JAKARTA – Perayaan Natal Gereja Pantekosta di Indonesia, Shekinah, BSD, Tangerang, yang digelar Sabtu (21 Des) 2024, di gedung Gerejanya sendiri tampak berbeda dari biasanya.
Panitia Natal dan tim mampu “mendisain” Natal yang diberi tema “Dilahirkan Kembali Diubah Oleh Kasih,” membuat umat yang hadir terpukau. Dimulai dengan sambutan Ketua Panitia, Kevin Andrian Setiawan, yang mengucapkan selamat datang kepada semua yang hadir.
“Menjadi panitia, sebuah proses yang tidak mudah, apalagi tiga bulan untuk mempersiapkan semua kebutuhan perayaan Natal ini, puji Tuhan, dicukupkan semuanya,”kata Kevin dan menegaskan seringkali perayaan Natal lebih berbicara tentang performance, tentang tempatnya, tentang pengisi acaranya. Tapi saya dan seluruh panitia mengajak semua yang hadir menaruh esensi perayaan Natal kepada satu pribadi Tuhan Yesus Kristus,”.
Kevin mengajak semua yang hadir untuk mengikuti ibadah perayaan Natal ini dengan memfokuskan diri dan hati yang terbaik dengan penuh sukacita. “Kita pulang membawa berkat, dilahirkan kembali dengan pribadi yang baru oleh kasih Tuhan,”katanya seraya mengundang Pdt. Carlos Mangundap untuk membuka dalam doa.
Pada sesi ini mulai Nampak perbedaan ibadah perayaan natal GPdI Shekina, berbeda dengan lain. Perbedaan yang didisain untuk membuat ibadah perayaan Paskah fokus kepada Tuhan, bukan kepada performance, atau tempat, atau juga pada pengisi acara.
Mulainya ibadah perayaan Natal dengan memanfaatkan waktu yang ada. Ibadah berjalan tetapi dalam perjalanan ibadah itu terangkai sebuah drama yang indah. Diawal, tampil paduan suara, bukan langsung bernyanyi, melainkan ada penampilan yang mendahuluinya.
Sepasang suami – istri berjalan—di antara panggung dan umat Tuhan. Suami – istri ini mendorong stroller (kereta bayi), di dalamnya ada bayi bernama Steven. “Pa, ibadah Natal mau mulai, ayo kita gabung dengan team paduan suara,”kata istrinya dan dijawab suaminya, “Ayo, kita titip kereta bayinya kepada bapak gembala,” kata pemeran suami dan menitipkan kereta bayinya tepat di depan tempat duduk gembala jemaat, Pdt. Herry Lumatauw.
Pasangan suami – istri bergabung dengan tim paduan suara. “Hallo ibu – ibu, selamat sore semuanya,” suami – istri menyapa paduan suara yang sudah berbaris rapih. Ketika pasangan suami – istri ini bergabung, mulailah paduan suara itu menyanyikan beberapa lagu Natal.
Waktu tersu berjalan. Worship Leader (WL) dengan ditemani singers dan penari altar tampil membawa pujian, agar umat Tuhan masuk dalam hadirat Tuhan. Tiba – tiba salah satu WL berkata, “Hari ini saya mengundang, salah seorang sahabat saya, teman pelayanan yang semangat melayani Tuhan. Saya mengundang Bro Steven,”
Bagi yang memperhatikan sejak awal jalannya ibadah perayaan tentu akan bertanya, apakah yang diajak itu Steben yang dimaksud waktu kecil di dorong oleh sepasang suami – istri ikut dalam paduan suara? Ya, Steben itu yang dimaksud.
“Bro Steven, ayo kita nyanyi buat Tuhan,” ajakan itu dijawab sama Steven “Aku lagi main game,” kedua orangtuanya yang setia di Gereja, bertepatan duduk berdampingan dengan Steven, menyemangati Steven untuk bergabung dalam dunia pelayanan. “Steven pergilah memuji Tuhan,” belum dijawab oleh Steven, tiba – tiba HP nya berbunyi. Steven tiba – tiba berkata,“Ma, Pa, bentar ya, aku diajak teman,” mendengar jawaban itu, Mamanya bersuara keras untuk memintanya mengikuti ajakan temannya untuk memuji dan menyembah Tuhan, Tapi usaha Papa dan Mamanya tidak berhasil, Steven larut dalam segala kesibukannya di luar Tuhan.
Mendapatkan penolakan dari Steven, WL yang adalah sahabat Steben, berkata, “Semoga ini tidak menganggu sukacita dan semangat kita memuji Tuhan, karena kita sama – sama bersukacita dalam suasana dimana Tuhan Yesus lahir untuk menjadi juruselamat kita,” kata WL.
Puji – pujian terus berlanjut, ibadah terus berjalan dan drama juga sesi demi sesi menuju klimaks. Lalu tampil si Steven “Ma….aduh gimana nih proyek aku gagal, gimana nih, menajar marah – marah, aku harus ganti uang, sudah gitu diputusin pacar lagi. Loh, Papa dan Mama kemana nih, Bro and Sis, gua lagi ada masalah, bisa pinjamin uang 200 juta, tidak? Oh Tuhan, gimana ya, aku tahu Aku salah ya, Tuhan. Di saat Aku ada masalah orangtuaku pergi, teman – temanku menghilang entah kemana? Tuhan tolong Aku,” kata Steven.
Dari sudut panggung, tampil seorang penyanyi memberikan hiburan. Dan saat bersamaan, terdengar suara, “Apakah harapanmu telah putus? Dengan semua kekuatanmu tentu kau tidak akan mampu mengubah sendiri. Tapi masih ada kuasa yang tak terbatas, yang masih sanggup untuk mengubahkanmu,” mendengar suara itu, Steven berkata “Tuhan aku butuh Engkau Tuhan, aku butuh RohMu Tuhan, biarkan tanganMu menolong aku Tuhan. aku tidak mampu Tuhan, jangan tinggalkan aku Tuhan,”
Lagi – lagi terdengar suara “Steven sadarkah bahwa Dia yang menciptakan alam semesta, Dia juga yang sanggup untuk mengubah hidupmu?. Steven masih ada jawaban, masih ada Tuhan, Steven masih ingat bahwa orangtuamu sangat menyayangimu dan sering mengajakmu untuk ikut pelayanan? Ingat teman – temanmu sering mengulurkan tangannya buatmu? Tapi justru kamu yang meninggalkan mereka,”.
Mendengar suara itu, Steven berkata, “Tuhan aku tahu aku salah. Selama ini aku meninggalkanmu Tuhan, selama ini aku tidak mendengar suaraMu Tuhan, aku tidak peka mendengar suaraMu Tuhan. Aku janji saat ini, untuk mendengar suaramu Tuhan, aku janji Tuhan,”
Beberapa saat kemudian, rekannya yang menjadi WL menyapanya, “Hallo, Bro Steven, bagaimana kabar Lu,” dijawab Steven, “Baik Bro”. rekannya berkata, “Ngomong – ngomong kemarin, Gua ketemu orangtua Lu, katanya Lu ada masalah berat, ya?” Tanya rekannya.
“Berat banget Bro, projek Gua gagal, Gua harus ganti uang 200 juta, manajer Gua marah – marah, pacar mutusin, ah…berat,” jawabnya. “Bro, teman – teman kita dipelayanan sudah sepakat mau bantu Lu supaya projek Lu itu bisa jalan, kita sudah kumpulin duit buat bantu projek Lu,” mendengar itu, Steven, “Bener bro?” jawab rekannya, “Iya, bener,” Steven memeluk temannya “Terima kasih banget, Bro,”
Ditanggapi balik, “Makanya gabung dong di dalam pelayanan, di persekutuan doa sharing kesaksian agar saling bantu dalam doa juga,” Steven berkata, “Beneran nih, selama ini Gua sudah jauh dari persekutuan doa, Gua janji tidak akan absen meninggalkan persekutuan doa,”
Drama berakhir dengan sebuah pertobatan. Cerita yang sering terjadi di tengah – tengah kehidupan umat manusia. Pada saat susah barulah mencari Tuhan, pada waktu senang sia – siakan Tuhan.
Ibadah masuk pada sesi penyalaan lilin. Lilin pertama dinyalahkan gembala jemaat GPdI Shekina BSD, Pdt. Herry Lumatauw. Lilin kedua, dinyalahkan Ibu gembala GPdI Shekina BSD, Pdt. Lanny Sindhikara Lumatauw. Lilin ketiga dan seterusnya dinyalahkan oleh, pembicara firman Tuhan, Pdt. Stenly J Piri, Ketua Majelis GPdI Shekina BSD, Bp. Franky Nelwan, Ketua Panitia Natal GPdI Shekina, Kevin Andrian Setiawan dan perwakilan dari hamba – hamba Tuhan, Pdt. Voudy Mokoagouw (digantikan karena belum sampai) serta yang mewakili jemaat GPdI Shekina BSD, Bp. Stevan Nugroho.
Tiba saatnya doa firman Tuhan, dinaikkan oleh Pdt. Defris Porayow. Sedangkan firman Tuhan diberitakan oleh Pdt. Stenlu J Piri, M. Th. “Saya mengajak kita buka di II Korintus 5 : 17,” ajaknya dan menegaskan firman Tuhan yang dibacakan sesuai dengan tema Natal GPdI Shekina, BSD, “Dilahirkan Kembali Diubah Oleh Kasih”.
“Kalau kita bicara kelahiran baru atau dilahirkan kembali, ini sangat penting dalam kehidupan kekristenan kita karena menyangkut hati kita. Kelahiran baru atau dilahirkan kembali itu sangat penting. Alkitab berkata, dari hati terpancang segala hidup kita,”.
Kelahiran baru menurut Pdt. Stenly J Piri, berbicara satu pekerjaan Allah dalam setiap kehidupan manusia. Ketika orang – orang berdosa menerima Tuhan dan juruselamat, itulah yang namanya dilahirkan kembali, diubah oleh Kasih. “Itu sebabnya kalau kita menerimanya sebagai Tuhan, itu bukan karena kita. Tidak ada yang bisa berkata itu karena kesalehannya atau karena partisipasi kerja keras seseorang,”
Pdt. Stenli J Piri berkata, bagi yang merasa telah dilahirkan kembali, tentunya harus memiliki kehidupan yang baru di dalam Tuhan. Tentunya memiliki kehidupan kekristenan yang menjadi terang, hidup yang terus memuji Tuhan, meninggikan Tuhan dan memuliakan Tuhan, bukan berbuat dosa.
Di momentum Natal ini, Pdt. Stenli J Piri berharap, umat Tuhan menjadikan momentum untuk membawa perubahan hidup. Apalagi yang sudah dilahirkan baru, tetapi masih bergelut dalam dosa, mari gunakan momentum Natal untuk membawa perubahan hidup. “Kalau Natal tidak mebawa perubahan hidup, apapun yang kita buat di momentum Natal ini, baik beli baju baru, dan terlibat dalam panitia Natal, itu semua percuma. Tuhan inginkan kita berubah, dan menjadi pengikut Kristus,”.
Diakhir pemberitaan Forman Allah, khususnya di dalam doa, Pdt. Stenly J Piri mendoakan jemaat yang sedang dalam pergumulan, baik sakit penyakit maupun hal – hal yang lain.
Usai pemberitaan firman Tuhan, Pdt. Harry Lumatauw, S.Th, M. Th, di damping Ibu gembala, memberikan sepata dua kata. “Atas nama pribadi dan seluruh jemaat mengucapkan selamat hari Natal kepada semua, yang hadir maupun yang mengikuti dari chanel Youtube secara online,”.
Pdt. Herry Lumatauw, berkata Natal 2024 adalah Natal yang penuh dengan ketenangan. “Kalau kita melakukan semua yang firman Tuhan katakan, mejauhi dosa, maka hati kita tenang. Pakai baju baru, pakai sepatu baru, itu boleh, perempuan boleh cat rambut, tapi kalau hati gelap tidak ada ketenangan,”.
Di akhir, Pdt. Herry Lumatauw, berterima kasih kepada semua jemaat GPdI Shekina, dan semua panitia Natal, pelayan – pelayan serta paduan suara. “Biarlah jemaat yang ada mempraktikkan tema Natal kita 2024 sehingga menjadi berkat bagi banyak orang,”.
Saat mau turun dari panggung, Pdt. Herry Lumatau dan istri ditahan pembawa acara karena mau menerima bingkisan Natal dari panitia. Yang menyerahkan bingkisan Natal, Ketua panitia Natal GPdI Shekinah, BSD tahun 2024, Kevin Andrian Setiawan.
Bersamaan dengan itu, pembawa acara juga memanggil pembicara di damping istri untuk menerima bingkisan Natal dari Panitia Natal GPdI Shekina, BSD, tahun 2024. Dilanjutkan dengan, semua hamba Tuhan yang hadir untuk naik ke panggung menaikkan pujian kepada Tuhan.
Saat mau turun dan ke tempat duduk masing – masing, hamba – hamba Tuhan itu dikagetkan dengan hadirnya Ketua Majelis dan majlis lain, mendatangi membagikan amplop sebagai tanda kasih di hari Natal.
Ibadah berakhir dengan doa penutup dari Saerang, dan ditutup dengan doa berkat oleh Gembala jemaat GPdI Shekina, BSD, Pdt. Herry Lumatauw. Sebelum pulang semua yang hadir dibagikan makanan kotak. Dan yang makan di tempat mendapatkan hiburan lagu – lagu rohani. Amin.