YOGYAKARTA – Dampak globalisasi berimbas pada kondisi dehumanisasi, krisisnya jati diri dan melemahkan kehidupan bangsa. Untuk hal ini diperlukan pengembangan inovasi dan daya saing bangsa. Inovasi sosial berbasis local wisdom atau kearifan lokal sangat diperlukan dalam menjawab tantangan saat ini. Inovasi sosial dibangun dengan berorientasi manfaat, tidak sekedar berorientasi pada keuntungan individu maupun kelompok.

Hal tersebut disampaikan Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. Staf Khusus Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI sebagai Keynote Speaker dalam Studium Generale Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Widya Mataram (UWM) secara daring yang diikuti para mahasiswa Fisipol dan umum, yang diselenggarakan Sabtu (28/11/2020).

“Sudah tiba saatnya bangsa Indonesia mengubah paradigma untuk mengglobalkan kearifan lokal sebagai bangsa yang kaya akan budaya dan nilai luhur,” kata Prof. Ravik, Guru Besar UNS itu, Sabtu (28/11/2020).

Aspek inovasi kepemimpinan, lanjut Prof. Ravik, didalamnya terdapat pola kepemimpinan berbasis kearifan lokal yang diwujudkan dalam bentuk kepemimpinan kolektif. Hal itu teraktualisasi di tengah munculnya pandemi Covid-19 sebagai respon masyarakat.

BACA JUGA  Paskah GPdI MD Banten (Pdt. Samuel Ch Tumbel) Hadirkan Pembicara, Pdt. Ferdinand Rompas : Cakalang Masukin di Freezer, tetap Disebut Cakalang

Berbagai upaya dilakukan seluruh komponen masyarakat dengan menggali potensi yang dimiliki untuk mengatasi Covid-19. Hal itu menjadi gerakan sosial yang telah dilakukan salah satu RW di Jawa Tengah, dan kampung tangguh di Jawa Timur. Kepemimpinan kolektif sebagai inovasi sosial merupakan kepemimpinan yang mengakomodir dan bercirikan penguatan nilai, budaya, jati diri dan identitas lokal/nasional.

Dalam sambutan membuka acara, Prof. Dr Edy Suandi Hamid, M.Ec Rektor UWM menyampaikan, ada nilai-nilai sekaligus menjadi prasyarat yang melekat pada seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan.

Prasyarat lain, kata Prof. Dr Edy Suandi Hamid, M.Ec, seperti ditulis dalam Press Release yang diterima tabloidmitra.com, ialah komitmen dan integritas sehingga dapat menjadi teladan bagi orang lain. Ki Hadjar Dewantara merumuskan kepemimpinan sosial ungkapan ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangunkarso, dan tut wuri handayani. Pesan-pesan leluhur dan asas-asas kepemimpinan itu mengandung nilai-nilai kepemimpinan yang universal.

BACA JUGA  Pdt. Gilbert Lumoindong, Pdt. Hengky So dan Pdt. Wiryohadi Masuk Kabinet Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham

“Inti dari sifat-sifat kepemimpinan yang universal bahwa sang pemimpin harus dapat memotivasi dan memberikan keyakinan kepada yang dipimpinnya sehingga yang dipimpin merasakan kemanfaatan dan kesejahteraan,” jelas Anggota Parampara Praja Pemda DIY itu.

Fakultas yang dinahkodai (dekan) Dr. As Martadani Noor, MA ini menggelar Studium Generale dengan tema “Kearifan Lokal dalam Penguatan Kepemimpinan”, juga dihadiri para pimpinan UWM, pimpinan di lingkungan Fisipol, serta para dosen.

Narasumber yang dihadirkan, diantaranya Dra. Syakdiah, M.Si (Dosen prodi Administrasi Publik) dengan materi “Pemimpin dan Kepemimpinan; Tommy Satriadi Nur Arifin, S. I.Kom., MA (Dosen prodi Ilmu Komunikasi) dengan materi “Komunikasi Mitigasi Bencana; dan Paharizal, S.Sos., MA (Dosen dan ketua prodi Sosiologi), materinya “Eksistensi local wisdom dalam masyarakat kontemporer.” (Kontributor: AS)

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini