JAKARTA – Pelayanan bisa dilakukan semua orang, tapi tetap konsisten dalam pelayanan selama berpuluh-puluh tahun bukanlah hal yang mudah. Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (GYK dari OSZA) adalah salah satunya yang terus konsisten melayani hingga usianya mencapai 50 tahun.
Dalam rangka memperingati ulang tahun emas, GYK dari OSZA menggelar acara Opera Budaya Nusantara dan Peluncuran Buku berjudul “Bangkit dan Bersinar” di Balai Sarbini, Jakarta, Sabtu (26/10/2019).
Dalam sesi konferensi pers, Area Asia 70, Elder Elder Djarot Subiantoro, Dewan Area 70 Indonesia mengungkapkan “Bangkit dan Bersinar” merupakan tema HUT GYK dari OSZA yang ke-50 sekaligus menjadi judul buku.
Lebih jauh, Elder Djarot menjelaskan, GYK dari OSZA sudah ada di Indonesia sejak tahun 1969. Namun kalau di negara asalnya, Amerika Serikat, GYK dari OSZA sudah ada sejak tahun 1830. “Selaras dan konsisten dengan doa dedikasi di Tanah Indonesia 50 tahun yang lalu. Diharapkan dapat bangkit dan bersinar sebagai sebuah keluarga dan komunitas, dijadikan makmur, diberkati sehingga menjadi produktif,” ungkapnya di depan awak media yang rata-rata berasal dari Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (PERWAMKI).
Sugiyanto, penulis buku “Bangkit dan Bersinar” mengungkapkan buku ini adalah semi antologi, yaitu gabungan antara kumpulan pesan penting dan berita kegiatan di lapangan dalam rangka merealisasikan program kerja, atau konkretnya adalah Injil dalam Tindakan. “Buku ini mengandung pesan berharga dari para pemimpin. Selain merupakan hasil penelusuran sumber-sumber internal, juga diperkaya dengan referensi dari buku, majalah, dan sumber daya lain yang dipilih. Dengan menelaah buku ini para pembaca diharapkan menjadi lebih bijak dalam menyikapi keberadaan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, yang bukan sebuah ancaman, alih-alih sebagai mitra dalam pembangunan kerohanian, keinsyafan, kesalehan dan peradaban unggul umat manusia,” jelasnya.
Buku ini pun mendapatkan apresiasi dari Sekum PGI Pdt. Gomar Gultom. Ia menilai GYK OSZA selalu menjadi yang terdepan dalam berbagai kegiatan sosial. “Hal ini memperlihatkan komitmen Gereja OSZA dalam aksi-aksi kemanusiaan, sebagai wujud pewartaan kabar baik di tengah masyarakat dan bangsa Indonesia di tengah krisis yang dihadapinya,” katanya.
Pagelaran opera budaya
Kira-kira pukul 18.30, puncak acara 50 tahun GYK dari OSZA dimulai dengan menampilkan pujian dan pemutaran video yang berisi berbagai kegiatan (pelayanan) kemanusiaan GYK dari OSZA yang telah dilakukan hingga saat ini. Dan seperti nama acaranya, ada penampilan berbagai tarian dan lagu-lagu daerah.
Turut hadir cendikiawan Muslim, Alwi Shihab, ibu Negara Presiden ke-4 RI Sinta Nuriyah Wahid (istri Gus Dur), Presiden GYK OSZA area Asia, Elder David F Evans, Dewan Area 70 Indonesia, Elder Djarot Subiantoro, Pasak Jakarta-Jawa Barat, Agus Suparmanto serta tokoh lintas agama dan mitra kerjasama kemanusiaan GYK OSZA.
Dalam sambutannya, Alwi Shihab mengucapkan selamat atas usia 50 tahun yang telah dicapai GYK dari OSZA. Ia pun mengakui cukup dekat dan tahu tentang berbagai pergerakan yang dilakukan GYK dari OSZA. “Telah 50 tahun, Gereja Yesus Kristus dari OSZA tumbuh dan berkontribusi aktif dalam berbagai sektor kemanusiaan, bergotong royong dan bahu membahu dengan masyarakat dalam berbagai bidang, salah satunya kepedulian terhadap penanganan kebencanaan alam,” ungkapnya.
Alwi menjelaskan, kekuatan dari GYK dari OSZA adalah nilai-nilai keluarga yang senantiasa ditanamkan. Hal ini juga yang diterapkan dalam setiap kegiatan kemanusiaan yang dilakukan melalui LDS Charities yang dimiliki oleh GYK dari OSZA. “Kita harus menciptakan dalam diri kita perasaan bahwa ada banyak jalan menuju Tuhan, bahwa orang-orang dari setiap jalan dijamin dalam hubungan khusus dengan Tuhan: masing-masing dipilih, tidak hanya untuk misi tetapi juga untuk cinta khusus,” jelasnya.
Di sela-sela acara, GYK dari OSZA memberikan apresiasi kepada tamu undangan yang hadir, diantaranya Alwi Shihab dan Sinta Nuriyah Wahid. (NW)