Sekda MD, Pdt. Markus Sigalinging bersama Tim akan menyerahkan peti jenazah kepada keluarga korban. (Foto : Hasil tangkapan layar dari Pantekosta TV)

Jakarta – Kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Kembali melakukan aksi biadab, membunuh 4 petani warga di Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), Selasa (11/5).

Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), mengecam keras pembunuhan 4 warga Desa Kilimago, Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (11/5). Dan dengan tegas, peristiwa tersebut PGI berkata tidak bisa ditolerir karena dilakukan dengan cara sadis dan biadab oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

“Tindakan ini benar-benar di luar perikemanusiaan tak bisa ditolerir. Tindakan biadab ini kembali berulang setelah pembantaian sadis yang dilakukan oleh kelompok yang sama pada akhir tahun 2020. Kami mendesak Pemerintah dan aparat TNI dan Polri menyelesaikan peristiwa terror yang selama ini mengganggu di Poso. Pembantaian berulang pada kurun waktu yang pendek sungguh-sungguh mempertontonkan pelecehan terhadap kemampuan apparat keamanan kita yang seakan tak berdaya menghadapi kelompok teroris ini,” kata Pdt. Jacky Manuputty, Sekretaris Umum PGI, dalam siaran pers yang diterima media ini dikirim, Humas PGI, Philip Situmorang, 12 Mei 2021.

Salah satu korban dari kebiadan Kelompok teroris MIT, akan dipakaikan JAS disaksikan Sekda MD GPdI SUlteng ( Foto : Hasil tangkapan layar di Pantekosta TV)

Bersamaan dengan itu, MPH-PGI juga mengungkapkan belarasa dan keprihatinan yang mendalam kepada keluarga yang berduka. Terkait dengan peristiwa ini, PGI menyerukan beberapa hal sebagai berikut;

Pertama, mendesak pemerintah dan aparat keamanan untuk meningkatkan upaya penanganan kelompok teroris ini, sehingga tidak lagi jatuh korban warga tak bersalah yang dibantai dengan cara-cara barbar. Masyarakat berhak atas jaminan keamanan dan ketentraman, serta bebas dari segala bentuk terror, dan pemerintah wajib memberikannya.

BACA JUGA  Pdt. Tony Mulia : Putuskan Kutuk dan Berkomitmen Menyembah Tuhan, Pasti Menerima Pengalaman Indah dari Tuhan

Kedua, mengimbau masyarakat setempat untuk tetap waspada, sambil memperkuat ketahanan sosial dan memberi dukungan terhadap upaya-upaya pemerintah  untuk menangani kasus ini. Ketiga, mendorong seluruh elemen masyarakat untuk bersikap proaktif melawan gerakan ekstremisme yang melegalkan cara-cara kekerasan dan terror, karena sungguh melecehkan nilai-nilai luhur agama maupun kebangsaan.

Diakhir siaran Pers, PGI terus mendoakan dan mendukung semua langkah dan upaya pemerintah untuk memelihara keamanan dan ketentraman masyarakat di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bebas dari aksi teror dan estremisme.

Para korban dari aksi biadab teroris, langsung mendapatkan simpati dari Ketua Majelis Daerah (MD), Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), Pdt. Franky Rewah, yaitu dengan cepat tanggap langsung mengirimkan bantuan 2 ambulans yang berisi 4 peti jenazah dan Jas serta perlengkapannya untuk para korban. Dan ada juga bantuan duka buat para keluarga korban.

“MD GPdI Sulteng secara cepat telah melakukan sentuhan perhatian dengan memberikan 4 Peti Jenazah, Jas, Baju, Sepatu bagi para korban meninggal. Serta memberikan santunan berupa uang bagi keluarga korban. Yang paling dibutuhkan saat ini adalah gereja bersatu dalam doa agar Tuhan yang Maha Kuasa segera bertindak sesuai dengan kehendak-Nya,”kata Pdt. Franky Rewah.

Bantuan dari GPdI Sulteng, telah diserahkan langsung oleh Sekda MD, Pdt. Markus Sigalinging bersama tim kepada keluarga korban. “GPdI Sulteng memberikan dukungan moril terhadap Keluarga dan Desa yang di timpah duka karena keganasan Teroris. Pemberian bantuan ini sebagai tanda kepedulian dan turut berdukacita kami,”kata Pdt. Franky Rewah.

BACA JUGA  GMKI Sebut Pernyataan Pangkostrad Dudung untuk Konteks Bangsa dan Negara

“Kami Berduka atas meninggalnya Petani sederhana berasal dari Toraja, pertama, Lukas Lesek (47). Kedua, Paulus Papa (41). Ketiga, Marten Solon (58). Keempat, Simson Susah (72). Doa kita, Tuhan hiburkan seluruh keluarga dan Tuhan lindungi masyarakat Kalimago dan Napu,”.

Selain itu, Pdt. Franky Rewah yang adalah salah satu nama disebut-sebut kandidat Ketua Umum GPdI, yang saat ini menjadi pimpinan di GPdI Provinsi Sulteng ini menceriterakan kondisi medan tempat bersembunyi dan sekaligus beroperasi para teroris MIT sangat luas.

Hutan belantara kira – kira seluas 50 Km X 100 Km persegi, dengan luas hutan belantara 5000 Km2 maka TNI dan POLRI mengalami kesulitan untuk membekuk sekitar 10 orang anggota MIT.  “TNI Polri telah berupaya keras namun situasi lebatnya hutan biru yang membentang dari Parigi, Sigi  hingga Poso dan dari Tambarana, Sulewana hingga Napu sangat rawan dengan kondisi alam bergunung-gunung,”

Pdt. Franky Rewah, mewakili GPdI Sulteng, berkata sangat mengecam keganasan dan tindakan tidak berkemanusiaan teroris MIT. “GPdI berharap dan mendesak TNI dan POLRI terus bergerak hingga meringkus mereka. GPdI juga tetap berdoa agar Tuhan melindungi masyarakat di Kabupaten Poso, Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Sigi daerah operasi MIT,”katanya.

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
4
+1
5
+1
9

2 KOMENTAR

  1. semoga keluarga yg ditinggalkan tambah menghadapi segala cobaan dan Tuhan berikan kekuatan dan penghiburan serta kesehatan.TURU BERDUKACITA RIP.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini