
BANTEN – Musyawarah Pimpinan Gereja – Gereja atau MUSPIJA pada Selasa (8 April 2025) menggelar Halal Bihalal di Greenotel, Cilegon, dengan tema “Membangun Kerjasama, Menuju Indonesia Emas,”, dihadiri oleh tokoh lintas agama se Provinsi Banten, di antaranya, DR. H. Romly, Ketua FKUB, K.H. Prof. Suparman, Salah satu pendiri FKUB Banten, H. Embay M Syarif, salah satu tokoh pendiri Provinsi Banten, DR. H. Basyari Syam, Ketua Majelis Ulama Indonesia di Banten, dan masih banyak lagi, termasuk Gubernur Banten Andra Soni.
Halal Bihalal yang diselenggarakan MUSPIJA Banten, menjadi “istimewa” dan lengkap karena dihadiri Tokoh Lintas Agama se Banten, Tokoh Budaya se Banten, dan Gubernur Banten, Andra Soni, serta Kapolda Banten, yang diwakili kepada DirIntelkam Polda Banten, Kombes Pol Hesmu Baroto, S.I.K., Μ.Μ, serta Kapolres Kota Cilegon, AKBP Kemas Indra Natanegara, S.H., S.I.K., M.Si.

Halal Bilhalal didahului dengan makan bersama. Usai makan bersama, Ketua Persekutuan Gereja – gereja, di Indonesia, Wilayah Banten, yang juga anggota Forum Kerukunan Umat Beragama, Provinsi Banten, dan sebagai Ketua I MUSPIJA, Pdt. Benny Halim, menjadi penuntun jalannya acara Halal Bihalal.
Sebelum menyebut satu persatu tokoh – tokoh umat yang hadir, Pdt. Benny Halim, meminta tokoh perempuan Kristiani Banten, yang dulu pernah menjabat Pembimas Kristen Provinsi Banten, Pdt. DR. Youke Singal, untuk membuka dalam doa.
Pdt. Benny Halim, dengan pengalaman dan jam terbang yang dimiliki, membawa acara begitu hidup dan mampu membuat para tokoh lintas agama untuk berbaur satu dengan yang lainnya. Pertama yang diminta untuk memberikan sambutan, Ketua MUSPIJA, Pdt. Pieter Faraknimella.

Pdt. Pieter Faraknimella, S. Th, membuka sambutannya dengan mengucapkan Minal aidin wal faizin” mohon maaf lahir dan batin, dalam rangka dan masih suasana lebaran. Juga mengungkapkan rasa senang acara Halal Bihalal bisa terlaksana—padahal sudah tertunda sebanyak 2 kali, dengan berbagai alasan, khususnya soal tempat. “Kami tentukan pakai hotel ini karena yang punya hotel adalah jemaat dalam gereja kami,”
Pdt. Pieter Faraknimela, S. Th, juga mengatakan, semangatnya untuk menggelar Halal Bihalal di Greenotel, Cilegon, supaya semakin mengenal kota Cilegon—karena selama ini, khususnya bagi warga Kristiani, Cilegon ini agak “menakutkan”.

“Saya pernah lapor pada K.H. Romly, kenapa ada ‘anak buah’ bapak yang mengatakan lebih baik tidak ada Gereja di Cilegon. Saya katakan, ini tidak cocok dengan semangat Pancasila yang kita anut bersama, dan sudah puluhan tahun secara bersama kita menyuarakan kebersamaan—Pancasila,”
Pdt. Pieter Faraknimella, mengatakan itu bukan tanpa alasan atau data, melainkan mengalami secara langsung. Pada tahun – tahun belakangan, ada kelompok umat Kristiani beribadah di daerah Cilegon dan mengalami kesulitan.
Dahulu ada seorang bernama H. Sumarta, yang menyarankan untuk membeli sebidang tanah di Kecamatan Labuan dan dibangun tempat ibadah umat Kristiani. Tapi apa yang terjadi, ada penolakan dan sebagainya. “Saya berdoa, saya putuskan tidak bangun Gereja di atas tanah itu daripada menjadi penyebab ribut – ribut. Saya putuskan bangun rumah Pancasila, sekarang sudah jadi, dan kita menyediakan orang untuk memasak, terutama untuk Ponpes yang ada di sekitarnya. Jadi semangat Presiden Prabowo untuk memberi makan gratis, kami umat Kristiani sudah melakukan, dan kami juga memberikan kursus gratis—di sana ternyata banyak yang membutuhkan. Di depan bangunan itu kami pajang Pancasila, supaya siapapun yang lewat dan melihatnya akan ingat bahwa negara ini negara Pancasila, bukan negara agama, ” kata Pdt. Pieter Farakninella di depan para tokoh lintas agama dan Gubernur.

Pdt. Pieter Faraknimella bersyukur Gubernur di tengah kesibukannya dapat hadir di Halal Bihalal yang diselenggarakan MUSPIJA bekerjasama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Banten. “Pertemuan, Halal Bihalal ini, saya tegaskan tidak ada motivasi lain selain sebuah kerinduan supaya tokoh – tokoh lintas Agama di Banten memiliki ikatan tali silaturahmi—tali persahabatan yang kuat—apalagi dalam situasi ekonomi yang sulit. Saya bersyukur dengan adanya tali silaturahmi dan ikatan kasih di antara kita yang sudah terbangun bertahun – tahun, maka ada banyak hal yang tidak baik kita dapat cegah. Contoh, beberapa kali ada masyarakat Banten yang diajak demo ke Jakarta, maka H. Asep Mohammad Romly dan kita semua menyuarakan untuk masyarakat Banten tidak ikut – ikut demo,”
Gembala Gereja Bathel Indonesia, Modernland ini, berharap pertemuan semacam ini untuk terus dapat dilakukan, bukan acara formal, melainkan ngopi bareng. “Saya punya prinsip kalau pendeta itu memberkati para kiai, pasti pahalanya besar. Tuhan Yesus yang kami sembah mengajarkan, ‘kalau engkau memberi secangkir air saja kepada orang lain, engkau akan diberkati,”

Pdt. Pieter Faraknimella, menyitir perkataan Kapolri, Listyo Sigit Prabowo, waktu masih menjadi Kapolda Banten, bahwa akibat dari sering silaturahminya para tokoh lintas agama, maka kelompok radikal di Banten, terjadi penurunan. “Artinya, silaturahmi kita ini membawa dampak. Kita boleh berbeda, kita boleh merasa agama kita paling benar, silakan, tidak ada yang salah dengan hal itu, tetapi kerukunan harus kita jaga,”
H. Asep Mohammad Romli dalam sambutannya mengatakan, kehadiran MUSPIJA yang dipimpin oleh Pdt. Pieter Faraknimella sangat bermanfaat dalam hal – hal kerukunan. Karena aktif untuk mengumpulkan tokoh – tokoh lintas agama, dan menggelar berbagai aksi untuk mempererat hubungan. “Pada faktanya kerukunan umat beragama di Banten dalam keadaan kondusif,”katanya seraya menyebut sebagai laporan kepada Gubernur.
Embay M Syarif, memberikan apresiasi positif apa yang dilakukan oleh MUSPIJA lewat Ketua Pdt. Pieter Faraknimella dengan menggalakkan adanya silaturahmi. Di Islam, silaturahmi itu perintah agama. “Apa yang akan diperoleh dalam silaturahmi? Networking, jejaring. Kenapa Islam mengajarkan harus ber silaturahmi? Sesungguhnya manusia ini adalah sedarah, seketurunan. Saya mengapresiasi apa yang dikerjakan oleh Ketua MUSPIJA, Pdt. Pieter Faraknimella. Saya katakan, seharusnya kita seperti ini, terus membangun silaturahmi,”

Gubernur Banten, Andra Soni, dalam pembukaan sambutannya menyatakan keinginannya sangat kuat untuk hadir dalam acara MUSPIJA sampai, ia meminta stafnya agar pertemuan ini dipindahkan di Pendopo Gubernur—agar berbagai jadwalnya di hari Selasa ( 8 April ) semuanya dapat dijalankan.
Tapi, ternyata sudah tidak bisa. Walau begitu diakuinya, ia sangat senang. Pasalnya, beberapa agendanya yang seharusnya di Kantor Gubernur dipindahkan ke Cilegon—dan membuatnya makin dekat dengan masyarakat. “Saya berterima kasih diundang pada kesempatan ini. Saya hadir ini, memang saya ingin tahu seberapa banyak tokoh lintas agama yang berkumpul. Saya juga hadir karena ingin lihat suasananya,”katanya.
Pada kesempatan itu, Andra Soni berkata, kerukunan antar umat beragama di Banten ini sudah sangat tua. “Alhamdulillah kerukunan yang terjalin itu terus berjalan, dan diantaranya dengan ada kegiatan ini. Saya berharap volume pertemuan seperti ini di Banten harus lebih sering. Saya membuka Pandopo lama—gedung negara itu untuk tempat kita berkumpul,”katanya.

Andra Soni menutup sambutan dengan menegaskan semakin sering pimpinan umat berkolaborasi, semakin sering pimpinan umat berinteraksi maka perlahan – lahan sekat – sekat yang selama ini ada akan hilang, perlahan – lahan benturan – benturan yang terjadi selama ini akan hilang. Kuncinya komunikasi—sering ketemu, sering ngobrol, sering berdiskusi—sama rata, jangan ada yang merasa paling hebat, jangan ada yang merasa paling senior, jangan ada yang merasa bekingannya paling kuat, jangan merasa karena dekat Gubernur atau Presiden, maka tidak akan ada namanya kerukunan kalau basisnya itu.
“Pendekatannya kita semua ini saudara, dan kita ingin Banten maju, kita ingin Banten adil—dan tentu kita ingin pembangunannya merata. Jadi, kalau berkenan, pertemuan seperti ini kiita lakukan sesering mungkin di Gedung negara—pendopo,”
Acara diakhiri dengan semua tokoh lintas agama diberikan selendang pejuang dan penjaga kerukunan beragama di Banten oleh MUSPIJA.

Acara boleh selesai, dan Gubernur ada agenda lain yang sudah terjadwal. Tapi karena gembiranya Gubernur melihat para tokoh lintas agama di Banten begitu berkomitmen untuk menjaga keamanan Banten—gubernur akhirnya masih saja berbincang – bincang dengan oara tokoh, bahkan melayani para tokoh yang mengajaknya untuk pose bersama.
MITRA INDONESIA : Bagi Lembaga Gereja, Gereja Lokal, Persekutuan Doa, yang ingin kegiatannya diberitakan di media ini, dapat menghubungi lewat pesan WA : 081717178455. (Ini hanya melalui Pesan, tidak telepon)