitir firman Tuhan dalam Lukas 10 : 9, Yesus berkata, “sembuhkanlah orang – orang yang ada di situ, dan katakanlah kepada mereka kerajaan Allah sudah dekat,”.

Ketua Panitia dan Istri Ps. William Lau, juga Pdt. Budi Setiawan di dampingi istri saat mengikuti SoH&M

Ps. William Lau, meminta yang hadir untuk perhatikan, “Yesus perintahkan mereka (murid) bukan mendoakan orang sakit tetapi perintahkan menyembuhkan orang sakit. Perintah menyembuhkan dan mendoakan itu beda jauh. Yesus tidak pernah perintah murid – muridNya mendoakan orang sakit, tidak pernah. Melainkan, seringkali Yesus perintahkan muridNya menyembuhkan orang sakit,”.

Sebelum Yesus perintah murid, kata Ps. William Lau, terlebih dahulu murid dibekali dengan kuasa. Seperti yang tertulis dalam Lukas 9 : 1, Yesus memanggil kedua belas muridNya (saudara dan saya juga termasuk murid Yesus) lalu memberikan tenaga dan kuasa yaitu otoritas untuk menguasai segala setan dan untuk menyembuhkan penyakit – penyakit.

“Sekali lagi, Yesus tidak meminta murid untuk mendoakan orang sakit dan mengusir setan tetapi Yesus perintah untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan lewat OTORITAS. Kalau kita tidak dapat menyembuhkan orang sakit itu artinya kita gagal,”tegas Ps. William Lau.

Ps. William Lau, mengingatkan untuk tidak salah memahami, otoritas yang diberikan oleh Tuhan untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan, itu dalam tujuan memberitakan firman Tuhan. Kata lainnya dalam rangka menginjil kepada orang yang belum kenal Tuhan. (Baca Lukas 9 : 1 – 6).

“Tenaga dan otoritas ini berbeda jauh dengan karunia kesembuhan. Pada hari ini kita tidak belajar karunia kesembuhan, melainkan belajar tenaga dan otoritas yang Tuhan berikan kepada murid – muridNya sebelum Roh Kudus (turun) pada hari Pentakosta di Kisah Rasul – Rasul. Ingat! Karunia kesembuhan itu hadir setelah Roh Kudus turun pada hari pentakosta,”terangnya.

Ps. William Lau membacakan firman Tuhan untuk menjadi bukti apa yang disampaikan tidak asal ngomong tetapi memiliki landasan firman Tuhan. (Yohanes 14 : 6), Kata Yesus kepadanya: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku,”. (Yohanes 14:11), Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri,”. (Yohanes 14:12), “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;”

Ps. William Lau berkata, ayat – ayat yang dibacakan itu, kadang disalah pahami. Untuk supaya tidak disalah pahami, perlu diketahui bahwa  Tuhan Yesus memiliki tiga jabatan. Yesus itu Imam, Yesus itu Nabi (profetik) dan Yesus itu Raja. Ketiga jabatan ini ada juga pada Gereja, (tubuh Kristus).

Ps. William Lau membekali peserta SoH&M untuk praktik di KKI

Jabatan Imamat itu dapat diperhatikan ketika umat percaya menaikkan penyembahan kepada Bapa yang di sorga. Jabatan profetik dapat diperhatikan ketika satu dengan yang lain dalam tubuh kristus saling membangun. “Misalnya, ada seorang yang sakit, kita melaksanakan proklamasi atau deklarasi “Dalam nama Yesus, aku katakan kamu akan sembuh”. Jabatan Raja adalah mengeluarkan perintah kepada bawahan.

BACA JUGA  Seruan GBI Bagi Umatnya Untuk Pilpres dan Pileg

“Kita akan fokus kepada Jabatan Raja. Seorang Raja itu memiliki otoritas untuk perintah prajurit atau anak buahnya atau yang dianggap bawahannya. Pada umumnya prajurit atau anak buah akan taat atau menjalankan semua perintah Raja. Raja dalam perintahnya menggunakan otoritas, tidak menggunakan doa atau nubuatan,”.

Fakta yang terjadi, tutur Ps. William Lau, di masa kini, banyak hamba Tuhan untuk menyembuhkan bukan mengeluarkan perintah tetapi berdoa, juga ada yang bernubuat. Selain itu, banyak hamba Tuhan mencampur tiga jabatan di atas. Contoh, sebelum menyembuhkan orang sakit, sudah lebih dahulu berbahasa roh, lalu berkata jadilah engkau sembuh, dan dilanjutkan dengan menyembah Tuhan, dan seterusnya, semuanya dicampur. Akibatnya kesembuhan Ilahi jarang terjadi karena ketiga jabatan Tuhan semuanya dicampur—tidak fokus,” tuturnya dan mengajak yang hadir membaca firman Tuhan yang ada di dalam Lukas 4 : 31 – 36.

Ps. William Lau menegaskan Lukas 4 : 31 – 36 menjadi kunci murid Tuhan (umat yang percaya, sudah dibaptis) untuk mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit. “Ketika ada yang kerasukan setan, kebanyakan kita berdoa, sampai ada bahasa roh (melakukan tindakan imamat saja), mestinya lakukan tindakan jabatan Raja, perintahkan setan itu pergi. ‘Dalam nama Yesus, setan keluar, pergi,’. Yesus menghardik setan tidak tutup mata, tidak berdoa. Kalau ada yang menghardik setan dengan tutup mata itu namanya berdoa, dan itu berbahaya—sebab menyerang musuh tidak diperbolehkan tutup mata. Juga saat Yesus menghardik setan, tidak ada kata Amin, itu karena Yesus bukan berdoa, melainkan berperang sebagai Raja,”.

Ps. William Lau yang sudah melayani dengan pengajaran tentang otoritas di 50 negara di dunia, tidak lupa menjelaskan karunia kesembuhan yang ada di I Korintus 12. Karunia kesembuhan dipakai untuk membangun tubuh Kristus yaitu Gereja. Sedangkan apa yang dijelaskannya yang terdapat dalam 4 Injil, pada saat itu belum ada yang namanya Gereja atau jemaat atau tubuh Kristus. “Yang muncul lebih dahulu adalah otoritas, bukan karunia kesembuhan. Jadi tidak sama otoritas dan karunia kesembuhan—bedanya jauh. Apalagi urapan, bukan,—berbeda dengan otoritas,”jelasnya dan membacakan firman Tuhan dalam Lukas 9 : 1.

“Lukas 9 : 1 ini berlaku untuk saudara dan saya sebagai murid Tuhan. Tuhan Yesus memberikan kita otoritas Ilahi, tetapi tidak semua dari kita memiliki karunia kesembuhan. Tenaga kesembuhan berbeda dengan otoritas. Lukas 4 : 40, Yesus menyembuhkan dengan meletakkan tangan (tenaga). Di ayat ini Yesus tidak mengeluarkan perintah (otoritas), tidak, Yesus hanya mengeluarkan tenaga (meletakkan tangan). Lukas 6 : 19. Menjelaskan tenaga kesembuhan Yesus Kristus, lewat kontak. Jadi di dalam diri kita saat ini ada tenaga Yesus Kristus. Oleh sebab itu kita juga dapat menumpangkan tangan untuk menyembuhkan orang sakit. Untuk menyembuhkan jangan ragu, sebab Yohanes 14 : 12 memberikan kita otoritas. Ingat kita bisa menyembuhkan, kita bisa memindahkan gunung tetapi semua itu kalau tidak punya buah – buah roh, dalam hal ini kasih, itu semua kosong.  Iman menyembuhkan orang sakit, mengusir setan ataupun memindahkan gunung “senjata” untuk penginjilan, memenangkan jiwa – jiwa., untuk menyelesaikan Amanat Agung, Tapi untuk hidup dalam Tuhan maka diperlukan kasih. ( Baca Markus 11 : 23),”kata Ps. William Lau.

Pdt. Tony Mulia yang mengikuti SoH&M, langsung dipraktikkan di KKI

Apa yang diajarkan oleh Ps. William Lau, diterapkan oleh semua yang mengikuti (SoH&M: red). Pada saat sesi KKI, ada banyak umat Tuhan yang sakit hadir. Bahkan pantauan media ini, ada orang yang belum mengenal Tuhan hadir untuk disembuhkan.

Orang – orang yang hadir dalam sesi KKI, tampak ada yang datang menggunakan kursi roda karena tidak bisa berjalan, alat pendengar karena tidak bisa mendengar, intinya berbagai penyakit.

Tenaga kesembuhan dan otoritas kesembuhan yang Tuhan berikan kepada umat Tuhan yang telah mengikuti (SoH&M: red) selama 2 hari, dipraktikkan langsung. Banyak yang bersaksi di depan semua yang hadir bahwa telah menerima kesembuhan dari Tuhan.

Panitia Berharap Dipraktikkan Dalam Pelayanan
Pelaksanaan (SoH&M: red) sejak hari pertama mendapat respon positif dari, baik pendeta, hamba Tuhan dan jemaat di Jakarta maupun di luar Jakarta bahkan pulau lain.

BACA JUGA  Pimpinan Umat di Sulawesi Utara Sepakat Sukseskan Pemilu Damai

Sebagai bukti respon positif, Ketua Panitia Ps. Bryant Lucas Wong, dari GSJA, mengungkapkan ada lebih dari 300 peserta yang ikut. Seluruh peserta dari hari pertama sampai hari kedua tekun mengikuti sesi demi sesi yang ada.

Bahkan saat sesi Kebaktian Kebangunan Ilahi (KKI), aula dari Gereja Abbalove KTC digembalakan oleh Pdt. Budi Setiawan yang dapat menampung 1000 kursi tampak penuh dengan jemaat yang ingin mendapatkan kesembuhan.

Pdt. Tony Mulia bersama Ketua Panitia, Ps. Bryant Lucas Wong

Ps. Bryant Lucas Wong, mendapatkan hal-hal positif selama dua hari School Of Healing & Miracles (SoH&M: red). Pertama, ada tiga jabatan yang diterima umat Tuhan disaat berdoa, yaitu berdoa secara Imamat, berdoa secara profetik (deklarasi) dan berdoa dengan otoritas Raja—dengan melakukan perintah.

Kedua, Ps. Bryant Lucas Wong mendapatkan pelajaran perbedaan otoritas dengan karunia kesembuhan. Semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus mendapatkan otoritas, tetapi tidak semua orang percaya mendapatkan karunia kesembuhan. Juga otoritas dari Tuhan Yesus sudah ada sebelum hari Pentakosta, sedangkan karunia kesembuhan ada setelah hari Pentakosta.

Ketiga, kesembuhan dapat dilakukan dengan perintah (otoritas) dan juga dapat dilakukan dengan berdoa karena memiliki karunia kesembuhan. Dalam melakukan kesembuhan lewat tenaga kesembuhan, dilakukan dengan penumpangan tangan pada bagian yang sakit, seperti Yesus melakukan kesembuhan kepada orang tuli dan bisu.

Keempat, melakukan kesembuhan dengan otoritas tidak dipengaruhi oleh yang namanya jarak. Setiap umat yang percaya, dapat menyembuhkan orang sakit bila menggunakan otoritas yang Tuhan berikan

Kelima, Ps. Bryant Lucas Wong, mengingatkan untuk tidak salah memahami adanya perbedaan antara otoritas dan karunia kesembuhan. Kedua-duanya saling mendukung. Doa Otoritas untuk menjangkau jiwa yang belum percaya kepada Injil (untuk menyelamatkan jiwa). Sedangkan karunia kesembuhan untuk orang yang percaya—dalam hal ini untuk membangun Tubuh Kristus.

Kelima, orang yang percaya kepada Tuhan  menggunakan otoritas untuk memindahkan gunung dan membangkitkan orang mati, ini harus memiliki iman dan persiapan yang “matang” melalui doa puasa, dan memiliki kepercayaan tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, tidak boleh ragu, sebab keraguan (hati yang bimbang) adalah musuh dari iman.

Ps. Bryant Lucas Wong, menutup perbincangan dengan wartawan media ini, berharap agar umat Tuhan yang hadir ketika berada di tempat masing-masing dapat mempraktikkan kuasa otoritas, tenaga kesembuhan, doa puasa dan dilakukan dengan KETEKUNAN.

Pdt. Tonny Mulia salah satu yang ada di dalam Jaringan Doa Nasional dan Tubuh Kristus, Jakarta Utara, mengatakan kepada media, pengajaran yang diberikan oleh Ps. William Lau sangat – sangat alkitabiah.

Lewat pengajaran Ps. William Lau, diharapkan Pdt. Tonny Mulia, setiap umat percaya dapat aktif untuk menginjil dengan menggunakan otoritas kesembuhan dari Tuhan. “Puji Tuhan, pengajaran ini membuat kita semua yang hadir dicelikkan bahwa siapapun yang sudah percaya Tuhan, memiliki otoritas dari Tuhan Yesus Kristus, untuk menyembuhkan orang. Menurut saya sangat efektif untuk menggenapi Amanat Agung Tuhan Yesus, bila jemaat diberikan kesempatan untuk memenangkan jiwa menggunakan otoritas kuasa Tuhan, menyembuhkan yang sakit,”katanya dan mengakhiri dengan “mendorong” hamba – hamba Tuhan yang mengikuti (SoH&M: red), yang datang dari berbagai daerah, seperti, dari Indramayu, Amerika, Manado, Sumedang, Kalimantan Timur, mempraktikkan kuasa (otoritas) yang Tuhan sudah berikan.

Pdt. Budi Setiawan, sebagai tuan rumah, bersyukur dengan adanya (SoH&M: red) karena semua yang hadir dicerahkan. Sebab setiap orang percaya dimotivasi untuk menyembuhkan orang yang sakit, dan menjangkau jiwa – jiawa. Ini satu perkara besar yang memang dibutuhkan oleh semua Gereja.

Harapan Pdt. Budi Setiawan, mirip – mirip dengan Ps. Bryant Lucas Wong dan Pdt. Tonny Mulia, setiap yang ikut (SoH&M: red) saat sudah berada di daerah atau lingkungan masing – masing untuk dapat menginjil dengan menggunakan otoritas dari Tuhan Yesus Kristus.

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
2
+1
0
+1
0
+1
1
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini