Pdt. Bambang Yonan, sedang memberitakan firman Tuhan di GSPDI Filadelfia Jemaat Belleza

JAKARTA – Wajah pria yang satu ini sudah tidak asing bagi banyak kalangan umat Kristiani, khususnya kharismatik dan pentakosta.

Bagi yang ingin mengenalnya, wajah pria yang satu ini akrab disapa Pdt. Bambang Yonan, mengembalakan mencapai puluhan ribu jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Medan, Sumatera Utara.

Pengembalaanya di Medan ini bukanlah hasil warisan dari orang tuanya tetapi hasil dari perintisan yang dilakukannya dengan dedikasi yang tinggi dalam melayani Tuhan.

Berawal dari sebuah langkah mengikuti ibadah persekutuan doa rumah tangga di Surabaya, saat itu masih bernama Bambang Yonan, belum ada embel-embel pendeta, di persekutuan rumah tangga itu ia dijamah dan diubah oleh Tuhan.

Bambang Yonan kembali ke gerejanya dan membuat satu perubahan dengan mengadirkan alat musik organ, drum, gitar dan bass. Saat itu, di gereja lamanya, alat musik yang sah dan familiar adalah organ. “Pada waktu saya bertobat dan kembali ke gereja saya yang lama, saya membawa pelayanan musik dengan menggunakan organ, gitar, bass dan drum. Gereja kami yang lama mengatakan bahwa kami sudah sesat,” ceritanya.

Dengan semangat pertobatan, Bambang Yonan, memberanikan diri keluar dari gerejanya dan ikut dalam gerakan “Pemulihan Pondok Daud.”

Oleh anugerah Tuhan, pada tahun 1992, Tuhan mengutus Bambang Yonan ke Kota Medan untuk merintis pelayanan pengembalaan dan tahun 1993 diresmikan sebagai pengembalaan gereja. “Gereja dimana saya melayani memiliki panggilan khusus, yakni untuk memulihkan Pondok Daud,” katanya dan mengungkapkan itu sebabnya ia mendirikan sekolah musik sekaligus sekolah alkitab.

BACA JUGA  Ketum dan Sekum GPdI, Ikut Tanggungjawab BLK yang Ada Kata “BARESKRIM”? 

Dari sekolah musik yang didirikannya itu lahirlah pemusik-pemusik profesional yang takut akan Tuhan. Hasilnya, gereja yang digembalakannya mengirim pemusik-pemusik ke berbagai gereja di Indonesia dan luar negeri sampai ke Israel. “Sekolah musik kami tiap tahun mencetak pemusik yang kemudian dikirim sebagai missionary. Beberapa teman dari Israel memberikan julukan kepada gereja kami. Kalau gereja lain mengirim missionary, maka Gereja kami mengirim musiksionary atau pemusik-pemusik yang diutus sebagai missionary. Kami utus kepada gereja-gereja yang ada di dalam negeri dan yang ada di luar negeri, termasuk ke Israel,” terangnya.

Pada tahun 2015 Gereja yang digembalakan Pdt. Bambang Yonan, tercatat ada sekitar 14.000 jemaat setiap kali ibadah hari minggu yang ditopang dengan sekitar 3000 pendoa syafaat.

Lewat “keberhasilan” membangun jemaat sebesar itu, membuat nama Pdt. Bambang Yonan di Sumatera Utara mayoritas dikenal oleh umat Kristiani.

Sebagai bukti, pada perayaan Natal Nasional tahun 2019 yang diselenggarakan di Medan Sumatera Utara, yang menghadirkan Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo, pada saat itu Pdt. Bambang Yonan didaulat menjadi Ketua Harian Panitia Natal Nasional 2018.

Kepercayaan menjadikan Pdt. Bambang Yonan sebagai Ketua Harian Panitia Natal Nasional 2018, tentu bukanlah asal tunjuk. Ini sudah dilihat dan diperhatikan tingkat ketokohannya di Indonesia, dan paling tidak di Sumatera, lebih khusus di Sumatera Utara.

BACA JUGA  PGPI Sebaiknya Lakukan Klarifikasi Pengajaran Pendeta ES yang Dianggap Menyimpang

Ketokohannya itu tidak membuatnya “sombong” atau membatasi diri. Buktinya, MITRA INDONESIA, memergokinya Minggu (20 Oktober 2019) sedang memberitakan firman Tuhan ditemani istrinya di Gereja Sidang Pantekosta Di Indonesia (GSPDI), jemaat Filadelfia, Belleza, Jakarta Selatan, yang digembalakan Pdt. DR. Mulyadi Sulaeman dan Amelia Inawaty yang akrab disapa Tante Mel, dengan jumlah jemaat masih lebih banyak tim pendoa di gereja Pdt. Bambang Yonan.

“Saya melayani di GSPDI Filadelfia jemaat Belleza ini karena memang terus membangun dan menjaga hubungan persahabatan dengan sesama hamba Tuhan. Saya tidak memilih berapa jumlah jemaat untuk memberitakan firman Tuhan,” terangnya dan menambahkan dirinya bukanlah seorang pengkhotbah keliling.

Pdt. Bambang Yonan menegaskan pelayanan diluar pengembalaannya dilakukan untuk membangun dan menjaga persahabatan bukan karena hal lain. “Saya bukan pengkhotbah keliling, karena hidup kami sudah dijamin oleh gereja. Jadi yang kami bangun adalah hubungan persahabatan,” tegasnya.

Dari pertemuan itu, kesan yang MITRA INDONESIA peroleh Pdt. Bambang Yonan orangnya sangat terbuka, santun dan sangat menerima siapapun yang berbicara dengannya, serta begitu lepas dalam membicarakan hal-hal yang serius. (NBS)

Apa pendapat anda tentang post ini ?
+1
1
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini