JAKARTA – Tahun 2024 tinggal beberapa hari lagi akan berlalu, dan tahun 2025 akan hadir. Diakui oleh tidak, perjalanan setiap orang di tahun 2024 tentu ada yang dilalui dengan penuh pergumulan dan tantangan, juga ada yang dilalui dengan berkat – berkat dari Tuhan.
Lalu bagaimana perjalanan tahun 2025? Bukan untuk menafsir atau menjadi para normal, tetapi sebagai umat Kristiani tentu menaruh harap, bahkan beriman agar tahun 2025 dapat dilalui dengan penuh sukacita dan pertolongan Tuhan.
Menurut salah satu penggerak doa di Indonesia, Pdt. Tony Mulia, pada tahun 2025, akan ada yang namanya lawatan Tuhan di Indonesia. “Kapan terbitnya terang? Itu di tengah kegelapan. Kapan kemuliaan Tuhan dinyatakan itu ketika ada “penderitaan”. Saya berpegang pada firman Tuhan, untuk segala sesuatu ada musimnya. Kisah Rasul 17 : 26,”bukanya Ketika ditanya oleh media ini soal Indonesia ke depan dalam “penglihatan” orang – orang yang ada di dalam Gerakan doa.
Ilustrasi: 40 = Transisi = Perubahan = Awal yang baru
Pdt. Tony Mulia berkata, musim menentukan sesuatu yang diharapkan, misalnya ada musim duren atau rambutan dan masih banyak lagi buah. “Kalau kita mencari dibukan musimnya maka akan sulit menemukannya. Saya baru balik dari Australia,tahun 2024 saya sudah dua kali ke Australia. Saya di sana mencari buah Custard Apple (seperti buah srikaya) tetapi karena belum musimnya maka sulit menemukannya selain masuk ke supermarket. Saya juga suka buah Persimmon (kesemak), tapi bukan musimnya. Kalau lagi musimnya maka harganya murah banget,”terangnya untuk supaya apa yang disampaikan soal musim dapat dimengerti.
Kembali bicara soal Indonesia di tahun 2025, penggerak doa ini berkata, Indonesia ada dalam musimnya Tuhan. “Banyak orang tidak menyadari atau lupa dengan apa yang pernah kita (umat Kristiani Indonesia) buat pada tahun – tahun sebelumnya. Contoh, 20 tahun yang lalu umat Kristiani Indonesia menggelar doa, temanya 5.5.5 ( tanggal 5, bulan 5, tahun 2005) di Gelora Bung Karno,”
Sekum Gereja Kristen Bersinar (GKB)ini mengungkapkan dalam acara 5.5.5 itu ada 5 pokok doa. Pertama umat Kristiani yang hadir meminta 50 persen orang Indonesia percaya kepada Tuhan. Kedua meminta untuk mampu mengirim 5000 missionaris. Ketiga, menargetkan mengirim ke 5 benua missionaris. Keempat, meminta 5 juta pendoa syafaat di Indonesia. Kelima, meminta 500 Jaringan Doa se Kota.
“Sayang, orang – orang yang waktu itu hadir banyak yang tidak fokus di doa 5.5.5. Saya sampai sekarang masih fokus pada permintaan 5 point doa. Saya percaya 20 tahun itu bukan angka yang kebetulan, tetapi 20 tahun adalah angka satu musim. Kalau kita lihat di Firman Tuhan, waktu Ishak tidak punya anak (istrinya atau Ribka dinyatakan mandul) baca Kejadian 25 : 19 – 26. Setelah 20 tahun, Ribka memiliki anak. Seorang yang bernama Yakub berganti atau menjadi nama Israel, kalau baca Kejadian 31 : 38 – 41, setelah 20 tahun kemudian. Nama Yacub yang berarti penipu, 20 tahun berikutnya menjadi nama Israel. Begitupun bila baca II Tawarikh 8 : 1 atau I Raja – Raja 11 : 10, Bait Salomo bisa selesai berdiri setelah 20 tahun pengerjaannya,”.
Ilustrasi :Huruf Vav (6) menjadi Kaf (20) dan ketika dijumlahkan mendapatkan angka 26.
Tambah Pdt. Tony Mulia, doa yang dinaikkan oleh umat Kristiani pada 20 tahun lalu (5.5.5), wajar bila ada yang lupa, tetapi ia tidak lupa—masih ada dalam ingatannya. Bertolak dari situ, tidak heran banyak orang berkata di tahun 2024 Indonesia mengalami kesulitan, buktinya banyak perusahaan mem PHK dan banyak mall tutup. Mungkin juga akan sampai diawal tahun 2025. Tapi pada intinya di tahun 2025, Indonesia akan bangkit, sambil mengutip Yesaya 60 “Bangkitlah sebab terang itu datang”.
Pdt. Tony Mulia meminta pembaca untuk perhatikan! Kebangkitan dan terang itu datang dimasa sukar dan kegelapan. Seperti lahirnya Esau dan Yakub, di saat Ribka dinyatakan mandul. Ini membuktikan tidak ada yang mustahil, termasuk doa yang dinaikkan di 5.5.5, meminta angka 50 persen orang di Indonesia menjadi percaya bisa menjadi kenyataan.
“Bulan Mei 2024, saya dan istri bersama dengan Ps. Daniel Pandji dan istri serta rekan – rekan pendeta dari berbagai negara dari Hongkong naik cruse ke Singapura. Perjalanan selama 7 hari 6 malam kami menaikkan pujian dan penyembahan non stop. Setelah pulang dari Singapura, tepatnya bulan Juli 2024, tiba – tiba kami GKB Kelapa Gading, kedatangan secara mendadak 7 pendoa, ada dari Taiwan, Mongol, China dan Malaysia. Setelah beberapa hari kemudian, saya antar mereka ke Bukit Doa TDRO —tempatnya Pdt. Joungky di Depok, untuk berdoa,”.
Beberapa hari kemudian, ungkap Pdt. Tony Mulia, sebelum pendoa – pendoa itu pulang ke negara asal, digelar pertemuan dengan Gereja – gereja di Jaringan Doa Kelapa Gading. “Dapat apa selama doa di bukit doa?” itu yang ditanyakan oleh pendeta – pendeta jaringan kepada pendoa – pendoa.
Salah satu pendoa itu berkata, “Presiden kamu yang akan datang 50% terang dan 50% gelap,” medengar itu hamba – hamba Tuhan yang tergabung dalam Gereja jaringan menjadi bingung. “Waktu itu belum Pilpres. Saya berdoa, Tuhan berbicara, untuk menghadapi gelap itu tidak perlu terang 50%, asal ada setitik cahaya saja di orang yang akan memimpin bangsa ini, pasti ada kemuliaan. Saya jadi ingat kembali soal doa di 5.5.5, dan itu menurut saya ini adalah konfirmasi dari Tuhan,”
“Puji Tuhan, saya yakin presiden yang akan terpilih untuk Indonesia, mamanya Kristen dan ada Tionghoanya. Tapi tetap saya tidak berhalakan, begitupun presiden sebelumnya saya tidak berhalakan, saya berpemahaman Tuhan bisa pakai seseorang pada masanya (waktunya),”.
Lewat konfirmasi doa, Pdt. Tony Mulia makin yakin di tahun 2025, Indonesia ada di dalam satu gerekan Tuhan, ada pada musimnya Tuhan. “Hubungannya dengan angka 20, perlu dilihat dalam Bahasa Ibrani, angka 20 disebut dengan kata kaff ( ejaannya C terbalik dilihat dalam bahasa Ibrani). C terbalik ini kalau ditutup dengan 1 garis maka namanya Vav atau angkanya bisa dibaca 6, dan akan berarti Mem yang dalam hitungan angka adalah angka 40. Kalau ditelusuri lagi, angka 40 dalam bahasa Ibrani akan berarti angka transisi (perubahan),”. Untuk itu, dijelaskan Pdt. Tony Mulia, kalau dibaca huruf Kaf yang dalam hitungan angka 20 dan Vav dalam hitungan angka 6 maka jumlahnya menjadi 26. Bila dibaca maka akan memiliki tulisan kata JEHOVAH dalam bahasa Ibrani. Sedangkan angka 40 yang artinya Mam, dimana angka orang Israel keluar dari padang gurun dan masuk tanah perjanjian.
Kembali soal Indonesia, Pdt. Tony Mulia memberikan bukti 20 tahun itu adalah kelipatan tahun musim buat Indonesia. Bila dilihat mundur 20 tahun dari tahun 2005, tepatnya 17 Mei tahun 1985 di Indonesia itu ada peristiwa besar, namanya Kasih Melanda Jakarta. Peristiwa ini dimotori oleh Ps. Yeremia Rim (alm). Kalau mundur lagi dari tahun 1985 berarti tahun 1965, ada peristiwa 26 September tahun 1965 masih diperingati sampai sekarang, peristiwa Soe, air berubah menjadi anggur. Apakah ini kebetulan? Sungguh tidak, ini lebih tepatnya disebut musim. Kalau mundur 20 tahun dari tahun 1965 maka akan ditemukan tahun 1945, dimana 17 Agustus 1945, Indonesia merdeka. Apakah kebetulan? Tidak.
“Tahun 2025, belum tahu apa yang Tuhan akan buat tetapi pada intinya akan ada lawatan Tuhan. Pada tahun 2025 bukan hamba – hamba Tuhan yang namanya banyak terpampang di media sosial (hamba Tuhan terkenal) yang akan dipakai melainkan orang – orang biasa untuk penginjilan, apakah itu lewat film Mariara—yang produsernya pendatang baru di dunia perfilmman. Intinya Tuhan mau pakai siapa saja,”.
Lebih jauh, Pendeta yang pernah memimpin Jaringan Doa Nasional (JDN) ini berkata Gereja sudah menjadi lembaga yang membatasi. Semisal, Gereja melahirkan namanya departemen Penginjilan, Departemen Doa. “Ini membuat seakan jemaat tidak perlu menginjil, tidak perlu berdoa karena sudah ada departemen. Ini yang akan Tuhan ‘rombak’ supaya semua umat Kristiani memiliki beban penginjilan ataupun doa. Ini Tuhan akan lakukan untuk membuktikan firman Tuhan benar adanya, bahwa semua orang memiliki otoritas,”.
Pdt. Tony Mulia juga menjelaskan soal doa. Katanya, doa itu ada tiga macam. Pertama, Doa Imamat : “Tuhan tolong berkati sih A”. Ini dari manusia kepada Allah. Kedua, Doa Profetik : “Sih A akan jadi bla – bla – bla,”. Itu dari manusia kepada manusia. Ketiga Doa Otoritas : doa yang punya kuasa. Apa doa yang punya kuasa? Ketika orang percaya dibaptis, firman Tuhan menulis, Matius 28 dan Markus 16, barang siapa yang percaya kepada Yesus dan dibaptis akan disertai tanda – tanda, di antaranya menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan….itu Doa Otoritas. Ini memperjelas bahwa jemaat yang sudah percaya dan dibaptis dapat berdoa untuk mengusir setan, tidak harus pendeta – pendeta yang namanya sekarang berderet di media sosial atau televisi.
Memperkuat penjelasannya tentang doa, Pdt. Tony Mulia menceriterahkan kisah pertemuannya bersama Pdt. dr. Ruyandi Hutasoit dengan Pramono Anung (waktu itu calon gubernur). Pada pertemuan itu, Pdt. Ruyandi doa untuk Pramono Anung. “Mendengar doa Pdt. Ruyandi, saya berkata kepada Pramono Anung di depan Pdt. Ruyandi, ini bukan doa Calon Gubernur tetapi ini sudah berdoa tugas – tugas seorang Gubernur. Doanya profetik banget, ‘Pramono Anung akan memimpin Jakarta,’ itu namanya Profektik,”.
Pdt. Tony Mulia dengan keyakinan berkata Indonesia memiliki tahun musim 20 tahun sekali dan pada tahun 2025 adalah tahun lawatan Tuhan, tahun kemuliaan dan 20 tahun kemudian, tepatnya tahun 2045 adalah TAHUN INDONESIA EMAS.
“Itu sebabnya saya mau minta supaya kita umat Kristiani di Indonesia jangan Missed dengan Momentum Tuhan, jangan kehilangan Momentum Tuhan,”
Kemuliaan Tuhan Turun, Segala Perkara Terselesaikan
Pdt. Tony Mulia, menjelaskan lebih jauh dan membahas tentang kemuliaan. “Apa yang dimaksud dengan kemuliaan Tuhan? Kemuliaan Tuhan itu dalam bahasa aslinya,”terangnya. Pertama, doxa artinya Tuhan hadir terjadi perubahan. Kedua disebut dengan Shekinah, artinya kelihatan dengan kasat mata ketika Tuhan hadir. Ketiga, disebut dengan Kabod, artinya kehadiran Kemuliaan Tuhan yang membuat orang tidak dapat berdiri (berat).
Menyitir Yohanes 1 : 14, Pdt. Tony Mulia, menjelaskan Yesus sendiri adalah Kemuliaan Allah, makanya Yesus ketemu orang mati, orang mati tersebut bangkit, Yesus ketemu orang sakit, orang sakit tersebut sembuh. “Itu terjadi karena ada perjumpaan dengan kemuliaan yaitu Tuhan,” terangnya dan meminta supaya baca Yohanes 11 : 4, 40, penyakit tidak membawa kematian, melainkan untuk membawa kemuliaan Allah. I Yohanes 3 16-17, tidak tahukah kamu adalah bait Allah…..Bait Allah itu adalah umat yang percaya, dan bila Unity, Kemuliaan Tuhan akan nyata.
Pdt. Tony Mulia menuturkan, untuk memperkuat statementnya, berkata ada ayat yang berkata, tidak ada kemuliaan tanpa penderitaan. “Kemuliaan kadang – kadang hadir lewat adanya masalah,”
Dilanjutkan dengan mengutip Yesaya 59 : 19 “Maka orang akan takut kepada nama TUHAN di tempat matahari terbenam dan kepada kemuliaan-Nya di tempat matahari terbit, sebab Ia akan datang seperti arus dari tempat yang sempit, yang didorong oleh nafas TUHAN,”
“Tempat terbitnya matahari sebelah mana? Timur. Indonesia ada di Timur. Kita yang ada di Indonesia, ada di Timur, akan mendapatkan Kemuliaan Tuhan. Itu sebabnya kita harus membuka hati untuk menjemput Kemuliaan Tuhan. Dan itu akan datang bila ada Unity bait sucinya (kita – kita bersatu). Kalau kita missed di sini maka musimnya akan lewat. Kalau Kemuliannya turun, popularitas, cari makan untuk diri sendiri, gereja atau keluarga pasti tersedia. Tapi kalau sebaliknya yang dicari, maka kemuliaan Tuhan tidak akan turun,”terangnya.
Pdt. Tony Mulia, mengajak umat Kristiani melihat umat Israel berjalan selama 40 tahun di padang gurun. Selama kemuliaan turun, semua kebutuhan dicukupkan oleh Allah. “Kebetulan nama saya mulia. orang Ibrani berkata Mulia dari kata, Mul itu Facing artinya melihat, dan Ia =Yah itu artinya Yahweh = Tuhan. Mulia berarti Melihat Tuhan. Adanya kemuliaan Tuhan kita dapat melihat Tuhan hadir. Ketika ada Kemuliaan Tuhan, semuanya beres,”
Pdt. Tony Mulia menguatkan pernyataannya dengan kesaksiannya. “Satu waktu istri saya mau dioperasi. Pagi – pagi saya merasakan kleyengan, padahal harus nyetir ngantar istri ke rumah sakit. Belum lagi saya setelah ngantar istri, saya harus ke rumah sakit lain untuk memeriksakan kesehatan. Saat mau ngantar istri, besan perempuan telepon berkata besan laki dalam keadaan koma, karena jantungnya sudah di ring dan harus di by pass,”.
“Besan saya itu meminta untuk didoakan. Besan saya bilang nanti HP nya akan ditaruh di kuping besan laki. Saya katakan, untuk apa? kita doa saja. Maksudnya, kita berdoa (saya, istri dan besan perempuan) minta Kemuliaan Tuhan. Saya berdoa, saya katakan Tuhan Kemuliaan Tuhan turun. Luar biasa, karena Kemuliaan Tuhan turun, istri saya beres, saya sehat, dan besan laki yang sudah koma, tiba – tiba bangun lagi, jantungnya semestinya di by pass, dinyatakan oleh dokter sembuh, sudah muncul saluran baru. Kata dokter dari jutaan orang hanya akan terjadi satu yang mengalami seperti besan laki saya,”.
“Buat saya kalau Kemuliaan Tuhan hadir maka semua kebutuhan kita akan tercukupkan. Kalau doa, kita hanya meminta, tetapi kalau Kemuliaan Tuhan hadir, semuanya ada, termasuk yang tidak kita minta. Jadi mari pahami, yang kita butuh Kemuliaan Tuhan, agar semuanya yang kita butuhkan selesai,”terangnya.