
JAKARTA – Gereja Bethel Indonesia (GBI) DKI Jakarta akan menggelar Sidang Majelis Daerah (SMD) rencananya pada tanggal 2 – 4 Mei 2023 di GBI NDC, pengembalaan Pdt. Josia Abdisaputera. Salah satu agenda yang menarik perhatian gembala – gembala GBI DKI Jakarta, akan adanya pemilihan Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) GBI DKI Jakarta.

Nama yang sudah santer didukung, di antaranya incumbent atau petahana Ketua BPD GBI DKI Jakarta, Pdt. Kiki Tjahjadi, M. Th. Sesuai Tata Gereja, kami di GBI tidak ada yang mencalonkan diri. Prosesnya adalah para gembala yang mencalonkan bakal pemimpinnya saat pelaksanaan Sidang Majelis Daerah (SMD) terakhir dalam satu periode Sinode,” tutur Pdt. Kiki.
Beredar namanya Pdt. Kiki Tjahjadi, M. Th, sebagai salah satu calon, bahkan disebut – sebut calon kuat, tentu dengan alasan yang kuat juga, diantaranya program – program yang telah dibuat dan dijalankan BPD GBI DKI Jakarta, periode 2019 – 2023.
Program yang telah berhasil dijalankan oleh Pdt. Kiki Tjahjadi, M. Th, di antaranya. Pertama, Pertama, program turunan alias program yang disusun oleh Badan Pengurus Pusat (BPP) GBI.
Program dari BPP ini biasanya diharapkan dapat dikerjakan oleh setiap BPD, paling tidak mencapai 60 persen. “Puji Tuhan, program – program dari BPP hampir semua kita dapat kerjakan dengan baik, dan dibiayai oleh kami (BPD) DKI Jakarta. Bahkan BPD GBI DKI Jakarta, dimintai oleh BPP untuk membantu 3 BPD dalam penanganan Covid – 19, selama 6 bulan. Puji Tuhan, kita sanggup 4 bulan, dengan masing – masing BPD kita berikan Rp. 10.000.000,” kata Pdt. Kiki Tjahjadi, M. Th.

Kedua, program Church planting atau penanaman Gereja baru. “Pejabat yang merintis atau membuka Gereja baru di kecamatan yang belum ada GBI maka dibantu oleh BPD Rp. 2.000.000,-. Program ini dirasakan sangat menolong bagi para pejabat yang merintis Gereja. Ini program unggulan GBI, karena lewat program ini maka GBI akan berkembang,” tutur Pdt. Kiki Tjahjadi, M. Th.
Ketiga, program Usaha Kecil Menengah Jemaat (UKMJ). Program ini telah banyak membantu, memberkati banyak pejabat maupun jemaat lokal. “Program ini saat pandemi sampai saat ini menjadi penolong baik pejabat atau jemaat dalam berbisnis. Apalagi di dalam program ini diajarkan bagaimana mengelolah bisnis dengan memanfaatkan media berbisnis secara online. Saya dikirimin video pejabat ataupun jemaat yang merasakan manfaat dari program UKMJ,” ungkap Pdt. Kiki Tjahjadi, M. Th.
Keempat, program Beasiswa kepada pejabat. Program BPD GBI ini yang dipimpin Pdt. Kiki Tjahjadi, M. Th, telah mengeluarkan biaya yang cukup besar. “Kami buat program ini untuk masa depan pejabat. Kami biayai pejabat yang mau kuliah sampai sarjana. Puji Tuhan banyak yang respon. Mereka – mereka itu menjadi ‘harta’ GBI di masa depan. Namanya ilmu tidak akan luntur bukan? Memang biayanya cukup mahal, tapi apalah artinya uang dibandingkan dengan ilmu yang diperoleh?,” paparnya.

Kelima, ada juga program insidentil atau program yang tiba – tiba harus dijalankan tetapi belum “diketok” di SMD. Semisal, tiba – tiba bangsa ini menghadapi Covid– 19. Saat itu BPD mesti melakukan langkah-langkah untuk “penyelamatan” jiwa baik pejabat atau jemaat yang terpapar Covid-19.
BPD GBI DKI Jakarta saat itu dengan sigap ,bergerak cepat langsung membuat grup WA group pendampingan untuk pejabat dan jemaat yang terpapar Covid-19. Mereka yang terpapar covid 19 langsung dimasukkan dalam grup WA. Bila ditotal ada 700 orang. Di dalam grup WA tersebut , ada 9 dokter yang berjaga 24 jam terbagi beberapa shift untuk melayani konsultasi dan melakukan tindakan yang harus diputuskan untuk menolong pasien. Umumnya saat ditindaklanjuti, mereka langsung dikirimi obat dan vitamin dan ada juga yg mendapat bantuan alat oximeter.
“Untuk dokter jaga, kami bekerjasama dengan Persatuan Dokter GBI dan rekan – rekan mereka. Dokter – dokter jaga itu semua gratis loh mereka bekerja tanpa pamrih. Puji Tuhan selama Covid– 19, pejabat dan jemaat yang tergabung dalam grup WA tersebut, tidak ada yang meninggal.
Program penanggulangan covid ini tidak hanya menyiapkan dokter jaga 24 jam, tetapi BPD juga harus memberikan bantuan kepada 64 gembala yang ekonominyan terdampak akibat covid dengan memberikan donasi pada mereka masing – masing Rp. 1.000.000/bulan, totalnya Rp. 64.000.000,/bulan.
“Semua kami lakukan untuk Tuhan, dan tentu untuk GBI. Kami ini pelayan, kami bukan bos. Jadi semua yang kami lakukan adalah bentuk pelayanan,”terangnya.
Kepada media ini, Pdt. Kiki Tjahjadi, M. Th menegaskan bila dipercayakan untuk kembali memimpin maka akan meneruskan beberapa program yang membantu pejabat. Di antaranya, Church Planting, UKMJ.
Terkait dengan bantuan studi untuk pejabat, ini akan dibahas di SMD karena memerlukan biaya cukup besar.
Ke depan, diakui Pdt. Kiki Tjahjadi, M. Th, tantangannya tentu berbeda dengan periode 2019 – 2023. Tapi yang urgent ingin dilakukan adalah membantu, mengedukasi pejabat – pejabat yang pengembalaan “belum” berkembang agar menjadi makin berkembang.
“Kenapa ini? Karena pengalaman kami di periode 2019 – 2023 ada 40 pengembalaan GBI di DKI Jakarta tutup. Dan yang menyedihkan kami, ada yang tutup pengembalaanya tanpa memberitahu kami.
Semua program, ditegaskan Pdt. Kiki Tjahjadi, M. Th, akan berjalan kalau ada uang. Sumber uang BPD adalah Perpuluhan dan Iuran. Tapi pejabat GBI DKI dalam hal ketaatan membayar itu masih mencapai 50 persen.
Untuk itu, kata Pdt. Kiki Tjahjadi, M. Th, dalam menjalankan dan menuntaskan program – program yang ada diperlukan kreatifitas Ketua dan rekan kerja. Kreatifitas yang dimaksud adalah bagaimana berdiskusi dengan gembala – gembala GBI yang jumlah jemaat banyak untuk dapat terlibat membantu program BPD GBI DKI Jakarta.
“Puji Tuhan, ada program – program yang kita share dengan beberapa gembala yang diberkati, dan mendapatkan tanggapan positif. Seperti pelaksanan SMD bulan Mei yang akan datang, tempat yang dipakai sudah tidak dikenakkan biaya karena dilaksanakannya di GBI NDC. Ini tentu membutuhkan kreatifitas agar pemakaian gedung tidak berbayar dan ini akan meringankan biaya pejabat GBI DKI Jakarta saat mengikuti sidang MD,”tuturnya sambil tertawa, yang bila diterjemahkan dalam tertawanya mengandung pesan, ini harus meminta tolong kepada pihak gembala GBI NDC. “Sekali lagi kami harus kreatif, kami harus berani Turun ke bawah (Turba) dan berani berkorban. Saya bersyukur kami punya tim yang kompak dan baik,” tutupnya dan menegaskan semua bentuk pelayanan yang diberikan memang masih ada kekurangan. Untuk itu doakan ke depan ia akan mengerjakan dengan lebih baik lagi. Tuhan Yesus Memberkati.