Pdt. DR. Mulyadi Sulaeman

Jakarta – Setahun sudah pandemi Covid-19 “mengepung” Gereja – gereja di Indonesia. Presiden Joko Widodo pertama kali menyebut dua warga negara Indonesia (WNI) terpapar virus Covid-19 tersebut.

“Ada orang Jepang yang ke Indonesia kemudian tinggal di Malaysia. Dicek di sana ternyata positif Corona. Tim di Indonesia langsung menelusuri,”demikian bentuk pengumuman Joko Widodo, mengumumkan virus Covid-19 masuk Indonesia, Senin (2 Maret 2020).

Sejak itu pandemi Covid-19 “mengepung” Gereja – gereja di Indonesia. Otomatis kegiatan ke gereja dihentikan, dan saat itu Gereja – gereja mulai mencari bentuk agar kegiatan ibadah dapat terus berlangsung.

Puji Tuhan, dengan cepat muncul aplikasi yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan beribadah tanpa harus keluar rumah dan bertemu di gedung Gereja seperti biasanya. Aplikasi yang bermunculan, diantaranya ada zoom dan google meet.

Dalam perbincangan dengan seorang hamba Tuhan senior yang masih aktif sebagai pengurus sinode, gembala sidang(jemaat) dan aktivis oikumene, Pdt. DR. Mulyadi Sulaeman, berkata tidak melihat adanya pandemi Covid-19 dari sisi “negatif” sebaliknya dari sisi positif.  

Salah satu Fasilitator Jaringan Doa Nasional (JDN) ini menjelaskan kenapa menanggapi pandemi Covid-19 positif. Sebab pandemi baginya sebuah waktu yang Tuhan berikan untuk “retret”. Dimana umat “didesak” untuk merenung dan intropeksi diri agar mampu melihat rencana yang Tuhan inginkan ke depan. 

BACA JUGA  Pdt. Brando Lumatauw : Kelahiran Baru Syarat Mutlak Melihat Kerajaan Allah. Pendusta dan Pezinah Syarat Mutlak Dihukum Tuhan

“Pandemi harus disambut dengan ucapan syukur. Kita (Gereja) diberikan kesempatan retret karena hampir 80% kegiatan untuk ke Gereja berhenti dan dilakukan dari rumah,”ungkapnya. 

Selain itu, Ketua Sinode Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia (GSPDI) dari tahun 2005 – 2017 ini menuturkan pandemi juga menjadi ajang bagi para hamba Tuhan khususnya yang sudah berumur untuk belajar teknologi.  

“Dulu kita (hamba Tuhan) selalu bilang soal teknologi urusan anak muda. Tapi satu tahun ini berubah, kita dipaksa belajar youtube, facebook. Sekarang hamba Tuhan lintas usia diharuskan mengerti bahkan memahami (teknologi),”tuturnya.

Pdt. DR. Mulyadi menambahkan, pandemi Covid-19 telah membuat semua Gereja belajar “merendahkan diri”. Gereja diajar untuk tidak lagi terpaku pada pertemuan – pertemuan besar yang menghabiskan banyak uang. Gereja saat ini didorong untuk lebih mementingkan pengajaran Firman Tuhan dan perhatian kepada jemaat. 

“Sebab jemaat sekarang lebih pintar. (karena) jemaat punya kesempatan lebih banyak belajar dari manapun. Dan itu dapat dilakukan jemaat hanya dengan jarinya melakukan klik (menekan) langsung bisa nonton dan dengar pengajaran di misalnya Youtube dan lain – lain. Kalau dahulu untuk mendengarkan ajaran firman Tuhan harus pergi ke berbagai tempat (gereja). Itu juga tidak mudah, harus memakan waktu yang lama dari Gereja yang satu ke Gereja lain,” tuturnya. 

BACA JUGA  PELAHT dan Pemuda GPdI Jabar, Gelar Camp di Ketinggian 1.130 mdpl “Leader Impactful Generation”

Pdt. DR. Mulyadi juga melihat adanya pandemi Covid-19 telah “memaksa” terjadinya unity dalam persekutuan maupun doa. Dengan pertemuan secara online dapat membuat yang jauh menjadi dekat. “Dengan mudah umat Tuhan berkumpul dalam aplikasi untuk bersama – sama berdoa. Itu terjadi bukan hanya sebatas satu Gereja atau denominasi Gereja tetapi lintas. Hal itu dikarenakan semua orang di dunia ini merasakan penderitaan dan kebutuhan yang sama,”lihatnya.

Ke depan, Pdt. DR. Mulyadi berpendapat kegiatan – kegiatan bergereja sudah akan seperti masa – masa pandemi Covid-19. Dimana, berbagai kegiatan akan berjalan seiring baik online dan onsite.  

“Saya percaya kegiatan ibadah onsite adalah kehendak Tuhan, (sedangkan) online adalah cara Tuhan menjangkau jiwa baru. Sebab kita tetap harus ada fellowship, ada komunitas,” katanya.

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini