MITRA INDONESIA – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di Indonesia, Rabu (27/06/2018), akan diikuti 171 daerah, dan di dalamnya ada umat Kristen.
Ketua Umum Gereja Bethel Indonesia (GBI), Pdt. DR. Japarlin Marbun mengharapkan semua umat Kristen, lebih khusus jemaat GBI untuk berpartipasi dalam Pilkada serentak, mulai dari berdoa untuk keamanan dan kelancaran Pilkada, pergi ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk memberikan suara untuk memilih calon kepala daerah yang diyakini akan memajukan daerah. “Paling penting calon yang akan dipilih memiliki track record yang baik, memiliki semangat untuk membangun daerahnya dan berpihak kepada kebhinnekaan serta seorang pancasilais,” katanya dan meminta umat Tuhan juga mengawasi penghitungan suara untuk memastikan semua berjalan sesuai aturan dan tidak ada kecurangan.
Lebih dari itu, pendeta yang dekat dengan semua golongan agama ini menegaskan agar umat Kristen menyediakan waktu untuk berdoa khusus agar Pilkada berlangsung aman, Tuhan beri kekuatan dan hikmat kepada penyelenggara dan pelaksana Pilkada. “Paling penting lagi, sebelum ke TPS umat harus berdoa agar Tuhan berikan hikmat untuk memilih calon yang tepat,” tegasnya seraya mengingatkan jangan sampai umat menjadikan momen doa sebagai tempat kampanye terselubung, atau ‘doa politik’ karena akan mereduksi kesakralan doa.
Sementara itu, bagian hukum GBI, Pdt. DR. Hanan Soeharto menambahkan Pilkada ini akan menentukan perjalanan pembangunan baik fisik dan masyarakatnya dari kota yang ada Pilkada Rabu 27 Juni 2018. “Oleh sebab itu, berpartisipasilah dan berikan suara kepada para calon yang benar-benar dekat dengan rakyat, cinta rakyat serta memiliki kemampuan membangun kota,” katanya dan mempertegas, calon itu tidak sebatas komitmen kepada Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila tetapi juga memiliki kemampuan pembangunan, baik secara ekonomi maupun secara hukum.
Salah satu pendiri Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) Willam Frans Ansanay, SH berharap gerakan doa untuk bangsa Indonesia yang dilakukan oleh hamba-hamba Tuhan GBI pimpinan Pdt. Ir. Niko Njotorahardjo, termasuk yang dilakukan di Provinsi Banten oleh GBI Rayon 3, menular kepada gereja-gereja lainnya. “Semua umat Kristen wajib mendoakan agenda politik nasional, baik Pilkada serentak Rabu (27 Juni 2018), maupun agenda Pileg dan Pilpres tahun 2019 agar tercipta keamanan, juga menghasilkan pemimpin yang baik untuk melakukan pembangunan nasional kedepan demi kesejahteraan bersama,” katanya
Lalu Ketua Umum GKSI, Pdt. Marjio, menyerukan kepada seluruh umat Kristen se- Indonesia di wadah GKSI untuk sungguh-sungguh berdoa dalam Pilkada serentak Rabu (27 Juni 2018) agar Tuhan menentukan pimpinan kepala daerah yang bersih, jujur dan cerdas dari seorang yang nasionalis.
Penasihat Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII), Pdt. DR. Nus Reimas berkata Pilkada adalah cara untuk memilih dan menemukan orang-orang yang tepat, punya visi, program dan komitmen untuk membangun masyarakat. “Karena itu kita harus berdoa dan memilih orang yang tepat dan menghindari politik uang maupun politik identitas,” tegasnya.
Salah satu Ketua dari Sekolah Tinggi Teologia Rahmat Emanuel, Pdt. DR. Antonius Natan, yang dimpimpin oleh DR. Arya Supit, berkata masyarakat (umat Kristiani) semakin cerdas mempelajari kandidat pemimpin, dunia medsos saat ini sangat membantu wawasan dan pembelajaran politik, masyarakat dapat mempelajari dengan mudah kandidat kandidat serta afiliasi politik pihak terkait, hoaks, juga semakin ketahuan pihak-pihak yang nakal (jahat dan menghalalkan) segala cara, termasuk terlihatnya siapa pelaku penyebar pesan perpecahan (SARA). “Itu sebabnya pilihlah yang memiliki kapasitas dan kapabilitas sebagai pemimpin, pilih yang takut akan Tuhan (yang hanya satu istri), pilih yang bisa dipercaya (lihat masa lalunya), pilih yang anti suap (anti korupsi),” katanya.
Salah satu pimpinan PGLII ini menambahkan, di momen Pilkada, Pileg ataupun Pilpres diperlukan doa khusus. Kenapa? Karena disinyalir atau seperti kebiasaan ada yang melakukan politik uang (membeli suara) dan melakukan kecurangan serta menggunakan dukun, paranormal untuk membantu pemenangan yang keseluruhannya sulit dibuktikan. “Dalam hal ini kita memerlukan kuasa Tuhan Yesus untuk mengalahkan semua itu. Sehingga Pilkada berjalan jujur dan aman. Bangsa ini bergantung pada doa-doa orang benar,” paparnya seraya mengingatkan doa orang benar besar kuasanya. (Suratinoyo)