JAKARTA – Pertemuan Majelis Pusat (MP) dan Majelis Pertimbangan Rohani (MPR) Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) yang berlangsung, Senin (10 – 11/04/2023) terjadi di sebuah hotel di Jakarta.
Pada pertemuan itu, duduk di depan di antaranya, Sekretaris Umum (Sekum) MP, Pdt. Elim Simamora, Ketua Umum MP, Pdt. DR. Johnny Weol, dan Ketua MPR, Pdt. Harry Gultom serta satu anggota MPR, Pdt. Jotje Poluan.

Dalam pertemuan ini diharapkan untuk membahas berbagai persoalan yang terjadi di lingkungan GPdI. Untuk itu, Pdt. DR. Johnny Weol tidak banyak bicara, lebih banyak mendengar dan memberikan waktu kepada Ketua MPR, Pdt. Harry Gultom, untuk mengungkapkan berbagai persoalan yang ditemui (diperoleh) MPR di lapangan.
Pada kesempatan itu banyak hal yang diungkap dan dibahas oleh Pdt. Harry Gultom, termasuk jalannya Musyawarah Daerah (Musda) di beberapa daerah. “Saya meminta untuk dilakukan pemilihan ulang atau pemilihan lanjutan atau Musda Istimewa, khusus Daerah Sumatera Selatan dan Maluku Utara,”kata Ketua MPR, Pdt. Harry Gultom.
Hal – hal yang diungkapkan dan dibahas oleh Pdt. Harry Gultom, mendapatkan tanggapan beragam dari peserta pertemuan, baik dari anggota MP dan anggota MPR. “Saya pikir Ketua MPR perlu ketahui bahwa untuk Musda di Maluku Utara sebenarnya kami mewakili MP berpegang pada AD/ART dan Juknis serta Juklak,” kata Pdt. Elion Numberi yang memimpin pada saat Musda Maluku berlangsung.
Pada saat berlangsungnya Musda Maluku Utara terjadi ada beragam perbedaan pendapat soal pemilihan dan calon Ketua Majelis Daerah. Walau begitu, Pdt. Elion Numberi tidak bergeming dan terus berpegang pada AD/ART dan Juknis serta Juklak Musda dan pemilihan Ketua Majelis Daerah.
Sementara Pdt. Elion Numberi berpegang pada aturan, muncul ide dari salah satu calon, Pdt. Ari Nelwan dengan menggunakan bahasa (istilah Manado) “Kita kasih For kepada Pdt. Herry Mangadil. Kalau dia (Pdt. Herry Mangadil) dapat 100 suara maka dia menang,”Kata Pdt. Elion Numberi menirukan kata – kata Pdt. Ari Nelwan pada saat jalannya Musda di Maluku.
“Saya belum pernah dengar istilah itu. Tapi karena ada keinginan untuk buat kesepakatan saya ikuti saja. Pada saat itu dibuatlah surat kesepakatan dengan ditulis tangan dan ditandatangani bersama bahwa Pdt. Herry Mangadil sebagai calon,” kata Pdt. Elion Numberi.
“Apa yang terjadi? Pdt. Herry Mangadil keluar sebagai peraih suara terbanyak, mencapai lebih dari 100 suara dan Pdt. Ari Nelwan hanya mendapatkan 33 an suara,”begitulah kisah perjalanan Musda Maluku Utara.
Ketua MPR mendengar itu langsung tidak banyak bicara. “Wah saya baru dengar ini. Kalau begitu saya akan beritahu,” kata Pdt. Harry Gultom.
Selesainya pembahasan soal Maluku Utara, pertemuan diminta oleh Ketua Umum, Pdt. DR. Johnny Weol, untuk jedah makan malam.
Dalam pertemuan itu semua peserta pertemuan tampak melihat masalah Maluku Utara selesai. Sedangkan masalah Sumatera Selatan masih terus dibahas dan masih ada beragam pendapat apakah akan dilanjutkan Musda atau akan ada Musda rekonsiliasi. Tapi pada intinya berbagai persoalan sudah dibahas dan mayoritas peserta sudah menerima.
Salah satu anggota MPR, Pdt. Jootje Poluan mengatakan dengan pertemuan ini maka semua kebuntuhan komunikasi yang terjadi sudah terlihat jelas dikarenakan tidak disengaja tetapi karena memang Ketua Umum sedang “bergumul” dengan kesehatannya.”Kebuntuhan terjadi karena alasan kesehatan, kita tentu maklumi dan sekarang kita telah membahas semuanya untuk GPdI,”demikian disampaikan Pdt. Jootje Poluan, sebelum akan meninggalkan ruangan pada Selasa (12/04/2023) pagi.
Pertemuan MP dan MPR berjalan dengan baik dan penuh persaudaraan tetapi tidak lepas dari keseriusan untuk membangun GPdI.