SINGKAWANG – Compassion Of Care (COC) kembali menggelar bakti sosial khususnya dalam bidang kesehatan. Kali ini, COC yang dipimpin Ev. Rosanauli Saragih Simamarta atau yang akrab disapa Ibu Ros ini melakukan pelayanan di tempat yang cukup jauh, yaitu di pulau Kalimantan, Selasa-Senin (3-8/12/2019).
“Nama Kalimantan tercetus awalnya dari obrolan ringan ketika COC melakukan baksos di Malang bulan September 2019. Tapi hanya obrolan santai saja. Setelah itu Kalimantan kembali dibahas ketika melakukan baksos di Lampung. Tapi lagi-lagi, hilang begitu saja. Menjadi serius ketika kami tim COC sedang kongko di Mangga Dua Square, di sinilah COC putuskan akan melakukan bakti sosial ke Kalimantan,” ungkap Ibu Ros.
Perempuan berdarah Batak ini mengungkapkan, usai diputuskan, tim COC langsung bergerak menghubungi para kerabat atau kenalan di Kalimantan terkait daerah mana saja yang akan disambangi untuk kegiatan bakti sosial. “Keputusan ke Kalimantan diputuskan awal Desember 2019. Awalnya enggak mau kesana karena dana yang dibutuhkan besar sedangkan dana yang dimiliki COC terbatas,” katanya.
Seusai diputuskan, COC pada awalnya hanya menargetkan 4 lokasi di pedalaman yang akan disambangi. Namun, berjalannya waktu, jumlah lokasi yang akan disambangi menjadi 8. Lokasi yang dimaksud yaitu GBI Sangkakala Grand Mall Singkawang, GBI Sempalit Singkawang, Ecco Villa Saliung (perkampungan Cina), GBI Sempalai Tebas, Balai Desa Madak Sambas, GBI Transaruk, Panti Asuhan Abigail Singkawang, dan Balai Desa Sungai Duri. Dari 8 lokasi ini, beberapa berada di pedalaman.
Dari Jakarta, Selasa (3/12/2019) tim COC yang terdiri dari dokter umum, dokter gigi, apoteker berangkat menggunakan pesawat. Sejak subuh tim sudah berkumpul di Bandara Soekarno Hatta untuk terbang ke Pontianak menggunakan penerbangan pagi. Bawaan yang dibawa pun tidak main-main, beratnya mencapai ratusan kilo. “Kami bawa obat-obatan dan peralatan medis untuk mendukung kegiatan disana, beratnya mencapai 140 kg. Untuk meminimalisir biaya bagasi, kami bagi rata,” ungkapnya.
Sesampainya di Kota Pontianak, tim langsung berkoordinasi dan segera menuju Singkawang. Besoknya, Rabu (4/12/2019) sejak pagi hingga sore tim COC menuju 3 lokasi yaitu GBI Sangkakala Grand Mall Singkawang, GBI Sempalit Singkawang, dan Ecco Villa Saliung (perkampungan Cina). Selama di sana, tim menggunakan 2 mobil, 1 untuk membawa rekan-rekan COC dan 1 lagi untuk membawa obat-obatan maupun peralatan kesehatan.
Bakti sosial yang dilakukan berupa pemeriksaan kesehatan (asam urat, kolesterol, darah tinggi dan sebagainya), pemeriksaan kesehatan gigi/cabut gigi, pembagian kaca mata baca.
Kamis (5/12/2019) tim COC menuju 2 lokasi yaitu GBI Sempalai Tebas, dan Balai Desa Madak Sambas. Lalu Jumat (6/12/2019) ada 2 lokasi yaitu GBI Transaruk, dan Panti Asuhan Abigail Singkawang. Kemudian, Sabtu (7/12/2019) lokasi yang dituju Balai Desa Sungai Duri, setelah itu tim COC kembali ke Pontianak untuk menginap satu malam, dan kembali ke Jakarta pada Minggu (8/12/2019).
Ibu Ros merasa, tantangan sangat banyak ketika melakukan pelayanan di daerah pedalaman. Selain harus mempersiapkan fisik, dana pun harus dipersiapkan karena akan ada beberapa pengeluaran yang tidak terduga. Soal penginapan pun harus mau terima apa adanya, sebab untuk menghemat dana, terkadang tim harus tidur di rumah jemaat. “Bahasa juga menjadi kendala kami karena banyak orang di sana yang hanya mengerti bahasa Dayak, sehingga kami harus selalu membawa penerjemah,” katanya.
Bagi ibu Ros, ada 2 tempat yang cukup berkesan. Pertama di daerah Madak, Kabupaten Sambas. Kedua di Aruk, Kabupaten Kapuas. “Di Sambas daerahnya benar-benar di tengah perkebunan kelapa sawit. Begitu juga di Aruk, itu daerah perbatasan dengan Malaysia,” ungkapnya.
Selama 4 hari melakukan bakti sosial di 8 titik, tim COC bersyukur karena semua warga yang datang menunjukkan respon yang positif. Mereka merasa terbantu dengan apa yang dilakukan COC. Kira-kira total peserta yang berhasil dilayani COC sebanyak 1.100 orang. “Puji Tuhan mereka sukacita. Ada yang mengatakan, belum pernah ada kunjungan semacam ini dan melakukan baksos, biasanya mereka hanya ada kunjungan dari PMI untuk pengambilan darah,” ungkapnya. (NW)