Pdt. DR. Japarlin Marbun

JAKARTA – Presiden Republik Indonesia (RI), Jenderal TNI (Purn) , H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Prabowo) telah resmi mengumumkan dan melantik Menteri – menterinya, yang diberi nama Kabinet Merah – Putih.

Hadirnya kabinet Merah – Putih mendapatkan tanggapan beragam dari rakyat Indonesia, tokoh politik dan tokoh agama sampai pengamat. Tanggapan dari tokoh agama Kristiani, Pdt. DR. Japarlin Marbun, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Badan Musyawarah Antar Gereja Nasional (BAMAGNAS), adanya kabinet Merah – Putih menunjukkan motivasi utama Presiden Prabowo, untuk merangkul semua kekuatan dan kemampuan yang ada di Indonesia.

“Presiden mengajak semua untuk bersama – sama membangun negeri tanpa ada faksi – faksi atau oposisi yang saling merendahkan atau saling menyikut dan lain sebagainya. Keliatannya, itu adalah motivasi utama dari presiden kita,”.

Untuk konteks Indonesia, menurut Pdt. DR. Japarlin Marbun, apa yang dilakukan oleh Presiden Prabowo, sangat tepat. Kenapa? Karena dari dulu Indonesia sudah mendasari dengan namanya gotong royong, alias semua kelompok bersama – sama dalam membangun bangsa Indonesia.

Walau begitu, Pdt. DR. Japarlin Marbun memberikan catatan, jangan sampai banyaknya kabinet dan badan – badan menjadi tidak efektif dalam penggunaan anggaran. “Banyaknya Menteri, banyaknya Badan, kalau tidak dikontrol secara ketat, bisa – bisa terjadi pemborosan. Ini harus dipikirkan. Tetapi saya mendengar pidato pertama dari Presiden, Prabowo Subianto, telah memberikan warning kepada seluruh lapisan yang ada—tidak hanya kabinet dan badan melainkan seluruh penyelenggara negara harus kosentrasi untuk melayani rakyat, bukan rakyat yang melayani pemimpin. Kata lainnya harus kosentrasi untuk mensejahterakan rakyat,”

Pendeta yang pernah menjadi Ketua Umum Gereja Bethel Indonesia (GBI) ini menilai pidato dari Presiden Prabowo sangat menggembirakan. “Saya lihat dari semangat Presiden Prabowo itu telah mendapatkan simpati (dukungan) dari berbagai kekuatan politik dan masyarakat Indonesia. Kita berdoa agar pemerintahan Presiden Prabowo akan terus lancar untuk merealisasikan cita – cita mulia yaitu mensejahterakan rakyat Indonesia,”

BACA JUGA  Sion Ministry Gelar Seminar dan KKR Khusus Wanita

Pdt. Japarlin Marbun, tidak lupa memberikan komentar soal adanya Wakil Menteri (Wamen) Agama. Sebelum penyusunan kabinet, diakui Pdt. Japarlin Marbun, di lingkungan – lingkungan para tokoh sudah membicarakan, menggaungkan supaya ada Wamen Agama yang mewakili agama – agama di Indonesia.

“Lebih bagus kalau Menteri Agama memiliki Wamen yang terambil dari setiap agama supaya produk yang dikeluarkan oleh kementerian agama dapat mewakili aspirasi bersama dalam bernegara. Maksudnya supaya ada Wamen Agama yang dapat memberikan masukan tentang kebutuhan agama – agama yang ada, dan dilihat secara berbangsa dan bernegara,”

Ditambahkannya, memang di agama – agama sudah ada Dirjen tetapi hal itu belum mampu mengakomodir berbagai aspirasi. Dirjen sendiri tugasnya lebih pada teknis, sedangkan kalau setingkat Meteri (Wamen), keputusannya adalah mengikat publik, dan bukan sekedar teknis.

“Soal Wamen Agama sudah kita usulkan. Harapan kita tetap, semoga satu waktu ada Wamen Agama. Apa yang kami bicarakan ini tidak hanya kepentingan Kristen tetapi kepentingan kebersamaan, itu sebabnya kami usulkan adanya Wamen Agama dari setiap agama di Indonesia,”

Pdt. DR. Japarlin Marbun, memberikan apresiasi kepada Presiden Prabowo berhubungan dengan terbitnya Kepres mengenai Kementerian dan Badan – badan. Pasalnya Kepres – kepres tersebut jelas pembagian – pembagian (pos – pos) Menteri sesuai kebutuhan masyarakat bangsa Indonesia.

“Lewa Kepres – kepres mengenai kementerian, masyarakat Indonesia dapat mengerti keinginan dari Presiden Prabowo yaitu mensejahterakan rakyat Indonesia. Sebab lewat Kepres – kepres itu cukup detail, kita harapkan betul – betul dilakukan para Menteri dan seiring berjalan dengan mekanisme kontrol yang baik supaya Indonesia ini maju tanpa ada pemborosan,”

BACA JUGA  Pdt. DR. Abraham Conrad Supit Merilis Media Online Vifamedia

Bicara soal kontrol, menurut Pdt. DR. Japarlin Marbun, sebetulnya kalau mekanisme pengawas dalam sistem demokrasi Indonesia yaitu trias politika (politik tiga serangkai) berjalan dengan baik maka KPK tidak diperlukan.

“Hadirnya KPK itu karena sistem demokrasi dalam hal trias politika tidak berjalan dengan baik, ada yang pincang maka ‘terpaksa’ dihadirkan KPK. Kalau semua sistem demokrasi dikuatkan maka sudah cukup, tidak perlu KPK lagi. Tetapi melihat fakta yang ada di Indonesia, maka sangat diperlukan adanya KPK, tidak sebatas diperlukan tetapi harus diperkuat—harus independent menjadi pengawas. Kita berharap Presiden Prabowo mau mengembalikan independensi KPK, tidak memasukkan KPK dalam lingkungan eksekutif tetapi biarkan ada di luar, tetap independent,”

Tutup Pdt. Japarlin Marbun, dengan tegas negara demokrasi idealnya, tentu berjalannya trias politika, yaitu Legisltatif, Eksekutif dan Yudikatif. “Kita perkuat Yudikatifnya untuk kontrol. Presiden kita sudah memperkuat dengan di antaranya menaikkan gaji para hakim agar dapat melakukan kontrol dengan baik—tanpa terpengaruh suap. Kita terus berdoa agar lembaga – lembaga yang bertugas melakukan kontrol dapat mengerjakan tugasnya dengan baik—demi bangsa kita ke depan,”

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
2
+1
1
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini