Pdt. Dr. SAE Nababan (Alm). Foto : dok. SAEnababan.com)

Jakarta – Persekutuan Gereja – gereja di Indonesia (PGI) dalam siaran persnya, mengungkapkan rasa duka mendalam dan kehilangan atas kepergian Pdt. Dr. Soritua A.E. Nababan, LLD.  Tokoh gerakan Oikoumene nasional dan internasional ini kembali ke pangkuan Bapa di sorga, Sabtu (8/5), Pukul 16.18, di usia 88 tahun, setelah dirawat di RS. Medistra, Jakarta, setelah dirawat beberapa hari akibat gangguan pernafasan.

“Kita kehilangan seorang tokoh besar yang sangat berpengaruh dalam gerakan Oikoumene, dengan kepergian Pdt. Dr. Soritua Nababan,” kata Pdt. Gomar Gultom, Ketua Umum PGI.

Pdt. Gomar juga mengenang apa yang dilakukan almarhum dalam gerakan oikoumene secara mondial. “Salah satu peran penting Nababan dalam gerakan Oikoumene internasional adalah kegigihannya memperjuangkan keadilan lebih daripada sekadar perdamaian. Dalam perumusan JPIC, gereja-gereja di Utara cenderung mendahulukan Perdamaian baru kemudian Keadilan. Tetapi Nababan selalu ngotot, harus keadilan lebih dahulu, karena tanpa keadilan, perdamaian itu semu,”.

“Perdebatan yang kurang lebih sama terjadi menjelang SR DGD di Busan, dan Nababan selalu mendesak saya dan Pdt. DR. Yewangoe untuk kembali mengedepankan keadilan ini. Selama keadilan ekonomi Utara-Selatan tidak diperbaiki, menurut beliau, maka perdamaian dunia tidak akan tercapai. Olehnya, beliau selalu mendesak Dewan Gereja se-Dunia untuk mengagendakan bantuan gereja-gereja di Utara kepada gereja-gereja di Selatan. Dan, itu bukan sebagai hadiah, tetapi adalah hak dari negara-negara di Selatan, karena telah dihisap selama ini oleh Utara,” ceritera Pdt. Gomar, yang diterima kedia ini, 8 Mei 2021. 

Ucapan dukacita juga datang dari Sekretaris Umum (Sekum) Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI), Audi Wuisan. “Selamat Jalan Opui, Pdt. DR. SAE Nababan LID, seorang tokoh Oikumenis Gereja-Gereja di Indonesia dipanggil menghadap Tuhan,”demikian isi pesan WA yang diterima media ini.

BACA JUGA  Pdt. Dr. TM. Ebenheser Lalenoh di HUT GKJ Ke 90 “Ibadah Bukan Praktik Bisnis”

Audi Wuisan, kemudian menceriterakan Pdt. Dr. SAE Nababan pada masanya, benar-benar profil Pendeta, Aktivis Oikumene dan Pendorong generasi muda Gereja dalam ber teologi, ber karya secara profesional dan aktif mendukung semua Lembaga Keumatan Kristen (GMKI, GAMKI, PIKI, PARKINDO) dalam berkarya bagi Indonesia dalam terang anugerah Tuhan Yesus.

Lanjut Audi Wuisan, bahwa Pdt. Dr. SAE Nababan, iya pendeta, iya Motivator, iya Organisator yang paham benar bagaimana Gereja bersaksi di tengah kemajemukan dan bagaimana Gereja mesti bersikap di tengah konteks politik berbeda. 

“Karena dia pernah berhadapan dengan regime orde baru, orde reformasi dan selalu lantang menyuarakan panggilan gereja bagi negaranya. Bahkan dia adalah tokoh Oikumenisme internasional, bukan hanya ketika menjadi Presiden Dewan Gereja Asia, akan tetapi sampai menjadi Presiden Dewan Gereja Sedunia (WCC). Daya kritisnya tak pernah tumpul hingga usia tuanya, semangatnya tidak pernah turun untuk menegur dan mengingatkan generasi muda Kristen,”.

Bahkan Audi Wuisan menilai, Pdt. Dr. SAE Nababan, adalah “singa” persidangan, yang pernah disaksikan dalam diri Alm Pnt Tony Waworuntu – dalam persidangan Gerejawi di Srilanka dan beberapa persidangan internasional lainnya. “Dan bagi GMIM, juga memiliki tokoh non Pendeta lainnya dalam diri dr. Bert Supit yang begitu dihargai dalam persidangan WCC pada jaman mereka yang memang beririsan kental, dan sahabat baik memperjuangkan kepentingan Oikumenis Indonesia di level WCC dan CCA,”.

“Ketika Pdt. Dr. SAE Nababan bisa, maka dipastikan akan hadir dalam acara – acara GMKI, GAMKI, PIKI dan tentu saja PGI. Tak ingin absen dari acara WSCF Asia Pacific dan bahkan ISCM International melalui WSCF Geneve. Benar-benar profile Pendeta, Pemimpin, Pemikir yang komplit dan yang terakhir meninggalkan Gereja-Gereja di Indonesia – PGI, GMKI, GAMKI, PIKI, PARKINDO dan seluruh Lembaga Keumatan Kristen,”.

BACA JUGA  Lika-Liku Perjalanan Pdt. R Bambang Jonan Membangun GBI Medan Plaza, Rayon 4

Akhir kata, Audi Wuisan berkata, Selamat Jalan Opui, “engkau bukan hanya milik HKBP, engkau milik kami semua, Gereja-Gereja dan Lembaga Keumatan Kristen di Indonesia,”.

Pdt. Dr. SAE Nababan pernah menjabat sebagai Sekretaris Umum DGI pada 1967-1984, Ketua Umum PGI pada 1984-1987, serta Ephorus HKBP pada 1987-1998. Selain itu, banyak terlibat dalam organisasi gereja di tingkat dunia. 

Pernah menjabat sebagai Sekretaris Pemuda Dewan Gereja-gereja Asia (1963-1967) dan Presiden dari lembaga yang sama (1990-1995), Wakil Ketua dari Komite Sentral Dewan Gereja-gereja se-Dunia (1983-1998), Wakil Presiden Federasi Lutheran se-Dunia, serta anggota Komite Eksekutif dari lembaga yang sama. 

Pdt. SAE Nababan juga menjabat sebagai Ketua pertama dari Vereinte Evangelische Mission (United Evangelical Mission), sebuah lembaga misi internasional yang terdiri atas 34 gereja anggota yang tersebar di Afrika, Asia, dan Jerman. 

Dalam Sidang Raya ke-9 Dewan Gereja-gereja se-Dunia di Porto Alegre, Brasil pada tahun 2006, Pdt. Dr. SAE Nababan terpilih menjadi salah seorang Presiden dari lembaga persekutuan gereja-gereja sedunia itu yang beranggotakan gereja-gereja Protestan dan Ortodoks.

Pdt. Dr. SAE Nababan lahir pada tahun 1933, menempuh pendidikannya di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta dan lulus pada 1956 dengan gelar Sarjana Theologia. Mendapat beasiswa dan melanjutkan pendidikannya di Universitas Heidelberg—lulus dengan gelar Doktor Theologia pada 1963. Almarhum meninggalkan isteri, Alida Nababan, dan 3 anak serta enam cucu.

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini