Pdt. Gomar Gultom saat peluncuran bukunya.

JAKARTA – “Bersyukur dalam Karya” demikian judul buku tulisan tim kerja Dr. David Tobing dan suntingan Ahmad Nucholish beserta Franky Tampubolon tentang Sekretaris Umum, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Gomar Gultom di Hati Keluarga dan Sahabat, yang diluncurkan Sabtu, (27/7/2019) di Aula Kantor, PBNU Jl. Kramat, Jakarta Pusat, sebagai bukti pelayanan Pdt. Gomar Gultom selama 33 Tahun menjadi pendeta di usianya ke-60.

Peluncuran buku “Bersyukur dalam Karya” Menapaki Usia 60 tahun dan 33 tahun Kependetaan Pdt. Gomar Gultom di Hati Keluarga dan Sahabat, dimulai dengan diskusi tentang mempererat Keindonesiaan, yang mengadirkan Raja Juli Antoni sebagai moderator dan narasumber para pimpinan muda lintas agama, diantaranya Nafidah I. Huda (PW GPII Jakarta Raya), Riaz Muzaffar (Pemuda Baha’i), Nico (Pemuda Katolik), Yugi Yunardi (Ketum DPN Paling), dan Budiman Sujatmiko (Komisi II DPR RI).

Menariknya, saat Raja Juli Antoni diakhir sesi memberikan kesempatan kepada Budiman Sujatmiko, yang dimulai dengan kisah dirinya saat diburu aparat rezim orde baru sempat disembunyikan selama tiga hari oleh Pdt. Gomar Gultom. “Jadi Pdt. Gomar Gultom menjadi bagian dari perjuangan saya,” kata Budiman di depan undangan yang datang dari pegiat lintas agama, baik itu para pemimpin Sinode Gereja dan pimpinan lintas agama baik Hindu, Budha, Muslim, dan penghayat kepercayaan serta Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Joko Widodo, Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc bersama dengan Ketua PBNU, KH. Marsudi Syuhud.

Kesan-Kesan

Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc mengakui ketokohan Pdt. Gomar Gultom dalam lingkungan pegiat kebhinekaan dalam berbangsa dan bernegara. “Benar apa yang disampaikan Budiman Sujatmiko bahwa kalau kita hanya berkutat dengan kelompoknya masing-masing maka bangsa ini tidak akan maju, dan Pdt. Gomar telah berbuat untuk semua elemen masyarakat, termasuk generasi muda,” tandasnya.

Sedangkan Ketua PBNU, KH. Marsudi Syuhud, berkata Pdt. Gomar Gultom telah menunjukkan betapa pentingnya kebersamaan yang intens, dan duduk bersama membicarakan solusi bersama, serta menunjukkan fungsinya menjadi kekuatan yang menyejukkan.

Lanjutnya, Pdt. Gomar Gultom sebagai pendeta yang tidak hanya mengurusi ibadah Kkekristenan saja, tapi sangat intens dalam menjalankan ibadah sosial sebagai penjaga moral bangsa.

Dalam sambutan, Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Henriette T. Hutabarat-Lebang mengisahkan hubungannya dengan Pdt. Gomar Gultom saat dirinya belum menjadi Ketua Umum PGI. “Waktu saya belum menjadi Ketua Umum PGI, saya dan Pdt. Gomar sudah sangat akrab,” katanya dan membuka keakrabannya dengan Pdt. Gomar Gultom, di mana dirinya dipanggil Pdt. Gomar Gultom dengan sebutan Kakak. Tapi sejak Pdt. Dr. Henriette T. Hutabarat-Lebang menjadi Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar memanggilnya “Ibu” karena hubungan kerja.

BACA JUGA  Ada Tiga Kelompok Gereja. Ada yang Menjadikan Mujizat Ukuran.

Bicara hubungan kerja, Pdt. Dr. Henriette T. Hutabarat-Lebang berkata, Pdt. Gomar Gultom adalah pejuang yang memiliki kemampuan membangun relasi yang baik dengan seluruh komponen umat lintas iman.

Dalam penilaiannya, selama 33 tahun Pdt. Gomar Gultom bukan saja melayani HKBP sebagai basis pelayanannya tetapi Tuhan mengutusnya melayani di PGI dan melayani bagi masyarakat Indonesia. “Dalam buku ini sangat jelas Pdt. Gomar Gultom sudah dikenal oleh banyak kalangan sebagai seorang yang berjuang tidak dibatasi sekat gereja atau agama. Semua dilakukannya untuk berbangsa dan bernegara serta kemajemukan di Indonesia,” tuturnya.

Mendengar kesan-kesan yang ada, Pdt. Gomar Gultom berterima kasih banyak dan mengungkapkan buku “Bersyukur dalam Karya” Menapaki Usia 60 tahun dan 33 tahun Kependetaan Pdt. Gomar Gultom di Hati Keluarga dan Sahabat bisa diluncurkan karena dorongan kuat dari sahabat-sahabatnya, diantaranya David Tobing, Ahmad Nurcholish, Franky Tampubolon.  “Dipilihnya tanggal 27 Juli memiliki makna tersendiri dalam hidup saya, karena pada 27 Juli 1986 saya ditahbiskan menjadi pendeta HKBP di Medan,” katanya.

Para pembicara dalam sesi diskusi

Resminya buku “Bersyukur dalam Karya” Menapaki Usia 60 tahun dan 33 tahun Kependetaan Pdt. Gomar Gultom di Hati Keluarga dan Sahabat ditandai dengan Pdt. Gomar Gultom ditemani istri melakukan pemotongan tumpeng, yang kemudian dibagikan kepada beberapa tokoh yang hadir.

Melengkapi peluncuran buku “Bersyukur dalam Karya” Menapaki Usia 60 tahun dan 33 tahun Kependetaan Pdt. Gomar Gultom di Hati Keluarga dan Sahabat, dilakukan penandatanganan oleh Koordinator Tim Kerja Dr. David Tobing, Ketua Watimpres RI Sri Adiningsih, Ketua PBNU KH Marsudi Syuhud, dan Pdt. Gomar Gultom, di pigura bergambar sampul buku.

Isi Buku

Isi buku “Bersyukur dalam Karya” Menapaki Usia 60 tahun dan 33 tahun Kependetaan Pdt. Gomar Gultom di Hati Keluarga dan Sahabat, dimulai dengan pengantar penyunting sebanyak empat halaman (hal 3-6) dan dilanjutkan dengan Pengantar Penerbit di halaman 7 dan halaman 8 penjelasan Altheras Publising yang menjadi penerbit.

BACA JUGA  GBI Modernland Hadir Memberikan Jawaban Kepada Umat

Setelah itu ada sambutan-sambutan, pertama di halaman 9-11 sambutan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddinm disambung sambutan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, dari halaman 12-13.

Sedangkan sambutan Menteri Hukum dan Ham, Yasona H Laoly, di halaman 14-17. Juga ada sambutan Gubernur Sulut, Olly Dondokambey di halaman 18-19.

Setelah itu biografi intelektual sang tokoh, Pdt. Gomar Gultom, sebanyak 5 halaman yang berada di halaman 20-24.

Kemudian daftar isi yang membagi buku ini dengan delapan bagian dengan total 400 halaman. Pada bagian pertama, Isinya Pdt. Gomar Gultom di mata para pendeta HKPB, sebanyak 36 halaman. Bagian kedua, Kesaksian  dan Kenangan Para Sahabat Pelayan Oikumene, sebanyak 30, Halaman

Bagian Ketiga, Cerita Para Sahabat Lintas-Agama Untuk Kerukunan Kebebasan Beragama, sebanyak 60 halaman. Bagian Keempat, Kesaksian Para Pegiat Pemberdayaan Masyarakat, Hukum dan Keadilan, sebanyak 58 halaman.

Bagian Kelima, Pitutur Para Kolega di Pemerintahan, sebanyak 46 halaman. Bagian Keenam, Ungkapan Kenangan Sahabat Mancabegara, sebanyak  46 halaman. Bagian Ketujuh, Kesan dan Kenangan Staf Kantor dan Teman Kuliah, sebanyak 75 halaman. Bagian Kedelapan, Pdt. Gomar Gultom di Mata Keluarga, sebanyak 16 halaman.

Setiap bagian dari buku, diakhiri dengan foto yang konteksnya sejalan dengan tulisan yang ada di setiap bagian.

Sayangnya, foto-foto yang ada di dalam tiap bagian nampak sekali pencahayaannya kurang dan halaman yang disediakan untuk foto terbatas sehingga terkesan foto-foto yang ada diletakkan seperti disusun dan dipaksakan. Foto-foto juga akan lebih menarik di pandang kalau menggunakan art paper.

Kesimpulannya, isi buku ini membeberkan darimana dan siapa Pdt. Gomar Gultom serta kiprah-kiprahnya baik di gereja dan di masyarakat dalam berbangsa serta bernegara.

Lebih dari itu, jejak Pdt. Gomar Gultom dapat dijadikan contoh agar hidup seorang pendeta bukan hanya dibatasi oleh pelayanan-pelayanan di dalam gereja tetapi terbuka luas memberikan pelayanan kepada masyarakat yang tidak hanya di gereja, atau satu golongan agama (Kristen) melainkan berbangsa dan bernegara. (NBS)

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini