JAKARTA – Hari – hari ini dunia, termasuk Indonesia “disuguhi” berita – berita tentang “peperangan” Israel dan Palestina di Gaza. Sebagai orang Kristiani melihat ada pesan rohani apa dalam peperangan yang terjadi?
Salah satu aktivis di Jaringan Doa Nasional (JDN), Pdt. Tony Mulia mengatakan pesan rohaninya adalah umat Kristiani harus mendoakan Yerusalem dan Palestina (Gaza) agar ada peace (perdamaian). Sebab tugas umat Tuhan itu adalah mendoakan terjadi damai.
Sebagai catatan, orang Israel dicatat alkitab dan sejarah dunia, sejak dulu memang berusaha dihilangkan dari bumi ini. Tapi Tuhan berkenan menjaga umat Israel. Itu sebabnya umat Tuhan berdoa agar perdamaian terjadi di tengah dunia ini, seperti sekarang yang sedang terjadi Israel dan Palestina di Gaza.
Pdt. Tony Mulia, berkata Mazmur 122 : 6 Berdoalah untuk kesejahteraan Yerusalem: “Biarlah orang-orang yang mencintaimu mendapat sentosa. ( 7 ) Biarlah kesejahteraan ada di lingkungan tembokmu, dan sentosa di dalam purimu!”
Ada yang memahaminya dengan berdoa kepada Israel semata, ini sebenarnya soal perdamaian. Berdoa agar terjadi perdamaian di Israel, tidak ada perang. Sebab dengan adanya perang ini, para ahli di Israel yang mestinya menggunakan waktu untuk menemukan temuan – temuan baru buat dunia, menjadi terganggu dengan adanya perang.
Harus diakui, kata Pdt. Tony Mulia, kehadiran Israel itu sangat banyak membantu dunia. Lihat saja semua media sosial dan perangkat yang digunakan oleh manusia di dunia ini, mayoritas penemunya dan pemiliknya adalah orang Yahudi, orang Israel.
Pdt. Tony Mulia kembali menegaskan untuk berdoa buat Israel dan bangsa – bangsa. Sebab kesejahteraan yang dimaksud dalam Mazmur 122 : 6, tidak semata berbicara keuangan atau materi buat Israel tetapi juga bicara damai
“Kalau dibaca dalam alkitab bahasa Inggris ’ Pray for the peace of Jerusalem: they shall prosper that love thee,’. Berdoa untuk damai atau damai sejahtera untuk Yerusalem. Kata lain yang harus digunakan adalah Shalom alias damai sejahtera Tuhan buat kamu. Kalau sudah ada damai, baru ada sejahtera. Kalau kita mengucapkan Shalom itu berarti kita minta Tuhan berikan damai,”terangnya.
Pdt. Tony Mulia menegaskan Mazmur 122 itu adalah perintah kepada umat untuk berdoa kesejahteraan Yerusalem. Berdoa kepada Tuhan, “Tuhan berikan damai sejahtera buat Yerusalem”. Sebab kalau ada damai, tentu tidak ada perang.
Pdt. Tony Mulia menguatkan pendapatnya dengan mengajak memperhatikan kata – kata yang ada di lagu lama “Kala kucari damai, hanya kudapat dalam Yesus, kala kucari ketenangan, hanya kutemui dalam Yesus, tak satupun dapat menghiburku, tak seorang pun dapat menolongku, hanya Yesus jawaban hidupku, bersama Dia hatiku damai, walau dalam lembah kekelaman, bersama Dia hatiku tenang, walau hidup penuh tantangan, tak satu pun dapat menghiburku, tak seorang pun dapat menolongku, hanya Yesus jawaban hidupku,”
Pdt. Tony Mulia menjabarkan, di tengah – tengah masalah, di tengah – tengah peperangan, umat Tuhan harus berdoa untuk supaya, dalam hal ini Israel – Palestina melihat damai. “Kita doakan orang Israel dan orang Palestina, di tengah – tengah masalah mereka, problem mereka, mereka masih percaya (dapat melihat) Tuhan, ada Raja Damai,”tuturnya.
Pdt. Tony Mulia menegaskan ada banyak kesaksian seseorang bertobat karena merasakan Tuhan di tengah persoalan. “Kalau kita tidak punya masalah, maka ada kemungkinan kita – kita tidak percaya Tuhan. Tetapi dengan adanya masalah maka kita akan makin percaya dan mengandalkan Tuhan. Itulah kuat dan hebatNya Yesus, itu bukti Yesus hidup,”.
Kedatangan Tuhan
Pdt. Tony Mulia mengatakan peperangan yang terjadi tentu akan meninggalkan trauma, khususnya kepada yang melakukan pembunuhan. “Kita harus tahu, orang yang membunuh itu tidak akan lupa dengan apa yang dilakukannya—kenapa? Karena darah itu berteriak, contoh darah Habel berteriak, tidak mungkin darah itu diam. Ini satu kesempatan kita berdoa untuk mereka agar terjadi damai,”pintanya.
Melihat peperangan Israel, Pdt. Tony Mulia, mencoba berandai – andai bahwa Tuhan Yesus akan segera datang. “Mungkin dengan akan datangnya Yesus kembali maka harus ada darah. Lewat darah itu berteriak, mungkin membuat Yerusalem, Israel bertobat, termasuk juga orang – orang Palestina “dapat melihat” Tuhan,”paparnya.
Menurut Pdt. Tony Mulia, Tuhan mengasihi semua orang dan semua bangsa, tidak terbatas kepada umat Israel semata. “Pada waktu itu Israel akan menjadi yang ketiga di samping Mesir dan di samping Asyur, suatu berkat di atas bumi, yang diberkati oleh TUHAN semesta alam dengan berfirman: “Diberkatilah Mesir, umat-Ku, dan Asyur, buatan tangan-Ku, dan Israel, milik pusaka-Ku.” ( Yesaya 19 : 24 – 25 ).
“Ini bukti Tuhan memberkati dan memberikan damai sejahtera. Kalau bukan Tuhan yang berikan damai, lalu siapa? “ tanya Pdt. Tony Mulia, seraya mengungkit bahwa iblis yang telah memisahkan manusia dengan Allah, iblis berusaha agar tidak ada damai buat manusia.
“Menjadi doa kita semua supaya, baik itu Israel ataupun Hamas dapat melihat damai, melihat Tuhan. Kalau ada damai akan membuat kita tenang. Kenapa bisa tenang, karena di dalam damai itu ada Tuhan, kalau tidak ada Tuhan tidak akan ada ketenangan,”tutup Pdt. Tony Mulia.