Kulon Progo – Umat Kristiani di seluruh belahan dunia tidak lama lagi akan memperingati Paskah. Sebelum perayaan Paskah, berbagai gereja memiliki cara atau tradisi penyambutan perayaan Paskah, seperti menyelenggarakan Rabu Abu oleh Gereja Katolik.
Rabu Abu adalah hari pertama Masa Pra Paska, yang menandai bahwa manusia memasuki masa tobat 40 hari sebelum Paska. Angka “40″ selalu mempunyai makna rohani sebagai lamanya persiapan. Misalnya, Musa berpuasa 40 hari lamanya sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah (Kel 34:28), demikian pula Nabi Elia ( I. Raja-raja 19:8). Tuhan Yesus sendiri juga berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang gurun sebelum memulai pewartaan-Nya (Mat 4:2).
Merujuk pada kitab suci, abu menjadi tanda pertobatan di Kota Niniwe. Kitab Kejadian Kej.2:7 “Ketika itu-lah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan mengembuskan napas hidup ke dalam hidungnya; demikian-lah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.”
Rabu Abu dimaknai abu menjadi pengingat umat Katolik, sejatinya manusia berasal dari debu tanah, dan suatu ketika akan tiada lalu kembali menjadi debu.
Seperti ditulis di situs resmi Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia (Komkat KWI), abu juga menjadi tanda kerapuhan manusia yang mudah jatuh dalam kelemahan dosa sekaligus tanda pertobatan.
Dalam pantauan media ini saat berkeliling di Kulon Progo Yogyakarta, tepat berada di Gereja Katolik St. Maria Fatima, Pelem, Dukuh, nampak beberapa personil Polsek Girimulyo yang di pimpin langsung Kapolsek Ipda Fajar Sutiono.
Kehadiran pihak Polsek untuk mengamankan jalannya peribadatan misa-ekaristi-Rabu Abu Pra-paskah, yang dihadiri ratusan umat Katholik dengaan mematuhi protokol Kesehatan.
Misa Rabu Abu di Gereja Katolik St. Maria Fatima, Palem, Dukuh, di pimpin Romo Supriyanto,PR,menyampaikan pesan di tahun yang penuh cobaan ini untuk Bertobat dan percaya pada Injil.
