Ilustrasi Natal. Pohon Natal di sebelah pintu masuk Gereja Katolik, di Jl. Residen Sudirman, Surabaya, ( Foto: Dok. Ist Google/suarasurabaya.net)

Jakarta – Desember telah tiba, lagu Natal berkumandang di rumah – rumah umat Kristiani dan tempat – tempat umum, seperti di mall sebagai bentuk sukacita. Di saat sukacita itu, umat Kristiani dan umat lainnya di seluruh dunia masih berhadapan dengan yang namanya Covid-19.

Untuk umat Kristiani di Indonesia, dalam rangka perayaan Natal 2021, pemerintah—Menteri Agama telah mengeluarkan Surat Edaran Menteri Agama No 31 Tahun 2021 dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) telah mengeluarkan imbauan untuk merayakan Natal 2021 di rumah masing – masing.

SE dan inbauan PGI, menurut Ketua Umum Badan Pengurus Pusat, Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII), Pdt. Dr. Daniel Ronda tidak serta merta melarang perayaan Natal. “Tetap rayakan Natal sesuai anjuran menteri agama. Memang ada Varian Omikron yang cepat penyeberannya tapi gejala sakit lebih ringan dari varian Delta,”.

Walau begitu, Pdt. Dr. Daniel Ronda meminta untuk umat Kristiani tidak memaksakan ibadah offline. “Ibadah hibrid lebih baik yaitu penggabungan antara online dan offline.  Jangan memaksakan ibadah offline semua namun berhikmat untuk menggabungkan kedua seperti yang sudah biasa dilakukan,”pintanya.

Lebih baik lagi kata Pdt. Dr. Daniel Ronda, kalau perayaan Natal 2021 ini, umat Kristiani merayakan Natal dengan bentuk solidaritas. “Mari kita rayakan dengan menolong mereka yang kena PHK, peduli kepada yang menderita akibat bencana alam, dan terus menjaga kesehatan mental yaitu menebarkan  sukacita dan pengharapan,”.

“Natal tidak perlu dirayakan dalam pestanya tapi Natal dirayakan dengan penghayatan kemanusiaan di mana panggilan kasih untuk menolong sesama adalah berita Natal yang wajib dilakukan di masa pandemi,”.

Diakhir, Pdt. Dr. Daniel Ronda memberikan pesan Natal dengan menyemangati umat Tuhan untuk jangan takut menghadapi pandemi ini. “Kita sudah mulai bisa menangani. Yang penting selalu waspada dan menjaga protokol kesehatan,”.

BACA JUGA  PD Immanuel KPM Rutin Gelar Ibadah, Janji Tuhan Menghidupi Ester Sukmawati dan Usahanya

Lebih tegas lagi, Calon Ketua Majelis Daerah (MD) Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) yang mengembalakan jemaat di Cikarang, Bekasi, Pdt. Yohanes Limuria, meminta umat Kristiani mempertimbangkan perayaan Natal di tengah pandemi. Bila dilihat perlu untuk menunda atau mencari cara lain dalam merayakannya, seperti lewat online, atau menggelarnya dengan PROKES yang sangat ketat. 

“Ditempat pelayanan kami tahun ini perayaan Natal ditiadakan dahulu, tetapi hanya ada ibadah tanggal 25 Desember itupun diatur dengan PROKES. yang sangat ketat. Saya rasa ibadah offline memang masih sangat perlu dan menjadi kebutuhan jemaat untuk pertumbuhan iman, karena kalau secara online kadang fokus kita agak terganggu dengan banyak hal, tetapi sekali lagi kita laksanakan dengan PROKES yang sangat ketat sambil mengamati perkembangan yang terjadi, jadi dalam keadaan tertentu bisa saja kita kembali secara online,”

Pdt. Yohanes Limuria mendorong umat Kristiani dalam merayakan Natal 2021, dengan adanya pandemi ini untuk lebih mempraktikkan kasih karena banyak masyarakat di sekitar yang memerlukan uluran tangan. 

“Kita harus bisa saling berbagi kasih, punya rasa kepedulian kepada semua orang, saling menguatkan, serta mematuhi dan menopang program pemerintah dalam mengatasi keadaan ini, sehingga kita bisa menjadi berkat dan berdampak bagi banyak orang,”

Sedangkan, Pdt. Edy Wagino S.Th, M.Th, yang juga mengembalakan jemaat di Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Karawang, berkata meski beberapa bulan belakangan ini pandemi Covid 19 sempat melandai, namun faktanya Covid 19 masih belum sepenuhnya berlalu. Buktinya, di beberapa negara di Eropa justru terjadi gelombang ketiga varian Delta seperti Jerman dan Inggris hingga memaksa menerapkan lockdown.

BACA JUGA  Ibadah Syukur PGI, Pdt. Gomar Gultom Berikan Refleksi Awal Tahun 2021

Pdt. Edy Wagino, S.Th, M.Th yang juga sebagai pemerhati sosial meminta warga masyarakat—umat Kristiani untuk perlu mewaspadai berkembangnya varian baru yakni Amicron yang berasal dari Afrika Selatan yang sudah menyebar di beberapa negara dan menjadi ancaman dunia. 

“Syukur pemerintah kita sigap dengan membatasi perjalanan kedatangan hingga menerapkan karentina ketat.Makanya dalam menyambut dan merayakan Natal Gereja harus taat dan menerapkan protokol kesehatan ketat dan daya tampung ibadah tidak lebih 50 persen. Menteri Agama sudah memberikan Surat Edaran panduan dalam merayakan Natal. Kita sebagai pendeta, pengerja dan jemaat harus taat sehingga bangsa ini terhindari dari pandemi Covid 19 varian baru,”. 

Walau begitu, Pdt. Edy Wagino, S.Th, M.Th masih melihat ibadah offline dimasa seperti sekarang ini masih diperlukan karena besar manfaatnya. Hanya memang harus mematuhi aturan pemerintah, termasuk Prokes yang ketat. “Tuhan akan memampukan kita melaksanakan Natal 25 Desember 2021 ini,”paparnya. 

Perayaan Natal 2021 ini, Pdt. Edy Wagino, S.Th, M.Th melihat tidak terlena dalam perayaan semata tetapi harus mampu mengartikulasikan tentang Natal dengan kesederhanaan. Sebab kelahiran Yesus identik dengan kesederhanaan. 

“Umat Kristen hindari merayakan Natal dengan kemewahan sebaliknya merayakannya dengan kepekaan, kepedulian akan sesama. Berbagi kasih dan berkat terhadap orang miskin dan janda, baik terkena dampak ataupun tidak. Sesungguhnya itu hakekat Natal itu sendiri, Tuhan hadir karena kasihnya terhadap umat manusia,”.

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini