TORAJA – Catatan sejarah kembali ditorehkan oleh Sekolah Alkitab (SA) Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) di Tanah Toraja, Sulawesi Selatan, dengan melepaskan (Penamatan) 33 Siswa/I Angkatan XLIV terjun ke dalam pelayanan jemaat.
Sisiwa/I ini sebelum dilepaskan langsung oleh Ketua Majelis Pusat GPdI, Pdt. Herry Lumatauw, pada 31 Mei 2023, telah mengikuti proses pendidikan secara intelektual dan karakter selama 9 bulan.
Pada ibadah pelepasan, Ketua Harian Sekolah Alkitab GPdI Tanah Toraja, Pdt. Musa Senolinggi, S.Pd, berharap siswa/siswi yang dilepaskan atau diutus ke ladang pelayanan sebanyak 33 siswa/I ini dapat bertahan.
Selain itu, diharapkan juga dalam pelayanan jemaat baik itu pengembalaan ataupun praktik pelayanan di sebuah pengembalaan, para siswa/I yang sudah berganti peran dari siswa atau siswi menjadi hamba Tuhan, dapat mempraktikkan etika pelayanan—termasuk etika berorganisasi yang telah dipelajari dalam pendidikan di Sekolah Alkitab.
Pdt. Musa Senolinggi, juga memotivasi para siswa/I (hamba Tuhan) yang telah dilepaskan pada 31 Mei 2023 ini dapat terus mengembangkan talenta pelayanan, panggilan pelayanan sesuai dengan pangilan. Memang siswa/I ini sudah tidak di dalam mengikuti proses belajar di Sekolah Alkitab, tapi Namanya belajar itu tidak mengenal tempat dan waktu. Teruslah belajar dengan keadaan – keadaan yang ditemui dalam dunia pelayanan dan mintalah kemampuan dari Tuhan.
“Doa kami, dan kami terus memotivasi agar Siswa/i, tersebut dapat menemukan karunia pelayanan serta menggali semua potensi yang diberikan Tuhan melalui pendampingan gembala atau secara mandiri sehingga kapasitas dan kompetensi untuk melayani dapat tersalurkan disetiap bidang pelayanan yang dibutuhkan di zaman now,” Tutup Pdt. Musa Senolinggi, S.Pd.
Sedangkan Ketua Majelis Pusat GPdI, Pdt. Herry Lumatauw, dilihat dari canal youtube Novel Pangemanan, penyampaian Firman Tuhan dalam ibadah pelepasan Siswa/I Sekolah Alkitab GPdI Tanah Toraja, membuka dengan berkata “Haleluyah…haleluyah…kita bersorak – sorai bagi Allah kita,” kata Pdt. Herry Lumatuw di depan para siswa/I, guru guru SA dan undangan (jemaat serta tokoh masyarakat) dan Ketua Departemen Multimedia GPdI, Pdt. Efrayim da Costa, Staff Khusus MP GPdI Pdt. Chemuel Watulingas, SH, M.Th, , Pelaksana Tugas Sekolah Alkitab, Pdt. J Rante dan pendeta yang pernah memimpin Sekolah Alkitab GPdI Tanah Toraja, Pdt. Hendrik Suangga.
Sebelum menyampaikan firman Tuhan lebih dalam, Pdt. Herry Lumatauw, menegaskan kehadirannya dalam ibadah pelepasan (pengutusan/penamatan) Sekolah Alkitab GPdI Tanah Toraja ini untuk menjalankan tugas yang diberikan oleh Ketua Umum Majelis Pusat GPdI, Pdt. DR. Johnny Weol.
“Salam dari Pak Ketua Umum yang pengin hadir langsung ke tempat ini tetapi karena ada tugas yang tidak dapat tergantikan, menghadiri pertemuan Gereja Foursquare di Amerika dan tugas – tugas lain di Amerika,”
“Juga saya berterima kasih dan bersyukur kepada Tuhan karena sudah memberikan hati kepada Pdt. Efrayim da Costa, untuk menjemput dan langsung disetirin sendiri. Luar biasa, beiau tahu saya dari Kakas jadi sejak dijemput—perjalanan sampai ke Sekolah Alkitab ini setiap 2 jam mampir makan,”ceriteranya sambal tertawa senang atas pengalamannya dalam perjalanan bersama Pdt. Pdt. Efrayim da Costa.
Pdt. Herry Lumatauw menyampaikan firman Tuhan, bertolak dari tema besar penamatan/pelepasan siswa/I SA GPdI di Tanah Toraja, yaitu Lukas 9 : 60b. “tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.”
Selama kurang lebih 3,5 tahun Tuhan Yesus melayani di bumi ini, kata Pdt. Herry Lumatauw, tema besar pelayanan Yesus “Bertobatlah Karena Kerajaan Allah sudah dekat”.
Walau waktunya tidak lama tapi lewat tema besar yang disampaikan Tuhan Yesus Kristus telah menghasilkan begitu banyak pengikutinya—sampai – sampai orang Yahudi ada satu waktu ingin menangkapNya menjadi takut melihat pengikutNya.
Tema besar dari Tuhan Yesus ini tutur Pdt. Herry Lumatauw, juga menjadi tema besar pelayanan dari murid – muridNya, dan mendapatkan sambutan positif dengan makin banyak orang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Bahkan jumlah orang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sampai saat ini melebihi dari jumlah orang yang percaya pada agama – agama yang ada saat ini. “Apa yang menyemangati para murid Tuhan untuk memberitakan tema besar pelayanan Yesus? Alkitab menulis, sebelum Tuhan Yesus terangkat ke surga, Tuhan Yesus berkata “Pergilah ke seluruh dunia, dan beritakanlah Injil kepada semua mahluk (Baca : Markus 16 : 15 – 17), Matius 28 : 16 – 20),” terang Pdt. Herry Lumatauw.
Sebelum murid – muridnya di lepas oleh Tuhan Yesus Kristus masuk dalam dunia pelayanan, ditegaskan oleh Pdt. Herry Lumatauw, para murid sudah terlebih dahulu dididik dan dibekali oleh Tuhan Yesus—selama kurang lebih 3,5 tahun.
“Begitupun dengan Siswa/I Sekolah Alkitab Toraja, sebelum terjun (dilepas) dalam pelayanan untuk menyampaikan tema besar Tuhan Yesus, sudah terlebih dahulu dibekali dengan pengetahuan Alkitab dan juga pembentukan karakter secara langsung di Sekolah Alkitab,”papar Pdt. Herry Lumatauw.
Ketua Majelis Pusat GPdI ini mengingatkan kepada siswa/I yang akan dilepaskan dan kepada semua yang hadir, khususnya kepada hamba – hamba Tuhan, untuk menyampaikan tema besar Tuhan Yesus Kristus alias untuk menyampaikan Firman Tuhan agar umat yang mendengarkan mengerti dan bertobat maka ;
Pertama, memiliki Firman Tuhan. ( Baca : II Timotius 3 : 16 ). Hamba – hamba Tuhan yang tugasnya memberitakan Firman Tuhan—harus memiliki kekayaan Firman Tuhan. Apalagi di zaman now, apapun yang hamba Tuhan sampaikan maka bisa langsung diketahui oleh banyak orang tanpa dibatasi oleh tempat.
Seperti apa yang disampaikan dalam ibadah pelepasan (penamatan) Siswa/I SA GPdI di Tanah Toraja ini langsung dapat diketahui oleh orang – orang yang ada di Manado, di Jakarta atau di belahan dunia manapun—lewat lewat namanya media. “Untuk itu saya berharap Siswa/I Angkatan XLIV Tahun 2022-2023 ini sebelum dilepas harus sudah menguasai akan Firman Tuhan yang akan diberitakan,”pintanya.
Pdt. Herry Lumatauw, menguatkan pendapatnya itu dengan kesaksian, di mana ada seorang hamba Tuhan yang melayani di tempat pengembalaannya, ayat pokoknya tidak pernah berubah, baik saat pelayanan hari ini, besok dan kemarin.
“Kalau ada hamba Tuhan yang pelayanan seperti itu, hamba Tuhan pemalas, mungkin juga bodoh. Masa iya firman Tuhan yang begitu tebal hanya dapat ayat satu sebagai ayat pokok. Saya mengingatkan! Orang – orang yang nanti kita temui dalam pelayanan tidak akan pernah ingin tahu kalau kit aini tamatan kelas 1 atau 2, tapi yang ingin mereka tahu bahwa kita – kita ini harus menguasai Firman Tuhan. Jadi setelah lepas dari Sekolah Alkitab ini kita harus memiliki firman Tuhan—tidak khotbah dengan ayat pokok itu – itu terus,”
Kedua, memiliki Kuasa Roh Kudus. (Baca : Kisah Para Rasul 1 : 8 ). Murid – murid setelah menerima Roh Kudus, dalam hal ini Petrus, ketika memberitakan firman Tuhan ada 3000 orang bertobat. Setelah itu alkitab menulis pertobatan – pertobatan terus terjadi lewat murid – murid Tuhan Yesus Kristus.
Melihat catatan Alkitab bahwa banyak pertobatan dikarenakan adanya Kuasa Roh Kudus, Pdt. Herry Lumatauw, menyimpulkan yang membuat Injil bisa diterima oleh banyak orang dan membuat orang bertobat menuju pada keselamatan adalah karena Firman Tuhan yang disampaikan dan yang menyampaikan dikuasai oleh Roh Kudus.
“Kita harus pintar tapi kepintaran kita harus dilengkapilah dengan dihidupi oleh kuat kuasa Roh Kudus. Sehingga firman Tuhan yang kita sampaikan dapat tertanam kepada yang medengar dan membuat yang mendengar bertobat, Amin,”
Ketiga, memiliki kerendahan hati. ( Baca : Filipi 2 : 5). Pdt. Herry Lumatauw berkata Tuhan akan memakai orang yang memiliki Firman Tuhan dan dipenuhi oleh Roh Kudus dengan memiliki kerendahan hati. Seperti Tuhan Yesus Kristus, yang adalah Allah dan juga sang pememilik dunia dan segala isinya tetapi tetap sederhana dan rendah hati.
Keempat, memiliki nama Baik. ( Basca : Pengkhotbah 7 : 1, (bandingkan) Amsal 22 : 1. Kata Pdt. Herry Lumatauw, seseorang bisa saja dibilang pintar (menguasai Firman Tuhan) dan dibilang memiliki oleh Roh Kudus serta mau mengaku – ngaku rendah hati. Tapi semua itu tidak akan berarti kalau masih suka berhutang, masih suka berbohong, masih suka jalan – jalan cari dana untuk beli motor baru bukan untuk renovasi Gereja.Ditutup oleh Pdt. Herry Lumatauw dengan berkata, miliki Firman Tuhan, miliki Roh Kudus, miliki kerendahan hati dan itu semua akan tercermin dalam orang akan menceritakan nama baik. “Miliki nama baik (integritas) maka kita akan dapat memenangkan banyak jiwa bagi Tuhan,” tutup Pdt. Herry Lumatauw.