Jawa Barat – Biro Pendidikan dan Pengajaran Majelis Daerah Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), Jawa Barat, menggelar Webinar ( Seminar Online), yang terbuka bagi semua gembala jemaat, baik GPdI Jawa Barat maupun daerah lainnya diikuti, tercatat ada 100 lebih peserta.
Biro Pendidikan dan Pengajaran MD GPdI Jawa Barat atau sering disingkat Biro Dikjar Jabar, mengangkat tema yang lagi viral di lingkungan GPdI, yaitu soal kepemimpinan. “Karunia Roh Kudus Dalam Kepemimpinan Gereja Pantekosta”.
Biro Dikjar Jabar ini menghadirkan dua orang narasumber, pertama Pdt. Dr. Liem Sutikto, M.Th, M. Pd.K, yang saat ini menjabat Tim Penjamin Mutu Depdikjar Majelis Pusat GPdI, Biro Pendidikan dan Pengajaran MD Jawa Barat, Ketua Prodi Magister Teologi Pascasarjana Sekolah Tinggi Alkitab Jember, Jawa Timur.
Kedua, Pdt. Fekky D.Y. Tatulus, M.Th., M.Pd, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Biro Pendidikan dan Pengajaran MD Jabar, juga dosen di salah satu Sekolah Tinggi Teologia di Jakarta.
Sebelum dua narasumber memberikan materi, didahului dengan sambutan Ketua Majelis Daerah GPdI Jawa Barat, Pdt. Ferdinan Rompas dan Wakil Ketua I MD Jabar, Pdt. Yohanes Limuria, membidangi bidang II, di dalamnya ada Biro Dikjar.
Ketua MD Jabar, Pdt. Ferdinan Rompas yang akrab disapa, Om Feri merasa bersyukur karena topik yang diangkat topik sedang hangat di lingkungan GPdI. Maka dengan adanya Webinar ini, ia berharap mencari pimpinan dilingkungan GPdI, jangan keluar dari firman Tuhan.
Maksudnya, jangan sampai tidak melibatkan yang namanya 9 buah – buah Roh dan karunia Roh. “Untuk mencari pemimpin harus ada 9 buah Roh dan karunia Roh Kudus. Topik ini saya angkat jempol. Kalau memang topik ini belum memuaskan, nanti kita buat lagi Webinar untuk membahasnya lebih dalam lagi,”tuturnya.
Wakil Ketua, Pdt. Yohanes Limuria, dalam sambutannya melihat apa yang dilakukan oleh Biro Dikjar GPdI Jawa Barat, hal yang positif dan sejalan dengan cita – cita Ketua MD, Pdt. (alm) J. E Awondatu.
“Pdt. (alm) J. E Awondatu mengerti kerinduan dari hammba – hamba Tuhan GPdI Jawa Barat. Itu sebabnya, saat masih memimpin, almarhum menggelar seminar yang dikenal dengan singkatan SPK,”kata Pdt. Yohanes Limuria.
Lewat SPK, Pdt. (alm) melihat antusias dari hamba – hamba Tuhan GPdI Jabar yang ingin mengisi kehidupan pelayanan dengan membekalinya Pendidikan yang memadai. Untuk itu, almarhum bersama MD waktu itu memutuskan SPK menjadi kegiatan rutin.
“Tapi Tuhan berkehendak lain. Belum digelar SPK, Indonesia harus mengalami kenyataan adanya Pandemi Covid-19 dan Tuhan telah memanggil Pdt. J.E Awondatu. Saya melihat Tuhan tidak kekurangan cara untuk merealisasikan rencana, maka pada hari ini kita bisa mendapatkan ‘ilmu’ (Pendidikan) lewat Webinar ini,”terangnya.
Apalagi kata Pdt. Yohanes Limuria, topik yang diangkat, tidak lepas dari kebutuhan hamba – hamba Tuhan GPdI saat ini. “Saya sangat antusias dan bersuka cita karena inilah yang diinginkan Pdt. (alm) J.E. Awondatu dan yang kita nantikan,”paparnya.
Pembicara pertama, Pdt. Dr. Liem Sutikto, M.Th, M. Pd.K, berkata hamba Tuhan yang ikut dalam Webinar ini sudah ditebus oleh Darah Yesus, dipakai untuk kemuliaanNya, dipakai untuk kepentinganNya, dipakai untuk tujuan dan visi Allah, bukan untuk diri sendiri.
Pdt. Dr. Liem Sutikto, M.Th, M. Pd.K, yang akrab disapa, Pdt. Liem ini berharap yang ikut Webinar sadar bahwa kalau bisa melayani Tuhan saat ini karena dipakai Tuhan dengan tujuan Tuhan.
“Saya mengingatkan kembali bahwa kita melayani Tuhan dengan tujuan Tuhan, bukan tujuan kita. Bukan agenda – agenda yang ada pada kita tetapi agendanya Tuhan,”tegasnya.
Lebih jauh, Pdt. Liem berkata, karunia Roh Kudus dalam kepemimpinan GPdI. Kepemimpinan bicara bagaimana rangkaian aktifitas, berupa kemampuan seorang dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Tujuannya agar terjadi Kerjasama untuk mencapai gol yang ditetapkan.
Kepemimpinan juga kata Pdt. Liem, merupakan ketrampilan (kemampuan) seseorang untuk mempengaruhi oranglain (bawahannya), untuk dapat memberikan sumbangan nyata dalam mencapai gol. Selain itu, kepemimpinan adalah kemampuan memberikan pengaruh supaya setiap kebijakan dapat disetujui bersama dan dikerjakan bersama.
Kesimpulannya, kata Pdt. Liem, kepemimpinan adalah kemampuan (seni) dalam mempengaruhi, membimbing serta mengarahkan seseorang untuk bergerak demi mencapai tujuan bersama.
Tapi untuk menjalankan kepemimpinan, dipertegas Pdt. Liem, harus didasari dengan visi dan misi yang jelas. “Saya harus berkata kemampuan kita dalam leader ship masih kurang. Sehingga untuk mengembangkan gereja lokal di dalam gereja kita agak sedikit tersendat karena tidak banyak kemampuan kita untuk itu. Syukur yang sudah belajar, puji Tuhan. Tapi yang kebanyakan tidak, sehingga kita mengalami kendala di dalam kepemimpinan—di dalam memimpin jemaat atau gereja lokal,”paparnya.
Seorang pemimpn, tegas Pdt. Liem, harus memiliki tujuan dengan didasari pada visi dan misi yang jelas. “Kita harus juga memiliki target – target tertentu di tahun ini atau 2 tahun ke depan. Tentu semuanya untuk tujuan Tuhan,”
Bicara visi dan misi (tujuan), diterangkan Pdt. Liem, jelas harus visi Allah. Ingat! Gereja itu milik Tuhan. “Visi Allah penting di sebuah gereja. Itu sebabnya sangat dibutuhkan ‘gereja’ berdoa meminta pewahyuan, minta petunjuk Tuhan di dalam visinya. Sehingga di dalam visi Allah kita mengerjakan misi Allah itu yaitu bagaimana jiwa – jiwa bertobat, menjadi dewasa rohani sampai berkenan kepada Allah,”
Kalau hamba – hamba Tuhan mengerjakan tanpa visi dan misi dari Tuhan, apalagi tanpa tujuan kepada Tuhan, maka tidak berbedanya dengan menjalankan kepemipinan organisasi sekular, yang akan berakhir dengan kegiatan – kegiatan demi kepentingan diri sendiri.