Bekasi – Pdt. Ferdinand Rompas, gembala Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), Sukabumi, Kamis (12 Mei 2022) menyatakan secara resmi di depan mencapai 450 hamba Tuhan GPdI Jawa Barat, tentang kesiapan pencalonannya sebagai Ketua Majelis Daerah (MD) GPdI Jawa Barat, periode 2022 – 2027.
Penyampaian secara resmi dan terbuka oleh Pdt. Ferdinand Rompas sebagai Calon Ketua MD GPdI Jawa Barat, periode 2022 -2027, dilangsungkan di pengembalaan Pdt. Maria Lience Walandouw.
Acara dimulai dengan ibadah yang menghadirkan pembicara seorang hamba Tuhan senior, tokoh GPdI yang ada di Jawa Barat, Pdt. Ruth Sriyoto Runkat. Bagi kalangan GPdI Jawa Barat, siapa yang tidak kenal dengan Pdt. Ruth Sriyoto Runkat?
Sekedar informasi, Pdt. Ruth Sriyoto Runkat, adalah seorang anak dari salah satu perintis awal GPdI di Jawa Barat. Selain itu, ia juga istri dari Pdt. Tom Runkat, yang juga pernah menjadi Ketua MD GPdI Jawa Barat.
Kehadiran Pdt. Ruth Sriyoto Runkat, dalam acara pernyataan resmi Pdt. Ferdinand Rompas sebagai calon Ketua MD GPdI, Jawa Barat, mendatangkan banyak tafsiran. Untuk itu, sebelum Pdt. Ruth Sriyoto Runkat, memberitakan firman Tuhan, terlebih dahulu menyatakan kehadirannya diminta oleh Pdt. Ferdinand Rompas. “Saya diminta beritakan firman Tuhan, dan tidak perlu mengungkapkan untuk mengajak memberikan dukungan,”kata Pdt. Ruth Sriyoto Runkat.
Firman Tuhan yang disampaikan oleh Pdt. Ruth Sriyoto Runkat, berinduk pada penjelasan bahwa umat Tuhan harus mendeklarasikan diri melekat dengan Tuhan Yesus Kristus.
Diakhir penjelasan, tampak Pdt. Ruth Sriyoto Runkat, mengatakan adiknya, Pdt. DR. Denny Sriyoto, S.E., M.Div, banyak memberikan masukan kepadanya tentang konstelasi Musda GPdI Jawa Barat. Untuk itu ia meminta untuk semua dapat mensukseskan Musda untuk GPdI Jawa Barat.
Usai firman Tuhan, Pdt. Ruth Sriyoto Runkat, langsung turun dan langsung “dikerumuni” diminta untuk foto atau sekarang yang viral namanya Selfie. Tidak heran tokoh seperti Pdt. Ruth Sriyoto Runkat, pasti akan banyak yang meminta untuk foto bersama.
Sebagai seorang tokoh, yang juga menyandang status sebagai gembala GPdI di Bandung, Pdt. Ruth Sriyoto Runkat, dengan rendah hati dan sangat ramah, melayani hamba – hamba Tuhan yang meminta selfie.
Begitu juga dengan Pdt. Denny Suriyoto, yang sangat dikenal di lingkungan GPdI, dan terkenal sangat mudah ditemui serta kebaikannya dalam melayani setiap ada hamba Tuhan GPdI ke Bandung. Itu sebabnya tidak heran saat deklarasi Pdt. Ferdinand Rompas, banyak yang meminta untuk foto bersama. Apalagi semua yang hadir, diketahui adalah salah satu “pendukung” Pdt. Ferdinand Rompas, untuk duduk menjadi Ketua MD GPdI Jawa Barat, periode 2022 – 2027.
Bersamaan dengan itu, acara terus berlangsung. Saat itu hamba – hamba Tuhan GPdI yang hadir dibuat tertawa oleh dua orang hamba Tuhan pengisi acara. Kedua hamba Tuhan itu, “mengantar” acara sampai menjemput Pdt. Ferdinand Rompas, maju ke depan untuk menyampaikan niatnya maju sebagai Ketua MD GPdI Jawa Barat.
“Saya ini hamba Tuhan yang baru merintis. Awalnya di lingkungan saya, saya tidak diangap. Tetapi dengan adanya kunjungan (Safari) Majelis Daerah ke tempat pelayanan saya, saya saat ini dihormati oleh lingkungan,”kata hamba Tuhan yang mengisi acara itu.
Masih kata dia, bagaimana tidak dihormati, MD yang datang itu pakai mobil semua. “Kagetlah lingkungan saya, ‘kata mereka’ wah teman saya orang – orang kaya. Puji Tuhan, saya merasa terbantukan akan kehadiran MD. Kalau bantuan dana, yang rasakan hanya kita sendiri, tetapi dengan dikunjungi kami merasa diperhatikan, dan lingkungan menjadi kenal bahwa kita bukan orang sembarangan,”katanya.
“Tadi telah disampaikan oleh Pdt. Ruth Sriyoto Runkat, bahwa di lingkungan GPdI tidak ada hamba Tuhan besar atau kecil karena semuanya sama di mata Tuhan. Melalui ‘safari’ kami sudah melihat dan mengetahui apa saja yang harus kami lakukan untuk GPdI Jabar,”kata Pdt. Ferdinand Rompas.
“Mungkin hembusan – hembusan dari teman – teman yang tidak mengerti, dan saya maklumi, tetapi kami mengunjungi saudara – saudara dengan banyak hal yang kami rencanakan, banyak hal yang kami lakukan, saudara jadi buat saya jangan pernah umbar janji kalau kita tidak tahu keadaan satu persatu hamba – hamba Tuhan di GPdI Jawa Barat. Itu tujuan kami melakukan safari atau kunjungan,”
Pada kesempatan itu Pdt. Ferdinand Rompas menegaskan visi – misi nya adalah hal – hal yang dapat dilakukan dan bukan angan – angan. Maksudnya hal – hal yang telah dikerjakannya selama 1 tahun lebih memimpin GPdI Jawa Barat. “Tetapi dengan waktu yang terbatas, tidak mencapai 2 tahun, kami harus akui belum selesai dan akan kami selesaikan di periode 2022 – 2027,”.
Walau waktu yang pendek dan belum selesai tetapi banyak hamba Tuhan sudah menikmati hasil kerja MD yang dipimpin Pdt. Ferdinand Rompas. Itu sebabnya ia mengsung moto “Kami ada untuk hamba – hamba Tuhan GPdI Jawa Barat dan kami berikan bukti bukan janji, kerja nyata bukan wacana—alias bukan angan – angan,”
Visi misi yang diakuinya dapat dilakukannya. Pertama, ingin mempertahankan pengelolaan keuangan yang sudah berjalan dengan baik. Walaupun telah dituduh MD yang dipimpinnya melakukan korupsi.
Kedua, membangun hubungan yang baik antar sesama pengurus MD, antar pengurus MD dan Wilayah, antara pengurus MD – Wilayah dan gembala – gembala jemaat GPdI Jawa Barat.
Ketiga, merapikan struktur organisasi dengan baik, supaya tidak semerawut dan hubungan antar sesama hamba Tuhan GPdI Jawa Barat terjalin baik yang akan berimbas pada melayani jemaat Tuhan dengan tenteram.
Keempat, meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Ini sudah dilakukan oleh MD yang dipimpinnya melalui Dikjar, dan sudah melakukan diklat – diklat, bahkan sedang menyusun buku – buku, yang rencananya sebelum Juli sudah dapat diterbitkan bukunya.
Kelima, mempererat, mempertajam lintas generasi dengan memberdayakan semua sumber daya yang ada di gembala – gembala GPdI Jawa Barat. Keenam, kami akan mempertahankan Sekolah Alkitab tatap muka karena itu kekhasan yang ada di GPdI.
Kesempatan itu, ada hal yang tidak masuk agenda terjadi. Tiba – tiba hamba – hamba Tuhan GPdI dari Sumatera Utara (Sumut) yang ada di Jawa Barat memberikan kejutan. Mereka berdiri dan meminta waktu untuk memakaikan Ulos kepada Pdt. Ferdinand Rompas. “Ini sebagai bentuk dukungan kami,” kata perwakilan Hamba Tuhan GPdI Jawa Barat, dari Sumut.
Perlu diketahui, suami dari Pdt. Maria Lience Walandouw, yaitu Pdt. (alm) Bonar Nainggolan, semasa hidupnya telah dituakan oleh Hamba – hamba Tuhan GPdI dari Sumut yang ada di Jawa Barat.
Dari tempat yang digunakan sebagai tempat deklarasi dan adanya pemberian ulos, ini menjadi pesan kuat bahwa hamba – hamba Tuhan GPdI Jawa Barat dari Sumut, yang mentuakan Pdt. Maria Lience Walandouw, memberikan dukungan kepada Pdt. Ferdinand Rompas.
Diakhir, Pdt. Ferdinand Rompas, menunjuk ketua timnya, adalah Pdt. Johny Palar Keintjem. Dan ditutup dengan hamba – hamba Tuhan senior yang hadir mendoakan Pdt. Ferdinand Rompas dan istri serta Pdt. Johny Palar Keintjem.