Jakarta – Healing Movement Ministry (HMM) biasanya menggelar Kebaktian Kebangunan Rohani-Kesembuhan Ilahi (KKR-KI) Healing Movement Crusade (HMC) secara marathon berkeliling dari satu kota ke kota lainnya. Tetapi dengan adanya pandemi, mendukung program pemerintah dan menaati anjuran pemerintah maka para pimpinan di HMC, diantaranta Pdt. Paul R Widjaja, “putar otak.”
HMC yang tadinya diadakan di lapangan terbuka, kini diadakan secara online melalui platform Youtube maupun Facebook. Kegiatan ini pun mendapatkan respon yang baik dari umat Kristiani, untuk itu pada Kamis (24/6/2021) kembali digelar HMC online.
Di awal ibadah, tim HMC mengajak umat untuk menyembah Tuhan lewat cuplikan video pujian penyembahan dari salah satu KKR-KI HMM di sebuah kota yang diadakan jauh sebelum pandemi Covid-19.
“Saudara yang di lapangan dan rumah angkat tanganmu bersama-sama, berharap kepada Tuhan. Engkalah harapan kami. Pegang tangan kami, jangan lepaskan,” kata worship leader (WL) sambil memandu umat menyanyi lagu “Kaulah Harapan.”
Usai menyembah, umat diajak menaikkan syukur lewat lagu bernuansa sukacita, diantaranya “Yesus, Aku Percaya.” Setelah puas memuji, umat diajak kembali menyembah Tuhan sambil mempersiapkan hati mendengar firman Tuhan.
Dalam khotbahnya, Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo menyitir ayat dari Kisah Para Rasul 15:15-18 yang menjelaskan bahwa Tuhan akan merestorasi Pondok Daud supaya terjadi penuaian jiwa besar-besaran.
“(Tapi) hal ini bukan berarti setelah Tuhan datang restorasi Pondok Daud baru dilaksanakan. Tapi hari-hari ini restorasi Pondok Daud sedang terjadi dan ketika Tuhan datang kembali, restorasi Pondok Daud sudah selesai dengan sempurna,” paparnya.
Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo menuturkan Pondok Daud adalah pondok yang dibuat oleh Daud dari tenda. Di bagian tengahnya ada tabut Allah yang dikelilingi para penyanyi yang memuji dan menyembah Tuhan siang dan malam atau selama 24 jam penuh.
“Jumlah para penyanyi 288 orang, tiap kelompok terdiri dari 12 orang. Kalau 288 dibagi 12, hasilnya 24. Jadi selama 24 jam ada pujian dan penyembahan. Hal ini bisa ditafsirkan setiap jam kelompok yang bertugas bergantian (menaikkan pujian dan penyembahan),” katanya.
“Maka itu merujuk dari hal tersebut, definisi Pondok Daud adalah doa, pujian dan penyembahan bersama-sama dalam unity siang dan malam. Dan hari-hari ini Pondok Daud sedang direstorasi,” lanjut Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo.
Suami dari Hermien Irawati ini kemudian meminta umat mengangkat tangan dan mengikuti perkataannya (doa). “Bapa, Engkau baik. Tuhan Yesus Engkau baik, sungguh baik dan sangat baik. Taruh kanan tangan di dada saudara. Rasakan kebaikkan Tuhan. Tuhan Yesus sangat mengasihi kita semua,” katanya.
“Bapa, apa Engkau melihat anak-anakMu yang sedang menaruh tangan di dada mereka, ya Tuhan? Mereka membutuhkan pertolongan Tuhan di tengah-tengah pandemi ini. Banyak anak-anakMu yang sudah merasakan bosan, jenuh, khawatir, ketakutan. Tolong anak-anakMu Tuhan, berikan damai sejahtera Tuhan. Kasihani anak-anakMu Tuhan,” doa Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo.
Hamba Tuhan yang mendapatkan kepercayaan dari Tuhan sebagai “motor” penggerak Pentakosta Ketiga ini berkata doa, pujian dan penyembahan memiliki kuasa yang besar, yaitu kuasa yang mendatangkan mukjizat.
Seperti kisah Paulus dan Silas yang dihukum karena berbuat benar. Namun karena ketekunannya melalui doa, pujian dan penyembahan, Paulus dan Silas memperoleh mukjizat keselamatan.
Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo mengatakan bila ada diantara umat yang sedang mengalami tekanan maupun sakit secara fisik maupun jiwa dan masalah dalam kehidupan, dapat melakukan 3 hal.
Pertama, doa dengan segenap hati. Kedua, berikan nyanyian pujian dan ucapan syukur. Ketiga, tetap setia pada Tuhan. “Jangan lari meninggalkan Tuhan, jangan lupa akan kebaikkan tuhan. Sebab Tuhan menolong saudara ada maksudnya yaitu untuk memenangkan jiwa serta membawa orang lain bertobat,” jelasnya.
Selain doa, pujian, penyembahan, Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo meminta umat memiliki iman yang kuat serta bertobat dan minta ampun pada Tuhan.
“Dua kata yang diperkatakan Tuhan Yesus saat menyembuhkan seseorang. ‘Imanmu telah menyelamatkan engkau’, artinya saudara harus percaya Tuhan mampu. Dan ‘dosamu sudah diampuni’, maka saudara harus bertobat dan minta ampun,” kata Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo.