Bekasi – Memberi diri dalam dunia pelayanan kepada Tuhan tidak otomatis akan membuat bebas dari namanya tantangan ataupun sakit penyakit. Sebaliknya memberi diri melayani Tuhan, akan menghadapi proses yang kadang membuat putus asa.
Berbicara dunia pelayanan, mari ikuti kesaksian Pdt. Wiweko Mulyono, S.Th gembala jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Bethany Lippo Cikarang, (Gembala Jemaat GBI Rayon 8), yang sudah terjun melayani Tuhan sejak 16 Agustus 1994, yang pada tahun 2018 merasakan gangguan kesehatan.
Pdt. Wiweko Mulyono, S. Th mengatakan sebenarnya ia pengen sehat terus tapi pada tahun 2018 ia merasakan ada gangguan kesehatan. “Awalnya tidak tahu penyakit apa yang Tuhan ijinkan menimpa saya,”katanya.
Melihat kondisi tubuhnya, ada jemaat dan pengerja di pengembalaannya menyarankan untuk segera melakukan pemeriksaan di Penang, Malaysia. “Saya melakukan check up, hasilnya saya mengalami gejala Parkinson,”
Hasil yang diperoleh belum membuat Pdt. Wiweko Mulyono, S. Th, puas. “Ada jemaat minta untuk diperiksakan ke Singapur, hasilnya sama. Masih penasaran, ada jemaat Tuhan membiayai saya ke Bangkok, dan hasilnya sama juga. Terakhir periksa di Surabaya, hasilnya tetap sama bahwa saya kenak Parkinson,”cerita Pdt. Wiweko Mulyono, S. Th.
Pdt. Wiweko Mulyono, S. Th menuturkan tidak menduga dan tidak tahu kenapa Tuhan ijinkan itu terjadi, masih tidak percaya Tuhan ijinkan sakit seperti itu. Apalagi dokter berkata secara medis penyakit yang dideritanya tidak dapat disembuhkan, membuatnya sempat seperti frustasi atau putus asa. “Saat itu juga saya ingat firman Tuhan, kalau Tuhan yang memukul maka Tuhan yang memulihkan. Saya percaya Tuhan itu tetap baik,”tuturnya.
Bersamaan dengan itu, Suami dari Fera Mulyono ini dengan iman meyakini soal kesembuhannya. Pertama, tetap percaya Tuhan berkuasa menyembuhkan secara mujizat—kesembuhan Ilahi. “Saya percaya itu Tuhan bisa lakukan kepada saya, sembuh secara mujizat,”.
Kedua, juga percaya Tuhan bisa pakai dokter dan obat – obatan menjadi alatNya untuk memulihkan, menyembuhkan kesehatannya. “Maka itu sampai hari ini saya tidak pernah putus asa, tidak pernah kendor sama Tuhan. Sebaliknya, dengan kondisi kesehatan ini membuat saya semakin dekat dengan Tuhan, semakin menggantungkan hidup sama Tuhan, semakin melekat sama Tuhan dan semakin memperkuat iman bahwa Tuhan segala – galanya,”.
Walaupun begitu diakui, Pdt. Wiweko Mulyono, S. Th, membutuhkan perjuangan, termasuk untuk memberitakan firman dari atas mimbar ataupun hanya untuk ngobrol. Pasalnya, kalau ia banyak berpikir, apalagi banyak bekerja, banyak melayani, kadang-kadang mengalami tremor (sambil menunjukkan kaki dan tangannya yang bergetar), dan itu merusak kosentrasinya tapi ia tidak pernah kenal menyerah.
“Saya percaya kalau Tuhan mau sembuhkan pasti Tuhan bisa. Begitupun kalau Tuhan belum mau sembuhkan tetap saya tidak akan pernah berhenti berharap kepada Tuhan dan sedikitpun tidak membuat luntur cinta saya kepada Tuhan. Saya tidak mau berhenti melayani Tuhan sampai waktu yang Tuhan tetapkan sendiri, saya ingin maju terus dalam Tuhan, saya tidak mau kalah karena penyakit,”tegasnya dan menambahkan hal itu menjadi pegangannya karena Firman Tuhan berkata, diwaktu lemah justru kuasa Tuhan sempurna.
Apa yang dikatakan, Pdt. Wiweko Mulyono, S. Th, tidalah “asal bunyi” (Asbun) tetapi benar – benar diimani dan benar terjadi. Kalau dibandingkan kondisinya diawal – awal menderita Parkinson maka sekarang ini jauh lebih baik, jauh lebih sehat dan jauh lebih kuat. Sampai – sampai dokter yang menanganinya bingung karena biasanya orang yang mengalami penyakit seperti ini kondisi fisiknya semakin hari semakin merosot.
Saat Lemah, Tuhan Berikan Kekuatan
Menghadapi masalah kesehatan, diakuinya tidak mudah, karena berbagai kegiatannya pasti menghadapi keterbatasan tetapi dengan menyerahkan diri kepada Tuhan, maka Tuhan berikan kekuatan.
Pdt. Wiweko Mulyono, S. Th, menceriterakan satu pengalamannya, di mana ada satu saat untuk pelayanan pemberitaan firman Tuhan di sesi ketiga di Gerejanya, ia sudah tidak kuat dan tidak mampu. Pada saat itu ia berdoa meminta kekuatan dari Tuhan, tiba-tiba hadirat Tuhan turun menjamahnya. Tuhan berkata “Bangkit kamu, Aku kasih semangat dan kekuatan buat kamu, Aku menyertai kamu,” saat itu juga ia Amin dari doa dan bergegas masuk untuk melayani ibadah ketiga.
Pengalaman itu membuat Pdt. Wiweko Mulyono, S. Th, makin percaya apapun yang terjadi dalam hidupnya tidak akan mampu menggagalkan janji Tuhan pada hidupnya. “Saya sudah merasakan Tuhan selalu menyertai dan tidak pernah meninggalkan serta membiarkan saya,”.
Untuk itu, saat ini Pdt. Wiweko Mulyono, S. Th, menyerah dalam tangan Tuhan dan terus mengikuti tuntunan Tuhan, termasuk didalamnya pengembalaan jemaat di GBI Rayon 8 yang berkantor pusat di Jl. Pajajaran Kav 8, Cibatu, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat 17530.
Pdt. Wiweko Mulyono, S. Th, saat ini merasakan pelayanan pengembalaannya sedang Tuhan benai. “Pembenahan secara operasional, pelayanan, termasuk jemaat Tuhan (tubuh Kristus). Intinya Tuhan sedang bekerja untuk memurnikan, membereskan demi tercapai tujuan Tuhan supaya orang melihat bahwa Tuhan nyata di Gereja yang kami gembalakan,”ceriteranya.
Dalam pembenaan Tuhan itu, Pdt. Wiweko Mulyono, tidak kuatir karena Gereja (GBI Bethany Lippo Cikarang) ada sampai hari ini bukan karena semata kemampuannya atau timnya dalam pengembalaan tetapi semata Tuhan sepenuhnya yang menolong, yang memberkati. “Kedepan ini ada pekerjaan besar yang Tuhan sediakan, memasuki penuaian jiwa yang terbesar dan terakhir menjelang kedatangan Tuhan kedua kali,”.
Bahkan saat ini Pdt. Wiweko Mulyono dan istri serta Tim pengembalaan sedang exciting dan berkata kelemahan tidak menghalangi mereka untuk tetap maju melayani Tuhan sampai Tuhan datang kedua kali.
Sebagai informasi, saat ini GBI yang digembalakan Pdt. Wiweko Mulyono, sedang berencana membangun Gedung yang diberinama Cikarang Convention Center, dengan kapasitas satu kali ibadah mencapai 5000 kursi. “Proses tanahnya sudah lunas, beres, tinggal proses gambar, setelah itu proses ijin kita lakukan. Setelah itu dengan iman kita bangun, rencannya paling telat tahun 2025 kita mulai. Saya percaya waktunya Tuhan maka gedung ini bisa berdiri untuk penuaian jiwa-jiwa,”.