JAKARTA – Hoaks menerpa NKRI sejak masa kampanye pemilihan Presiden dan Wakil Presiden hingga masa penetapan paslon Capres dan Cawapres terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Melihat fakta itu, kelompok hamba Tuhan yang bernama Satu Tubuh Jakarta Utara tidak tinggal diam dengan langsung bergerak mengumpulkan umat Tuhan dan para pendoa yang ada di Jakarta Utara. Acara yang digagas bernama Panggilan Berdoa Bagi NKRI, pada Kamis (25/4/2019) di Gading Premier, Hall Gedung KTC Lt 2, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Ps Tony Mulia yang menjadi lokomotif berkata, Ide untuk berdoa muncul Sabtu (20 April 2019) untuk terjadi rekonsiliasi bangsa dan keamanan serta kedamaian Indonesia, karena sekarang ini banyak hoaks.
Lanjut Ps Tony Mulia, hoaks itu datangnya dari setan (iblis) dan mengutip Yohanes 8:44. “Itu sebabnya kita ada di tempat ini untuk berdoa supaya kuas iblis bisa dipatahkan dan kebenaran muncul di bangsa kita. Saya katakan, berhadapan dengan iblis, hanya kemuliaan Tuhan yang bisa menyelesaikannya,” tegasnya.
Lebih jauh, Ps Tony Mulia menjelaskan tentang firman Tuhan yang terdapat dalam Lukas 22:1-3. “Hari raya Roti Tidak Beragi, yang disebut Paskah, sudah dekat. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mencari jalan, bagaimana mereka dapat membunuh Yesus, sebab mereka takut kepada orang banyak. Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu.”
Dari pembacaan itu, kata Ps Tony Mulia, sangat jelas iblis masuk ke tubuh Yudas sebelum paskah. “Sebelum Paskah bisa tidak iblis masuk ke orang yang belum percaya?, ” tanyanya dan langsung menjawab “bisa” serta menjelaskan waktu umat Kristiani memperingati paskah sudah sejak dulu selalu dilakukan di bulan April dan Mei. “Artinya setiap mau paskah iblis itu manifest atau iblis makin giat bekerja. Lihat saja kejadian tahun 1998, di mana iblis bermanifest dan banyak orang yang diperkosa serta dibunuh,” tuturnya.
Ps Tony Mulia berkata pergerakan iblis yang luar biasa di Indonesia membuat para tokoh Kristiani di tahun 2005 mencanangkan doa, 5-5-5 dengan pokok doa, pertama supaya ada doa di 500 Jaringan Doa. Kedua, 5000 missionaris dikirim ke lima benua. Ketiga, 50 persen orang Indonesia akan percaya Yesus. “Hari-hari ini doa kita waktu itu (14 tahun lalu) sedang dijawab Tuhan. doa pertama terjawab pada 7 Maret 2019, kita berhasil berdoa di 555 kota serentak dan tidak ada rekayasa. Kedua, 5000 missionaris dikirim ke lima benua, kita gereja Tuhan di Indonesia kalau dijumlahkan sudah mengirim lebih dari 5000 missionaris. Ketiga, soal 50 persen orang Indonesia akan percaya Yesus, sementara dikerjakan dan dijawab oleh Tuhan, tunggu waktu Tuhan,” tegasnya.
Dalam acara doa itu, juga hadir Karobinopsnal Bareskrim Polri, Brigjen. Pol. Drs. Daniel Tahi Monang Silitonga, S.H, yang berterima kasih kepada umat umat beragama, termasuk umat Kristiani yang terus mendoakan TNI/Polri. “Atas nama kepolisian Indonesia saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pendoa di Indonesia,” katanya.
Pria yang akrab disapa Daniel Silitonga ini mengamini bahwa yang dihadapai oleh bangsa ini bukan lah manusia tetapi roh-roh jahat di udara, iblis. “Yang kita hadapi ini adalah kalau saya mau cerita nanti dikira menakuti. Tetapi saya yang polisi saja ada sedikit merasakan takut. Kami di lapangan sangat merasakan, oleh karena itu saya bersyukur dan berterima kasih bapak/ibu mendoakan Indonesia,” paparnya dan menambahkan, di mana ketakutannya pernah diceritakan kepada salah satu kakak rohaninya (gembala jemaat). Saat itu kakaknya berkata kalau adik saja seorang polisi takut apalagi yang bukan polisi. “Saya katakan sedikit takut karena kami tahu pemetaannya, rencananya, siapa-siapa yang bergerak kami tahu. Yang membuat kami takut adalah karena kami tidak bisa menangkap mereka, bayangkan, itu paling sulit. Kita tahu tetapi tidak bisa menangkap. Seumpama makanan di depan mata kita tetapi gak bisa dimakan, bagaimana rasanya?,” ceritanya.
Diakhir ceritanya, Daniel Silitonga meminta doa, pertama agar proses perhitungan suara sampai pengumuman aman. Kedua, doakan karena akhir-akhir ini tendensi orang berperkara sangat mudah. Saat ini tindak pidana cyber crime naik 2000 persen. Orang salah senyum pun dilaporkan. “Keinginan melaporkan orang lain meningkat, mereka senang berperkara tetapi kami yang repot. Kita ngurusin orang terus dan kita enggak ada yang urus. Untung ada pendoa yang terus mendoakan kita. Itu perlu kita doakan,” pintanya
Lalu yang ketiga, sekarang ini banyak terjadi tingkat kejahatan. Doakan supaya Indonesia dibersihkan dari roh-roh kriminalitas atau roh jahat. Keempat, doakan untuk penegakkan hukum di Indonesia.
Ps. Daniel Pandji yang memimpin acara doa diakhir berkata, doa-doa yang dinaikkan oleh umat Tuhan tidak akan sia-sia. “Kalau kita berdoa dengan yakin maka sangat besar kuasa-Nya. Kalau Indonesia bisa ada sampai saat ini, tidak lepas dari doa-doa kita. Itulah iman. Sebab iman dalah dasar dari segala sesuatu yang tidak kita lihat dan belum kita terima (Ibr 11: 1),” tegasnya.
Lanjutnya, umat Kristiani berdoa bukan karena takut tetapi karena merasa bertanggung jawab dengan perjalanan bangsa ini. “Kalau kita mau jadi martir, mesti mati buat NKRI, kenapa tidak? NKRI sudah harga mati bagi kita. Indonesia bisa eksis salah satunya karena ada doa-doa kita umat Kristiani,” katanya dan menambahkan bahwa ia tidak takut siapapun terpilih jadi presiden di bangsa ini. Yang ditakutinya kalau umat Tuhan sudah berhenti berdoa. (NBS)