Jakarta – Pandemi Covid-19 membuat kegiatan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Kesembuhan Ilahi (KI) atau dikenal dengan Healing Movement Crusade (HMC) yang diselenggarakan oleh Healing Movement Ministry (HMM) setiap bulan keliling daerah di Indonesia dan berbagai negara harus terhenti.
Tapi para pengurus yang ada di HMM, dan pelaksana KKR – KI/HMC, termasuk, Ketua Pelaksana, Pdt. Paul R Widjaja, tidak mau “kalah” dengan adanya pandemi Covid-19. Lewat memanfaatkan aplikasi yang sudah tersedia, diantaranya, Zoom, Youtube dan Facebook serta yang lainnya, KKR-KI/HMC kembali terlaksana.
Bedanya, kalau sebelum pandemi Covid-19 KKR-KI/HMC dilangsungkan di lapangan – lapangan terbuka di berbagai pelosok di Indonesia, kali ini harus melalui aplikasi. Untuk aplikasi zoom dikhususkan kepada orang – orang yang membutuhkan doa kesembuhan.
Bagi yang belum mendapatkan akses zoom, tidak usah kuatir, karena disiarkan secara langsung lewat Youtube dan Facebook. Dari aplikasi – aplikasi itu juga, bagi yang membutuhkan doa akan didoakan. Untuk itu dapat menggunakan live chat yang tersedia.
Program KKR – KI/HMC ini diberi nama HMM Online. Pelaku di balik layar HMM Online ini berusaha membuat interaktif jalannya ibadah walau lewat aplikasi dan tidak bertemu secara fisik.
Worship Leader (WL) , saat memimpin pujian, berusaha tampil bagaikan berada di KKR – KI/HMC yang diselenggarakan di lapangan terbuka. Sekali – kali WL mengajak baik yang mengikuti di aplikasi Zoom, Youtube dan Facebook untuk bangkit berdiri dan memuji serta menyembah Tuhan bersama.
Seperti KKR – KI/HMC, HMM Online ini menghadirkan pembicara yang sudah dikenal ditingkat international dan nasional, Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo. Seperti yang diselenggarakan HMM Online, 18 Februari 2021.
Pada kesempatan itu, Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo menjelaskan firman Tuhan dengan mengingatkan kepada umat Tuhan, ada waktu untuk mengalami hal – hal yang enak, tetapi juga ada waktu untuk mengalami hal – hal yang tidak enak, seperti yang tertulis dalam Pengkhotbah 1:8.
“Tuhan mengizinkan segala sesuatu yang enak dan tidak enak terjadi pada kehidupan manusia,. Sayangnya manusia seringkali tidak dapat menyelami maksud Tuhan tersebut. Tuhan menghendaki kita bisa menyelami apa yang Dia lakukan di kehidupan kita. Sehingga kita akan tahu seperti Allah bekerja (Roma 8:28),” terangnya seraya menegaskan apa yang tertulis dalam Pengkhotbah 3 : 11, segala sesuatu indah pada waktu-Nya.
Menjalani masa – masa seperti saat ini, “diselimuti” pandemi Covid-19, Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo meminta umat Tuhan tidak perlu tawar hati, seperti yang tertulis dalam Amsal 24:10. Sebab seorang yang tawar hati akan menuju yang Namanya tidak memiliki pengharapan. “Hati – hati jangan sampai tawar hati. Teruslah bertanya dan mendengar suara Tuhan dan minta tuntunan Tuhan,”katanya.
Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo juga mengungkapkan keadaan dunia saat ini secara kasat mata sangat menakutkan. Apalagi dengan adanya varian corona baru yang sangat mudah penularannya dan mengakibatkan banyak orang meninggal serta menyebabkan krisis ekonomi.
“Meskipun vaksinasi sudah dilakukan tetap orang mengalami ketakutan, bingung, bosan, stres, jenuh, depresi. Tapi semua yang kita alami saat ini adalah waktu yang Tuhan izinkan terjadi,”tuturnya sambil meminta umat Tuhan membaca firman Tuhan yang ada dalam Mazmur 32:8 serta Mazmur 33:18.
Hamba Tuhan yang mendapatkan kepercayaan dari Tuhan sebagai “motor” penggerak Pentakosta Ketiga ini berkata apa yang ditulis dalam kitab Yesaya 26:20-21, sebagai peringatan dan sekaligus dorongan, termasuk meminta umat “bersembunyi”, yang bermakna umat agar berhati-hati (bijak) dalam melihat malapetaka.
“Ini bukan karena kita tidak beriman tapi karena Tuhan yang menyuruh kita. Hati-hati jangan mencampur antara iman dan kenekatan. Sebab iman itu timbul dari pendengaran dan pendengaran dalam firman Tuhan. Tapi kalau nekat itu timbul dari kata hatinya,” tegasnya dengan mengutip Amsal 22:3 dan 7.
Sebelum mengakhiri penyampaian firman Tuhan, gembala senior dari Gereja Bethel Indonesia (GBI), Jl. Gatot Subroto ini mengajak umat untuk melakukan 3 hal rohani di masa pandemi ini.
Pertama, perkatakan dengan iman untuk menghardik Covid-19 dan resesi ekonomi pergi dari Indonesia. Kedua, terus memperkatakan Mazmur 91 setiap hari. Ketiga, merendahkan diri, berdoa, mencari wajah Tuhan dan bertobat.
Pendeta yang memiliki kedekatan dengan berbagai tokoh lintas agama dan para pemimpin bangsa Indonesia ini mengajak umat Tuhan membantu pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19, dengan melakukan 6M.
Maksud Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo, 6M yaitu membatasi mobilitas, menjauhi kerumunan, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjaga jarak dan mempersiapkan diri untuk divaksin.
Diakir HMM Online, seperti biasanya ada doa kesembuhan.