KUNINGAN – Youth Camp Komisi Daerah (KD) Pelayanan Remaja Pantekosta (PELPRAP), Majelis Daerah Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), Jawa Barat, dengan tema “Fear Of God” digelar di Hotel MONTANA, Kuningan, Jawa Barat, telah resmi dibuka oleh Ketua Majelis Daerah (MD) GPdI Jawa Barat, yang di damping Tim 5 MD GPdI Jawa Barat
Acara dilanjutkan sesi pertama yang menampilan pembicara muda, energik, pintar dan memiliki kemampuan menyemangati para remaja yang hadir, yaitu Pdt. Valda Rompas, memiliki latarbelakang sebagai seorang chef dan juga entertain (dunia artis).
Pdt. Valda Rompas, memberikan tema dari firman Tuhan yang disampaikan, “Dare To Be Different” dengan menekankan “Bukan Pilihan tapi Panggilan” yang menjadi “titik” pijak Firman Tuhan Yohanes 15 : 18 – 19. “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku (Tuhan) telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu,”.
Walau dunia membenci, Pdt. Valda meminta remaja yang hadir untuk terus menjadi garam dan terang dunia. “Kita ini produk sorga yang tinggal di dunia, jelas berbeda. Kita jangan menjadi serupa dengan dunia karena kita bukan anak kegelapan,”
Firman Tuhan dalam Yohanes 15 : 18 – 19 kata Pdt. Valda Rompas menegaskan agar para remaja yang hadir di Youth Camp tidak perlu minder atau kecil hati ketika dikucilkan oleh teman – temannya, hanya dikarenakan tidak asik, tidak gaul, tidak suka nongkrong. “Jangan hiraukan, karena Firman Tuhan berkata kita yang hadir di sini bukan dari dunia, sekiranya kita dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu, tetapi karena kita bukan dari dunia melainkan kita telah dipilih Tuhan, jangan kaget kalau dunia mengucilkan dan membenci kita,”
Bertolak dari “dare to be different”, Pdt. Valda Rompas memberikan point – point dalam penjelasannya atas firman Tuhan. Pertama, Be Authentic, atau bagaimana caranya bisa menjadi berbeda. Tentu harus berani untuk menerima tantangan, harus bisa jujur. “Kita harus tertantang untuk menjadi berbeda dari dunia. Berani tidak untuk berbeda, berdiri pada kebenaran? “ tanya Pdt. Valda Rompas, dan mengajak semua yang hadir untuk membaca kitab Efesus 4 : 25. “Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota,”
Pdt. Valda Rompas menegaskan, kitab Efesus menuntut para remaja yang hadir menjadi diri sendiri untuk berdiri di atas kebenaran. “Kita dituntut untuk menjadi apa adanya, karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, terutama jujurlah dapa diri sendiri,”.
Kedua, Stick To The Truth, sebagai anak – anak Tuhan diminta oleh Pdt. Valda Rompas agar terus berpegang pada kebenaran, seperti contoh tokoh alkitab yang diungkapnya yaitu Sadrakh, Mesakh dan Abednego, terdapat dalam Daniel 3 : 12 – 21.
“Ada yang sudah baca alkitab dari Kejadian sampai Wahyu?” tanya Pdt. Valda dengan gaya khasnya, membuat para remaja tidak sungkan untuk memberikan jawaban. Ada remaja yang menjawab sudah dan ada juga remaja yang menjawab belum.
Seakan mau masuk dalam “tingkat usia” remaja yang hadir dalam Youth Camp ini, Pdt. Valda meminta kepada remaja yang belum membaca Firman Tuhan dari kitab Kejadian – Wahyu untuk supaya dapat meluangkan waktu membaca. “Tolong baca ya, sebab bagaimana kita bisa berdiri teguh kepada kebenaran kalau kita tidak baca Firman Tuhan yang adalah sumber kebenaran, Firman Tuhan itu adalah Allah,”
Lebih jauh, Pdt. Valda menyemangati remaja – remaja yang hadir untuk dekat dengan Tuhan, agar dapat mengetahui apa yang disukai Tuhan, dan yang tidak disukai Tuhan. “Siapa yang bangun pagi langsung cari handphone sebelum berkata terima kasih Tuhan? Ayo jujur. Pulang dari sini, bagi yang bangun pagi langsung cari handphone sebelum berterima kasih kepada Tuhan, ayo kita berubah, kita bangun pagi maka terlebih dahulu yang kita lakukan adalah berterima kasih kepada Tuhan. Katakan, Tuhan Yesus baik, Tuhan Yesus terima kasih kebaikanMu dan atas nafas hidup yang Tuhan Yesus berikan,”
Tambahnya, remaja yang hadir untuk terus berpegang kepada kebenaran “Kita sudah tahu satu – satunya jalan kebenaran dan hidup adalah?” tanya Pdt. Valda “Yesus Kristus” jawab peserta. “Bagaimana kita tahu kebenaran kalau kita tidak dekat dengan sumber kebenaran yaitu Tuhan Yesus Kristus? kalau ada di sini tidak dekat dengan kebenaran, lalu berkata aku cinta Yesus, itu pasti bohong,”kata Valda.
Diselingi dengan menyanyikan lagu “ Hidupku ada ditanganMu, Kau b’ri rancangan yang terindah, tak hanya yang baik saja yang kuterima, walau tubuhku diremukkan, walau jiwaku tergoyakan, pujianku tak’kan terhentikan, RohMu yang memb’ri penghiburan, akanku pikul salibku, cukuplah kasih setiaMu, ku bertahan, Kau kuatku teguhkan imanku, kumau tetap bersyukur senantiasa bersyukur ….”. pada kesempatan ini, Pdt. Valda bertanya “Bagus tidak suaraku?”serentak semua yang hadir menjawab “Bagus”
Pdt. Valda menuturkan, semua yang hadir tadi ikut menyanyikan lagu bersamanya, “Hidupku ada ditanganMu, Kau b’ri rancangan yang terindah,” dengan suara keras, itu menjadi tidak berarti bila belum mengetahui apa yang Dia (Tuhan Yesus) minta dalam diri masing – masing yang Ikut Youth Camp. Lebih tidak jelas lagi, bila bisa menyanyikan lagu “Hidupku ada ditanganMu,…” tetapi masih saja melakukan apa yang Dia (Tuhan Yesus) tidak suka, seperti seringkali malas – malasan ke Gereja, kalau pacarnya tidak ke Gereja maka juga tidak ke Gereja. “Point atau inti dari apa yang saya sampaikan ini adalah kita harus berbeda dengan dunia karena kita bukan produknya dunia. Bilang kiri dan kananmu bahwa kamu bukan produk dunia ini,”
Ketiga, Unconditional Love, Anak Tuhan tidak pernah mengasihi dengan syarat. Yohanes 13 : 34, menjadi bukti, Allah (Tuhan Yesus Kristus) mengasihi semua manusia termasuk yang hadir di Youth Camp ini dengan tanpa syarat. “Sudahkah kita memberikan yang terbaik bagi Tuhan? Apa yang terbaik dari kita?” tanya Pdt. Valda.
Dijawab sendiri oleh Pdt. Valda, bahwa yang terbaik dari setiap manusia adalah dirinya sendiri. Untuk itu berilah diri, paling tidak yang gampang – gampang saja dulu, lakukan dengan setia untuk pergi beribadah ke Gereja dengan hati ingin menyembah Tuhan, bukan karena ingin dilihat oleh pacar atau ibu/bapak gembala atau kakak – kakak yang ada di Gereja.
“Sudahkah kita memberikan waktu kita untuk Tuhan? Atau malah lebih banyakwaktu kita diberikan untuk tiktok dan Instagram? Jangan sia – siakan masa remaja kalian. Kita harus takut akan Tuhan karena itulah permulaan hikmat dan pengetahuan,”ungkapnya, dan menjelaskan hikmat itu bila dibaca dari kitab I Korintus 1 : 30 yatu Tuhan Yesus Kristus, makanya jangan menjadi orang bodoh, tetapi milikilah hikmat (Tuhan Yesus Kristus).
Pdt. Ferdinand Rompas Takut Kehilangan Valda
Pdt. Valda Rompas menutup penyampaian firman Tuhan dengan ingin menyanyikan lagu. Tapi belum sempat menaikkan pujian, ayahnya tiba – tiba sudah di sampingnya. “Saya minta maaf, saya mau bersaksi,” itu kata pertama yang disampaikan Pdt. Ferdinand Rompas, Ketua Majelis Daerah (MD) GPdI Jawa Barat.
Dengan suara terputus – putus karena ingin menyampaikan isi hatinya, pikirannya yang “diselimuti” rasa gembira. “Saya bersyukur hari ini, saya harus katakan beberapa tahun lalu anak saya ini hampir terhilang dari GPdI,”katanya, dan menceriterakan kenapa sampai hampir terhilang.
Pdt. Ferdinand Rompas berkata, Valda Rompas ini adalah seorang Chef dan hidup di dunia entertain (dunia artis). Akibat dari pergaulannya itu, Valda mulai tidak suka dengan GPdI. “Di situ saya mulai merasa akan kehilangan anak. Saat itu saya tidak henti – hentinya berdoa, memang cukup lama baru dijawab Tuhan,”ungkapnya.
Pada satu hari, Valda datang kepada Pdt. Ferdinand Rompas dan berkata, “Pa, sekolah alkitab yang orang tidak kenal papa di mana?” mendengar pertanyaan itu, Pdt. Ferdinand Rompas mengaku hatinya sudah langsung mau teriak “Terima kasih Tuhan” terapi täta ditahannya. kenapa ditahannya? Pdt. Ferdinand Rompas, “takut” kegembiraannya itu membuat anaknya, Valda mengurungkan niat untuk Sekolah Alkitab. Waktu itu, dihati Pdt. Ferdinand Rompas, yang tidak terungkap, dan berusaha ditahannya yaitu Valda mau sekolah alkitab dimanapun selama masih di GPdI, maka Pdt. Ferdinand Rompas akan bersyukur kepada Tuhan.
Di tengah pergumulan dan kegembiraan Pdt. Ferdinand Rompas itu, Valda memilih sekolah Alkitab GPdI di Malino, Sulawesi Selatan. “Selesai (tamat) tingkat 1, Valda balik ke Sukabumi dan berkata, GPdI memang yang terbaik. Saya berkata dalam hati puji Tuhan,”
Hari ini di Youth Pelrap, Pdt. Ferdinand Rompas merasa bangga ketika melihat anaknya yang tadinya dianggap akan terhilang, sekarang telah berdiri di Depan para remaja dan di depannya menyampaikan Firman Tuhan, dan memotivasi para remaja untuk setia kepada Tuhan. “Biarlah kesaksian ini dapat memberikan point penting pada remaja yang hadir, bahwa GPdI adalah Gereja yang terbaik,”tegasnya dan langsung ditutup dengan doa tutup firman Tuhan.
Hari kedua, sesuai agenda, diawali dengan doa pagi ( Pukul : 05.00 – 05.30 Wib), Coffe Break (Pukul 05.30 – 05.45 Wib), Games (Pukul 05.45 – 07.45 Wib), Sarapan (07.45 – 08.30 Wib), dilanjutkan dengan sesi – sesi yang akan disampaikan oleh Pdt. Lodewyk Saerang.
Pelrap KD MD GPdI Jabar Gelar Youth Camp “Fear Of God”
“Fear Of God” tema yang diusung panitia Youth Camp, Komisi Daerah (KD) Pelayanan Remaja Pantekosta (PELPRAP), Majelis Daerah Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), Jawa Barat, yang digelar di Hotel MONTANA, Kuningan, Jawa Barat.
KD PELPRAP MD GPdI Jawa Barat, “lokomotifnya” Pdt. Ronald Polii, dibantu Wakil Ketua, Pdt. Dance Sinaulan (Wakil Ketua), Pdt. Herro Mamangkey (Sekretaris), Pdt. Jendro Andreas Silap (Bendahara), Pdt. Oktovian Tito Mumbunan (Anggota), Pdt. Febinhard Laoli (Anggota), Pdt. Melky Worotitjan (Anggota), telah mempercayakan Youth Camp KD PELPRAP MD GPdI Jawa Barat, tahun 2024 kepada, Pdt. Oktovian Tito Mumbunan (Ketua), Pdt. Jefry Moonik (Sekretaris), Pdt. Yance Hailatu (Bendahara), Pdt. manasye Pandiangan (Bendahara). Sedangkan sie acara kepada, Rachel Lontoh (Koordinator) dan Diana Longkutoy, Kuncoro, Kesia Tamburian, serta Fera Katharina.
Sie Kesekretariatan dan Multimedia, Kefas Zefanya Agusya, Natanael Mamangkey, Pdt. Djely Rondonuwu. Sie Musik, Natanael (Koordinator) dan Yusak Nuah. Sie Konsumsi, Elen Rondonuwu (Koordinator) dan Stelny Tasik, Meifi Nayoan. Sie Perlengkapan, Pdt. Gidion Koyongian (Koordinator) dan Pdt. Ruslan Teddy, Pdt. Charles Wirawan. Sie Doa, Ferawati Sigalingging (Koordiantor) dan Naomi Sitorus. Sie Kesehatan, Ester Happy dan Titin. Sie Keamanan, Pdt. Samuel Ginting (Koordinator) dan Kevin Watuseke, Dede Wahyudi, Nike Wijayanti, Lia Amelia Tan, Eliana Mira, Filistea Warouw. Sie Dana, Liana Polii (Koordinator) dan Pdt. Agustine Akay, Lisa Riung.
Youth Camp dengan tema “Fear Of God” salah satu bukti nyata Majelis Daerah GPdI terus bekerja untuk Tuhan. Seperti diterima media ini, diagendakan berlangsung sejak Selasa – Kamis (2 – 4 Juli 2024.