Jakarta – Belum juga Covid-19 dapat dikendalikan, awal tahun 2021 bencana sudah silih berganti “menerpa” Indonesia. Tecatat, mulai dari jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021). Longsor di Desa Cihajang, Kecamatan Simanggung, Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (9/1/2021). Banjir di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, akibat dua hari hujan lebat pada 12-14 Januari, menyebabkan meluapnya sungai Balangan dan Sungai Pitap. Gempa di Sulawesi Barat, Kamis (14/1/2021) dan Jumat (15/1/2021) dini hari. Banjir dan tanah longsor di Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (16/1/2021) pukul 15.09 Wita, diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi dan struktur tanah yang labil. Erupsi Gunung Semeru Gunung Semeru, di Jawa Timur, Sabtu (16/1/2021).
Melihat musibah demi musibah yang terjadi, Gereja Bethel Indonesia (GBI) yang dipimpin Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham, langsung bergerak ikut “memikul” beban yang dialami sebagian masyarakat Indonesia, dengan memberikan bantuan.
Lewat Pelayanan Masyarakat (Pelmas) dan Tagana Rajawali milik Gereja Bethel Indonesia (GBI), berbagai bantuan dari jemaat – jemaat GBI disalurkan. “Kami ikut sedih dengan bencana yang ada. Tapi kami tidak mau berhenti hanya di sedih. Kami (GBI) lewat melalui Pelmas dan Tagana Rajawali langsung turun membantu masyarakat yang terdampak bencana, diantaranya di Sumedang, Jawa Barat (Tanah Longsor), di Mamuju – Majene (Gempa), di Kalimantan Selatan (Banjir) dan di Manado (Banjir) dan Bogor Jawa Barat (Banjir),”ungkap Ketua Umum (Ketum) Badan Pekerja Harian (BPH) GBI, Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham, kepada media ini.
Sebagai informasi, tim Pelmas GBI dan Tagana Rajawali juga sudah turun memberi bantuan di Sumedang. Bahkan Posko dari Pelmas GBI dan Tagana Rajawali, mendapatkan kunjungan dari berbagai tokoh, termasuk Menteri Sosial, Dr. Ir. Tri Rismaharini, M.T atau dikenal dengan Tri Risma Harini.
Selain memberikan bantuan, Pdt. Rubin, demikian ia akrab disapa, ternyata sudah meminta gereja – gereja di GBI untuk mendorong jemaat yang ada, mendoakan Indonesia, mendoakan para korban bencana. “Kami sudah memohon bantuan doa kepada jemaat – jemaat GBI untuk Indonesia, dan juga untuk para korban,”katanya.
Kepada media, Selasa (19/01/2021), Pdt. Rubin mengungkapkan, untuk Sulawesi Barat (Sulbar), Kalimantan Selatan dan Sulawesi Utara. Khusus untuk Sulawesi Barat, telah ditambah bantuannya dengan mendatangkan 1 mobil untuk layanan dapur umum dari Toraja, 1 mobil untuk dapur umum dari Makassar, 1 mobil tim sukarelawan dari Makassar, 1 mobil tim trauma healing dari Makassar, 1 mobil truk tentara untuk logistik sekaligus pengawalan dari Makassar.
“Doakan agar pelayanan tim Tagana dan Pelmas GBI di Mamuju Sulbar ini dapat memberkati masyarakat yang kena gempa,”paparnya dan mengungkapkan bantuan yang diberikan diantaranya memberikan makanan, air bersih, selimut. Juga tenaga dokter untuk memeriksa kesehatan pada korban dan memberikan obat serta vitamin. Juga telah membuka dapur air di RS Polri Kramat Jati untuk para keluarga korban Sriwijaya Air. Juga turun menolong masyarakat yang kebanjiran di pulau Bintan, dan juga Cisarua puncak.
“GBI dibawah Pelmas dan Tagana Rajawali, memang sudah ada tim yang langsung bergerak ketika ada bencana atau masyarakat yang mengalami musibah,”.
Ketua Pelmas GBI yang juga membawahi Tagana Rajawali, Pdt. Budi Chayadi, menambahkan penyaluran bantuan dari Pelmas dan Tagana Rajawali, bekerjasama dengan Badan Pengurus Daerah (BPD) – BPD GBI di daerah bencana maupun yang terdampak.
“Bersama dengan Dept. Pelmas BPH GBI, BPD – BPD setempat, Pemerintah, tim Tagana bergerak untuk menyalurkan ratusan paket sembako di Manado, Desa Sese Utara dan Mamuju,”kata Pdt. Budi Chayadi.
“Pada Selasa (19/01/2021) posko Dapur Air Tagana Rajawali di Manado dikunjungi oleh Kapolda Sulawesi Utara. Rabu, (20/01/2021) Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini mengunjungi lokasi korban bencana di Mamuju di mana, di tempat itu juga ada posko Dapur Air tim Tagana Rajawali yang menjadi tempat favorit warga untuk berkumpul. Meskipun ada banyak tim Tagana Rajawali yang bergerak di lapangan, namun mereka tetap memperhatikan protokol Kesehatan,”ungkap Pdt. Budi Chayadi.
Kepada media ini, Pdt. Budi Chayadi mengungkapkan alasan GBI berbagi atau membantu masyarakat baik korban bencana ataupun hanya terdampak. “Alasannya, kita membantu masyarakat yang membutuhkan dan menyatakan kasih Tuhan kepada mereka sehingga kita menjadi garam dan terang,”ungkapnya.
“Intinya kami berbuat bagi masyarakat Indonesia, karena merasa satu bangsa, merasa sama – sama ciptaan Tuhan yang harus tolong menolong,”paparnya.