JAKARTA – Majelis Pusat (MP) Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) menggelar pertemuan Bendahara MP dengan Bendahara – Bendahara Majelis Daerah (MD) GPdI, Selasa – Rabu ( 28 Februari – 01 Maret 2023), di salah satu hotel di Jakarta.
Prosesi pembukaan acara, Pdt. Brando Lumatauw, sebagai Bendahara Umum (Bendum) meminta Ketua Komisi Hukum, juga sebagai salah satu Sekretaris Majelis Pusat, Pdt. DR. Wempy Kumendong, S.Th, MA, MH, memimpin doa pembukaan, sekalian memberitakan firman Tuhan sebagai landasan pijakan untuk perjalanan pertemuan ini.
Pada kesempatan itu, Pdt. DR. Wempy Kumendong mengambil Filipi 2 : 12 – 16, sebagai titik tolak untuk mendasari pertemuan Bendum MP dan Bendum – bendum MD. “Ini bicara tentang sebuah kepastian dan konsistensi dalam melayani Tuhan. Kata lainnya memaknai sebuah pelayanan terkait keselamatan,”katanya.
Dijelaskan oleh Pdt. DR. Wempy Kumendong, ayat firman Tuhan yang dibacakan adalah untuk memotifasi Bendahara – Bendahara yang hadir supaya tetap taat dengan memiliki rasa takut dan gentar kepada Tuhan. Karena Allah yang memberikan kepercayaan kepada pribadi – pribadi untuk menjadi Bendahara. “Ini penting, kita harus menjadi baik dalam tugas dan pelayanan,”
Pdt. DR. Wempy Kumendong, mengutip pepatah yang diperkatakan dalam Bahasa inggris. Bila diterjemahkan seperti ini “Adalah baik menjadi orang penting, tetapi sesungguhnya yang lebih penting menjadi orang baik”tuturnya, seraya melengkapi dengan berkata, “Ini bicara sebuah nilai kebaikan, yang dalam konteks ketaatan dalam panggilan kita,”
Diakhir, Pdt. DR. Wempy Kumendong, memotivasi kepada semua yang hadir untuk dapat mengerjakan tugas Tuhan dengan baik, dan untuk kebaikan GPdI, terutama dalam pengelolaan keuangan. “Mari kita kerjakan semuanya untuk Tuhan, dan untuk memajukan organisasi kita GPdI. Ini tanggungjawab kita yang telah dipilih menjadi bendahara. Bila kita mengerjakan dengan komitmen dan nilai – nilai yang baik maka saya percaya daerah kita akan diberkati dan tentu secara nasonal GPdI akan semakin diberkati,”kata Pdt. DR. Wempy Kumendong, dan menyerahkan kepada Bendum acara selanjutnya. Pada kesempatan itu, Pdt. Happy Manopo, ditunjuk oleh Bendum MP, untuk berdoa usai firman Tuhan.
Setelah itu, Pdt. Brando Lumatauw, mengucapkan selamat datang kepada semua Bendahara yang telah hadir. “Selamat datang, dan terima kasih banyak untuk kehadirannya,” katanya dan meminta kesediaan Ketua Umum, Pdt. Dr. Johnny Weol, untuk memberikan pembekalan sebelum masuk pada acara inti.
“Saya memberikan apresiasi kepada semua Bendahara yang hadir,”demikian kata pembuka Pdt. Dr. Johnny Weol.
Langsung saja, Pdt. Dr. Johnny Weol, berkata dapur satu organisasi adalah sekretaris tapi nyawa dari organisasi ada pada Bendahara. “Hidup matinya sebuah organisasi semuanya tergantung bendahara. Kita bisa bangga dengan administrasi yang bagus tetapi kalau tidak ada duit, apa yang bisa dibuat?”Tanyanya.
Lebih jauh, Pdt. Dr. Johnny Weol, menegaskan uang itu sangat vital. Itu sebabnya ketika pengelolaankeuangan salah maka akibatnya fatal. “Bab X pasal 17, keuangan MP berasal dari ( 1) 20 persen hasil penerimaan keuangan MD yang setiap 3 bulan sekali dikirim langsung kepada Bendahara Umum MP,”
Pdt. Dr. Johnny Weol, berkata itu UU GPdI. Makanya Ketika ada daerah yang “nakal”, pasti akan dapat ditelusuri. “Ketika BPK turun mengaudit uang MD, ditemukan adanya penyimpangan MP akan bertindak, karena didasarkan UU GPdI,”
Tidak lupa Pdt. Dr. Johnny Weol, memberikan apresiasi kepada MD yang jujur. “Bila ada MD bermasalah keuangannya, ketika ditelusuri ternyata bendaharanya yang melakukan peyimpangan maka bendaharanya yang akan disanksi. Tetapi kalau penyimpangan itu dilakukan secara berjamah (Ketua MD, Bendahara MD dan Sekretaris MD) maka apa boleh buat, MD yang kami bekukan,”
“Kalau ada Ketua MD misalnya meminta bendaharanya untuk tidak menyetorkan uang 20 persen, hanya 5 atau 10 persen saja maka saudara harus berani menolak, karena kalau saudara lakukan berdosa dihadapan Tuhan. Sebab 20 persen itu sudah menjadi konsensus bersama secara nasional dan dituangkan dalam AD/ART,”
“Uang masuk ke MP digunakan untuk apa? digunakan untuk roda organisasi, di antaranya untuk Mukernas dan Mubes. Juga digunakan untuk bantu SA – SA, pembangunan Gedung Gereja,”.