KUNIGAN – “GPdI Jawa Barat Bersatu untuk Maju Bersama” menjadi tema besar Majelis Daerah (MD) Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) dalam Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) yang digelar Rabu – Kamis ( 12 – 13 Juli 2024) di Hotel Horison Tirta Sanita, Kuningan.

Mukerda tahun 2023 ini menjadi sejarah yang sulit dilupakan. Pasalnya pada pembukaan Mukerda yang diketuai oleh Pdt. Happy Manopo ( Bendahara Majelis Daerah GPdI Jawa Barat) ini dihadiri oleh Bupati Kabupaten Cirebon, Bupati Kabupaten Kuningan, perwakilan dari Bupati Kabupaten Majalengka, perwakilan Bupati Kabupaten Indramayu dan perwakilan Walikota Kota Cirebon, beserta tokoh masyarakat, tokoh agama.
Tidak lah berlebihan bila prosesi pembukaan Mukerda ditampilkannya tarian budaya yang mewakili 4 Kabupaten dan 1 Kota Madya yang ada di Jawa Barat. Pada prosesi pembukaan itu, tampak Ketua Umum (Ketum) GPdI, Pdt. DR. Johnny Weol, Pdt. Berkat (Utusan Majelis Pusat), Ketua Majelis Daerah (MD) GPdI Jawa Barat (Jabar), Pdt. Ferdinand Rompas, Pembimas Kristen Jawa Barat, Harapan Nainggolan dan Bupati – Bupati serta tokoh masyarakat, tokoh agama yang sudah hadir dijemput dengan tarian untuk masuk ke dalam ruangan acara Mukerda.

Bahkan, Ketum GPdI, Pdt. DR. Johnny Weol yang sudah dipakaikan ikat kepala dan di belakangnya ada seorang pria yang berjalan memegang payung khas masyarakat Jawa Barat, bak seorang raja dijemput masuk ke dalam ruangan.
Sampai di tempat duduk masing – masing, baik Ketum dan Bupati serta Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama disuguhi nyanyian dan tarian “Mojang Priangan”.
Kemudian tampil dua pembawa acara, Pdt. Jimmy Nainggolan ( Wakil Sekretaris MD GPdI Jabar ) dan Pdt. Triny (Sekretaris Komisi Daerah Wanita Pantekosta, MD GPdI Jabar). “Kami mewakili panitia mengucapkan kepada semua undangan dan peserta, selamat datang di pembukaan acara Mukerda GPdI Jabar tahun 2023. GPdI Jabar Bersatu untuk Maju Bersama,” demikian kata kedua pembawa acara.
Pembawa acara menggunakan pantun “Ke Kuningan lewat tol Cipali, bawa makanan dalam rantang (Cakep—jawab peserta), kepada saudara – saudariku terkasih kami ucapkan selamat datang,” kata pembawa acara wanita.

Pembawa acara pria tidak mau kalah, langsung dibalas dengan pantun “Malam hari lampu menyala—dijaga jangan sampai mati (Cakep—kata peserta), Api pantekosta terus menyala, GPdI akan terus dihati,”
Pdt. Jimmy Nainggolan, meminta semua yang hadir berdiri sebagai bentuk sikap hormat untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dipandu Pdt. Gideon Koyongian. Usai menyanyikan lagu kebangsaan, tiba saatnya sambutan – sambutan.
Dimulai dengan sambutan Ketua MD GPdI Jawa Barat, Pdt. Ferdinand Rompas. “ Saya berterima kasih kepada semua undangan yang telah memenuhi undangan,” kata Pdt. Ferdinand Rompas dengan menyebut satu persatu nama Bupati, Walikota dan tokoh agama serta tokoh masyarakat yang hadir.
Pdt. Ferdinand Rompas, baik secara pribadi dan mewakili pendeta – pendeta GPdI Jabar, mengungkapkan rasa haru, bangga atas kebersamaan lintas agama yang terjadi di pembukaan Mukerda GPdI Jabar.

“Inilah Indonesia, Kita adalah Indonesia dan Indonesia adalah Kita. Dan kita wajib, terus berkomitmen untuk mendoakan pemerintah Indonesia, termasuk pemerintah – pemerintah tingkat Kabupaten Kota yang ada di Jawa Barat—tempat kita pendeta Jawa Barat berada,”tutur Pdt. Ferdianan Rompas.
Selain itu, Pdt. Ferdinand Rompas juga berterima kasih kepada Ketua Panitia, Pdt. Happy Manopo dan kepada Ketua Panitia Pelaksana, Pdt. Boy Waany yang sudah pontang – panting demi suksesnya acara dari pembukaan sampai akhirnya Mukerda GPdI Jabar 2023.
Sambutannya diakhiri dengan mengajak semua yang hadir untuk menyanyikan lagu “Beragam – ragam kita hadir di sini tetapi tetap satu, di dalam Tuhan tidak ada yang hitam, tidak ada yang putih. Kita satu di dalam Tuhan karena percaya, Dia Tuhan segala Tuhan, Dia Raja segala raja. Indonesia…Indonesia…Indonesia,”
Ketua Panitia, Pdt. Happy Manopo dalam sambutannya berterima kasih kepada Ketua MD yang telah memberikan kepercayaan kepadanya untuk menjadi Ketua Panitia Mukerda GPdI Jabar, tahun 2023.
“Kami berharap adanya Mukerda ini dapat memberikan sumbangan pikiran demi perbaikan, kebaikan dan kemajuan GPdI Jabar bersama,”katanya dan mengakhiri dengan mengungkapkan peribahasa, tidak ada gading yang tidak retak—maka mohon maaf segala kekurangan yang dijumpai selama kegiatan Mukerda ini.
Setelah itu sambutan dari Bupati Kabupaten Cirebon, H. Imron dan Bupati Kabupaten Kuningan serta lainnya, termasuk Bimas Kristen Provinsi Jabar, Harapan Nainggolan. “Lewat Mukerda ini kita bersama-sama berkomitmen menjadikan GPdI Jabar yang inspiratif,”kata Harapan Nainggolan.
Selain itu, Bimas Kristen berharap agar GPdI menjadi salah satu element bangsa yang memberikan solusi bagi lingkungan ataupun kota dimana menjadi tempat tinggal. Di antaranya Pendidikan ataupun Kesehatan dan masalah kesejahteraan. “Seperti tema besar GPdI Jawa Barat. Kalau GPdI maju bersama maka dapat menjadi solusi dalam berbagai hal,”tuturnya.
Pdt. DR. Johnny Weol menjadi penutup dari sambutan – sambutan yang ada. Pdt. Johnny Weol, memuji pelaksanaan Mukerda GPdI Jabar, yang mampu menghadirkan kepala – kepala Daerah, seperti Bupati Kuningan dan Cirebon, dan dengan menghadirkan budaya khas Jawa Barat, termasuk tema “GPdI Jabar bersatu untuk maju bersama,”.
Pdt. DR. Johnny Weol, mengungkapkan perkembangan GPdI terjadi dengan begitu pesat, seperti bertambahnya Majelis Daerah dengan adanya pemekaran di Provinsi Papua dan beberapa negara yang kepengurusan (MD) baru berdiri.
Dari keterangan Pdt. DR. Johnny Weol, GPdI telah memiliki kepengurusan provinsi sebanyak 37 MD di Indonesia, dari Sabang – Merauke. GPdI memiliki MD di negara – negara Amerika, Australia, Malaysia dan di negara lainnya. Juga ada di beberapa Negara yang MD nya baru berdiri (akan) diresmikan (lantik).
Menurutnya, GPdI sudah ada dari Sabang – Merauke dengan jumlah kurang lebih 20 an ribu jemaat lokal, dan ada sekian banyak Gereja lokal tersebar di mancanegara.
Tidak mau kalah dengan pembawa acara, Pdt. DR. Johnny Weol menutup sambutannya dengan pantun, “Air santan dari kelapa (cakep), tumpah segelas lantainya basah, kini waktunya kita berjumpa, besok – lusa kita berpisah,” demikian pantunnya dan meminta kesempatan untuk memberikan pantun kedua. “ Daun selasi di atas peti, terima kasih Tuhan memberkati,”tutupnya.
Pembukaan Mukerda dilakukan Pdt. DR. Johnny Weol, ditemani oleh Pdt. Berkat (Utusan MP GPdI), Ketua MD GPdI Jabar, Pdt. Ferdinand Rompas, Ketua Panitia, Pdt. Happy Manopo dan Ketua Panitia Pelaksana Pdt. Boy Waany, serta Bupati – Bupati, tokoh masyarakat, tokoh agama serta Pembimas Kristen Jawa Barat, yang hadir, ditandai dengan memukul gong.
Resmi sudah Mukerda GPdI Jawa Barat. Para undangan diminta untuk meninggalkan ruangan, dan dilanjutkan dengan Ibadah pembukaan, dengan Ketua Umum yang menyampaikan Firman Tuhan.
Suksesnya acara pembukaan dan hadirnya pemimpin – pemimpin daerah Kabupaten dan Kota, tidak lepas dari kerja keras panitia pelaksana dalam hal ini, Pdt. Boy Waany dan rekan – rekan panitia.
Pdt. Ferdinand Rompas Berikan Hadiah
Agenda pertama Mukerda, dilangsungkan dengan memberikan penghargaan kepada 25 gembala GPdI Jawa Barat yang sudah 50 tahun melayani di GPdI Jawa Barat, termasuk di antaranya :
Pdt. Benny Kadri, Pdt. Maria de Boer, Pdt. Daniel Albert Sairongsong, Pdt. Lidya Saerang, Pdt. Eva Bong, Pdt. E. Tangkulung, Pdt. Ruth Sondakh, Pdt. Aneke Kiling, Pdt. Elna Halatu, Pdt. Susana Mangunsong, Pdt. SWH Temo, Pdt. Lie Lie Fua, Pdt. JAF Rorong, Pdt. Marthen Schalwyk, Pdt. J. Mawikere, Pdt. Lusye Emor, Pdt. Adrian Saroinsong, Pdt. Merry HD Yonathan, Pdt. Leony Wuarlela, Pdt. Agus Mandey, Pdt. Yenny Kastanya, Pdt. Melanie Awondatu, Pdt. E. P Saironsong, Pdt. Lidya Mandagi, Pdt. S Kastanya.
Pdt. DR. Johnny Weol, diminta oleh Pdt. Ferdinand Rompas untuk menyerahkan hadiah langsung kepada gembala – gembala yang dipanggil ke depan. Satu persatu, Ketum GPdI mendatangi para orangtua di GPdI Jabar, menyerahkan hadiah.
Tampak sukacita dari wajah – wajah para orangtua GPdI Jabar, saat menerima hadiah langsung dari tangan Ketum GPdI, Pdt. DR. Johnny Weol. Lewat hadian ini dapat dilihat sebagai bentuk ungkapan terima kasih dan ungkapan penghargaan dari Majelis Daerah GPdI Jabar—Pdt. Ferdinand Rompas. “Ini ide dari istri saya (Pdt. Fanny),”kata Pdt. Ferdinand Rompas.
Para “orangtua” GPdI Jabar ini meminta kesempatan untuk menaikkan dua pujian kepada Tuhan—sebagai bentuk ucapan syukur dapat melayani Tuhan sampai saat ini.
Setelah itu makan malam, dan masuk pada paripurna pertama yaitu pembagian Komisi – Komisi. Besoknya rapat setiap komisi dan langsung paripurna kedua, yang hasilnya akan dirujuk untuk Mukernas—dalam rencana MP akan langsungkan di Palembang.
Mukerda GPdI Jawa Barat ini dilangsungkan karena menjadi perintah dari AD/ART GPdI, ditutup dengan ibadah penutup. Perwakilan atau utusan Majelis Pusat, Pdt. Berkat memberitakan firman Tuhan, dan memimpin perjamuan Tuhan—diakhiri dengan doa berkat. Amin.
Sebelum berpisah, Pdt. Ferdinand Rompas mengajak kepada semua yang hadir dapat memberikan persembahan (kolekte) untuk membantu buat salah satu istri anggota MD yang sedang di rumah sakit dan anak dari salah satu anggota MD yang juga berada di rumah sakit.
Selain itu, Pdt. Ferdinand Rompas memanggil tim doa yang terus berdoa selama jalannya Mukerda, dan juga menjadi tim doa saat menjelang Musda 2022. “Kami minta tim doa, juga pimpimpinanya yaitu, Ibu Suri (Pdt. Maria Lince Walandouw – Nainggolan) ke depan,” pinta Pdt. Ferdinand Rompas.
Semua tim doa maju ke depan bersama “Ibu Suri”. Pada saat itu Pdt. Ferdinand Rompas berterima kasih telah menopang doa dalam kegiatan – kegiatan MD GPdI Jabar. Pada kesempatan itu juga tim doa bersama Pdt. Maria Lince Walandouw – Nainggolan, menyanyikan sebuah lagu—dan berakhir sudah Mukerda GPdI Jabar Bersatu untuk Maju Bersama—2023.