BEKASI – Pegelaran Sidang Majelis Daerah Umum (SMDU) Gereja Bethel Indonesia (GBI) Bekasi, pada 4 – 5 April di Graha Bethany, GBI Lippo Cikarang, tepatnya di pengembalaan Pdt. Wiweko Mulyono, dengan salah satu agendanya memilih Ketua BPD GBI Bekasi.
Calon ketua BPD GBI Bekasi yang sudah ramai dibicarakan, incumbent atau petahana, Pdt. Sahala Nainggolan. Tidak salah bila para gembala di GBI Bekasi sebagai pemegang suara memunculkan namanya. Sebab lewat media ini ada begitu banyak gembala pemegang hak suara menyatakan mendukung, di antaranya gembala – gembala dari Perwil 4 Bekasi Selatan, yang diwakili oleh Pdm. Ir. Nurtjahja MA.
Alasan para gembala memberikan dukungan kepada Pdt. Sahala Nainggolan, karena pencapaian kinerjanya di periode 2019 – 2023 sangat signifikan. Padahal periode kepemimpinannya itu juga sudah “terpotong” alias terkendala dengan Covid-19.
Pdm. Nurtjahja memetakan pencapaian yang dicapai Pdt. Sahala Nainggolan, dalam periode 2019 – 2023. Pertama, pencapaian secara fisik. BPD GBI Bekasi sebelum dipimpin Pdt. Sahala Nainggolan, belum memiliki kantor alias masih sewa Ruko (pindah-pindah tempat). Tapi di periode kepemimpinannya, BPD GBI Bekasi, berjuang sedemikian rupa sampai mendapatkan kantor sendiri. Bahkan kendaraan (mobil) operasional diadakan.
“Ini pencapaian – pencapaian secara fisik yang luar biasa yang kita lihat secara real. Bangunan ini sudah disertifikatkan atas nama BPD GBI dan masuk dalam inventaris BPD GBI Bekasi. Begitupun kendaraan roda empat ataupun roda dua,”.
Kedua, pencapaian secara organisasi. Sebagai Ketua BPD GBI Bekasi, Pdt. Sahala Nainggolan telah “melahirkan kaki tangan” di antaranya Wakil Ketua dan bidang – bidang serta 7 Perwil. Khususnya dengan dihadirkan Perwil yang mengkoordinir masing-masing sekitar 30 Gereja GBI diwilayahnya, ini telah dan sangat efektif membantu tugas – tugas BPD Bekasi.
“Sebagai perpanjangan tangan BPD yang sangat strategis, maka semua persoalan yang timbul di Gereja anggota masing – masing Perwil itu dapat teratasi dengan baik, tanpa BPD harus turun tangan, dalam hal masalah – masalah yang kecil,”.
Masih masalah organisasi, Pdt. Sahala Nainggolan, telah membuat program yang disebut dengan pembukaan perintisan Gereja – gereja Jemaat GBI di Bekasi. Setiap Perwil diminta untuk segera melakukan pembukaan Gereja perintisan jemaat yang mengacu pada visi dan misi dari Pdt. DR. H.L. Senduk yaitu 10. 000 Gereja GBI di seluruh dunia.
Visi – misi ini diteruskan dan dibeban tugaskan oleh Ketua BPP, Pdt. DR Rubin Adi Abraham kepada BPD – BPD GBI, yang diimplementasikan oleh Perwil – Perwil BPD, termasuk Perwil bentukan Pdt. Sahala Nainggolan di Bekasi.
Hanya dalam waktu yang pendek, Perwil – perwil bentukan Pdt. Sahala Nainggolan, di BPD GBI Bekasi, telah berhasil paling minim satu Perwil itu 10 pembukaan perintisan Gereja baru di Bekasi. Khusus di Perwil 4 Bekasi Selatan, ditargetkan berdiri 26 calon Gereja rintisan jemaat.
Ketiga, pencapaian konsolidiasi. Ketua BPD GBI Bekasi, Pdt. Sahala Nainggolan memiliki kemampuan komunikasi yang baik, sehingga dengan mudah terjadi konsolidiasi. Pdt. Sahala Nainggolan memiliki kemampuan kebapakan, baik kepada staf ataupun kepada gembala – gembala, termasuk kepada gembala yang gerejanya “kecil” alias masih butuh bantuan.
“Saya melihat Pdt. Sahala Nainggolan hadir sebagai bapak, memberikan solusi kepada para gembala dan pejabat terhadap setiap permasalahan yang mereka hadapi,”
Keempat, pencapaian keuangan. Ketua BPD GBI Bekasi, Pdt. Sahala Nainggolan tidak memberikan peluang kepada gembala dan pejabat untuk melakukan pembayaran uang Cash dalam urusan organisasi. Semuanya diarahkan melakukan pembayaran secara transfer ke rekening yang sudah disediakan oleh BPD GBI Bekasi.
“Ini merupakan satu gebrakan, terobosan dalam hal keuangan. Lewat pembayaran transfer itu akan terlihat aliran dana yang masuk dan keluar. Sehingga setiap laporan BPD GBI Bekasi tentang uang dapat disajikan dengan transparan dan mudah dilacak asal-usulnya serta mudah diaudit oleh siapapun karena tersedianya data keuangan yang jelas,”
Terobosan keuangan seperti itu telah menimbulkan rasa percaya di kalangan staf BPD, para gembala dan pejabat kepada Pdt. Sahala Nainggolan, dalam memimpin.
Selain itu, Pdt. Sahala Nainggolan ini sosok pemimpin yang tegas dalam mengambil keputusan sesuai tata gereja. Keputusannya tidak akan plin – plan, tidak akan ragu dan tidak akan abu – abu. Sehingga para stafnya begitu yakin dan memiliki kepastian dalam setiap masalah yang akan diputuskan oleh BPD Bekasi.
Bahkan, ketegasan Pdt. Sahala Nainggolan dalam memimpin, mampu membedakan unsur (kedinasan) organisasi dan “pertemanan”. Pdt. Sahala Nainggolan mampu menempatkan diri tanpa kompromi ketika sudah bicara organisasi. Sebagai seorang teman, bisa dikatakan ramah, hangat dan kekeluargaan tetapi kalau ada penyimpangan terhadap aturan Gereja maka pertemananpun tidak akan menjadi pertimbangannya dalam memberikan putusan.
Bertolak dari pencapaian – pencapaian itu dan masih ada program yang belum berjalan dikarenakan Pandemi. Khususnya dalam pembinaan SDM, pengembangan Gereja dan program pemuridan bagi para gembala dan pejabat maka Perwil 4 sangat setuju mendukung Pdt. Sahala Nainggolan kembali memimpin periode kedua, 2023 – 2027.