
CIBUBUR – Desember telah tiba, umat Kristiani mulai “disibukkan”, dari mempersiapkan sampai merayakan Natal. Seperti yang terlihat di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Immanuel Sunter dan Kemandoran serta Cibubur, yang merayakan Natal di Jalan Galileo I, Wanaherang, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
GPdI Immanuel Sunter dan Kemandoran serta Cibubur, juga satu Persekutuan Doa yang ada di Langowan, Sulawesi Utara, yang digembalakan oleh Bendahara Majelis Pusat ( MP ) GPdI, periode 2017 – 2022 dan 2022 – 2027 (2023), Pdt. Brando Lumatauw, S. Th, Minggu ( 3 Desember) 2023 sejak pukul 16.00 Wib, mulai ramai mempersiapkan ibadah perayaan Natal.

Pantauan media ini, tampak ratusan kursi disediakan untuk dapat menampung jemaat yang hadir, baik di aula utama dan di tenda yang telah dipasang.
Pdt. Brando Lumatauw, S. Th, sebagai gembala jemaat, pada malam itu menyampaikan berita Natal, dimulai dari ayat Firman Tuhan, Yohanes 3 : 3 dengan diberi tema Reborn ( Lahir Baru ).
“Bertolak” dari Yohanes 3 : 3 “Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”,

Pdt. Brando Lumatauw, menegaskan kelahiran baru adalah syarat mutlak bagi pengikut Kristus untuk melihat kerajaan Allah. “Ada banyak orang Kristen di kolong langit ini, tetapi tidak mutlak dapat melihat kerajaan Allah, yang mutlak itu adalah orang Kristen yang dilahirkan kembali, yang bertobat,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Pdt. Brando Lumatauw menambahkan, termasuk seorang pendeta, seorang gembala jemaat atau seorang pemimpin Gereja kalau tidak dilahirkan kembali—keberadaannya hanya sebuah jabatan, tidak mutlak untuk melihat kerajaan Allah.
“Kalau sampai 3 Desember 2023 ini Allah masih mengasihi kita, saya mengajak mari pakai kesempatan ini untuk datang kepada Tuhan, untuk kelahiran baru, untuk pertobatan. Kalau kita mau lahir baru, tangan Tuhan terbuka. Kalau kita mau meninggalkan cara hidup lama ( penuh dosa ), Tuhan akan senang,”paparnya.

Tapi sebaliknya, Pdt. Brando Lumatauw, mengingatkan bila umat Kristen, termasuk Pendeta, Gembala Jemaat atau pemimpin Gereja, masih sering berbohong, berzinah atau melakukan hal – hal yang tidak diinginkan Tuhan, jangan harap dapat melihat kerajaan Allah. Jangan berharap untuk masuk kerajaan surga.
Pdt. Brando Lumatauw, menyelingi pemberitaan firman Tuhan, dengan kesaksian, di mana ia sedang menikmati pergerakan Tuhan dalam hidup pelayanannya, yang ada di Sunter Jakarta Utara, Kemandoran dan di Cibubur, bahkan Ministry yang dipercayakan kepadanya, di Langowan, Sulawesi Utara. “Puji Tuhan, kalau tidak ada halangan, orang nomor satu di Minahasa akan hadir dalam perayaan Natal pertama dari Ministry kami,”ceriteranya.
Pergerakan Tuhan yang sedang dinikmatinya, Pdt. Brando Lumatauw berkata, tidaklah datang seperti mobil berjalan di atas jalan tol. Sebaliknya, dilaluinya dengan tantangan demi tantangan, dan Roh Kudus memberikan kekuatan.

“Saya mengalami tantangan yang luar biasa, tetapi Tuhan sang pemberi kekuatan, sang pemberi pertolongan dan sang pemberi penghiburan. Puji Tuhan, hanya 3 bulan Ministry yang kami pimpin, berkembang sampai ruangan dan kursi yang disediakan untuk jemaat tidak lagi dapat menampung. Sudah dalam rencana, pada tahun 2024, kami akan melangsungkan 2 kali ibadah dan dalam perencanaan untuk membeli dan membangun tempat yang lebih besar, Amin,”tuturnya.
Untuk dapat menikmati pergerakan Tuhan, Pdt. Brando Lumatuaw membuka rahasia yang dilakukannya yaitu terus dan terus menyerah di kaki Tuhan, terus menangis di kaki Tuhan dan terus mengandalkan Tuhan serta tetap meyakini semua perbuatan untuk Tuhan pasti ditolong oleh Tuhan, pasti Tuhan buka jalan.
Pdt. Brando Lumatauw kembali kepada berita Natal, dengan berkata bahwa memakai baju putih, jas putih dan celana putih, itu bukan sebuah fakta seseorang telah bertobat—telah dilahirkan kembali, tidak. “Orang yang dilahirkan kembali di antaranya adalah orang yang menjauhi lidahnya dari kata – kata dusta, orang yang juga menjauhi dirinya dari perzinahan termasuk menjauhi dari cara – cara kotor dalam bertindak,”paparnya.
Pdt. Brando Lumatauw menutup pemberitaan Firman Tuhan—Natal dengan menegaskan kepada jemaat bahwa kelahiran baru, pertobatan adalah tuntutan pasti dari Tuhan, menjadi syarat agar dapat melihat dan merasakan kerajaan Allah.
Setelah itu, dilanjutkan dengan perayaan Natal, di antaranya ada nynyian malam Kudus disertai pemasangan lilin, dimulai dari Gembala Jemaat, Koordinator, mewakili Pendeta yang hadir dan mewakili undangan di luar jemaat serta mewakili jemaat.
Pada perayaan Natal GPdI Immanuel ini ada persembahan pujian yang dinaikkan lewat perwakilan – perwakilan Gereja dalam pengembalaan Pdt. Brando Lumatauw yang hadir, juga ada pujian dari hamba – hamba Tuhan.

Tiba – tiba, ibu gembala, Pdt. Ruth, meminta kepada hamba – hamba Tuhan yang baru saja selesai menaikan pujian agar turun dari panggung lewat sebelah kiri. Pada kesempatan itulah, ibu Gembala membagikan bingkisan dan angpau Natal kepada hamba – hamba Tuhan yang hadir.
Salah satu hamba Tuhan yang hadir, tiba – tiba berkata, “Ternyata betul bahwa Bapak/Gembala ( Bendahara Umum MP ) ini baik hati dan senang berbagi. Selama ini saya hanya dengar – dengar, sekarang saya merasakan,”tuturnya dengan menggunakan Mic.
Seluruh rangkaian ibadah dan perayaan Natal diakhiri dengan doa berkat. Setelah itu pihak Gereja mengumumkan doorprize. Malam itu yang hadir mayoritas pulang dengan membawa “berkas – berkasnya”.
Sebelum pulang jemaat dan undangan, dilayani dengan perjamuan kasih. Pihak Gereja menyediakan menu makanan yang enak – enak.