Medan – Dalam rangka memperingati jubilem atau HUT yang ke-50 tahun, Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili (PGLII) mengadakan The Call Evangelistic Conference “Api Injil Terus Menyala” secara hybrid, Kamis-Jumat, (24-25/6/2021). Secara onsite digelar di GBI House of Sacrifice, Medan, sedangkan online melalui zoom.
Hari pertama, para pembicara terdiri dari Ketum PGLII, Pdt. DR. Ronny Mandang, The Alpha Course, Ps Nicky Tumbel dan Gembala pembina GBI Medan Plaza, Pdt. R. Bambang Jonan.
Hari kedua, para pembicara terdiri dari Gembala GKPB Fajar Pengharapan, Pdt. Dr. Ir. Bambang Widjaja, Bilangan Research, Dr. Bambang Budijanto, National President FGBMFI, Dali Susanto, dan Gembala GBI Jl Gatot Subroto, Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo.
Dalam pemaparannya, Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo menjelaskan bahwa Tuhan pasti akan datang untuk kali yang kedua. Namun sebelum itu terjadi, Tuhan memberikan perintah kepada para umat untuk menuntaskan Amanat Agung.
“Tuhan Yesus pasti datang kembali, karena itu Dia memberikan Amanat Agung agar kita pergi dan menjadikan semua bangsa murid Tuhan. Itu artinya agar terjadi penuaian jiwa yang besar sebelum Tuhan kembali,” tuturnya.
Amanat Agung, kata Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo, tidak bisa diselesaikan dengan kekuatan sendiri karena membutuhkan kuasa dari Roh Kudus. Seperti peristiwa yang dialami para murid Tuhan yang menerima pencurahan Roh Kudus setelah Tuhan Yesus naik ke surga.
“Roh Kudus dicurahkan pertama di kamar loteng Yerusalem, maka murid-murid Tuhan Yesus dibaptis dengan Roh Kudus, dengan tanda awal berbahasa Roh. Setelah itu murid-murid dipakai menjadi saksi Tuhan Yesus untuk melakukan Amanat Agung,” katanya.
“Yang dilakukan 120 murid di loteng Yerusalem, mereka berdoa, memuji Tuhan secara bersama-sama. Ini adalah prinsip restorasi Pondok Daud, prinsip menara doa. Maka ketika hari Pentakosta, muncul suara keras dan muncul lidah-lidah api yang hinggap pada murid-murid, dan penuhlah murid dengan Roh Kudus. Mereka pun berkata-kata dalam bahasa roh. Jadi tanda awal orang yang dibaptis roh kudus, orang itu akan berbahasa roh. Itu disebut dengan peristiwa Pentakosta pertama,” lanjut Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo.
Pendeta yang juga pencipta lagu rohani ini mengatakan dari kepenuhan Roh Kudus, para murid bisa melakukan hal-hal yang ajaib, dan dipakai Tuhan untuk menunjukkan mukjizat-Nya. Selain itu para murid juga memiliki cara hidup yang berbeda.
Cara hidup yang dimaksud seperti bertekun pada pengajaran rasul (saat ini rajin membaca firman Tuhan), berdoa bersama-sama, suka memberi, dan selalu memuji-muji Tuhan.
“Saya percaya pola penuaian jiwa hanya seperti itu, mereka pun (akhirnya) hidup dalam zona nyaman. Namun untuk penuaian jiwa bertambah besar, tiba masa penganiayaan di Yerusalem. (Sehingga) mereka menyebar ke berbagai tempat sambil melakukan penuaian jiwa. Pola inilah yang terjadi hari ini,” urainya.
Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo kemudian mengutip pernyataan dari Presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid, “Orang Kristen jangan ditekan, sebab kalau ditekan akan ‘meledak’, justru kalau didiamkan dalam zona nyaman mereka tidak akan berkembang.” “Untuk itu Tuhan izinkan saat ini ada penganiayaan supaya ada penuaian jiwa yang lebih besar,” jelasnya.
Saat ini, kata Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo sedang terjadi penuaian jiwa secara besar-besaran atau disebut sebagai Pentakosta Ketiga. Hal itu dapat dilihat dalam 3 tanda. Pertama, Anak-anak, orang muda, orang tua, akan dipakai secara luar biasa oleh Tuhan. Kedua, mukjizat akan terjadi luar biasa. Ketiga, goncangan terjadi luar biasa.
Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo mengajak umat untuk tekun dalam doa, pujian dan penyembahan supaya Amanat Agung Tuhan bisa tergenapi.
“Masih banyak orang yang belum mengerti tentang Pentakosta Ketiga. (secara sederhana) Pentakosta Ketiga itu perubahan paradigma dalam pelayanan. Saya percaya lewat Pentakosta Ketiga akan terjadi penuaian jiwa yang besar dan terakhir sebelum Tuhan kembali,” katanya.
Sebagai informasi. Pentakosta Pertama terjadi di kamar loteng Yerusalem, Pentakosta Kedua terjadi tahun 1906 di Azusa Street dan Pentakosta Ketiga sedang terjadi saat ini.
“Pada tahun 1909 William J. Seymour pernah bernubuat bahwa 100 tahun ke depan, yaitu pada zaman now, Roh Kudus akan dicurahkan jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan di Azusa Street. Sejak tahun 2009 Tuhan sudah mulai berbicara tentang Pentakosta Ketiga kepada saya. Tuhan berbicara akan terjadi pencurahan Roh Kudus yang dahsyat, seperti yang disebutkan dalam Yoel 2:28-32,” kata Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo pada kesempatan yang berbeda.