Yogyakarta – Belajar dari berbagai sumber tentang leadership dan menejemen, diperoleh pokok-pokok pikiran yang kemudian dirumuskan menjadi poin-poin yang jika dimiliki seorang pemimpin, ia akan menjadi pemimpin organisasi (Gereja) yang berkualitas, efektif, dan terhormat.
Banyak pemimpin Gereja yang tidak efektif karena hanya disibukkan oleh berbagai persoalan yang muncul sebagai akibat dari kurangnya pemahaman, kualitas, dan kapabilitas dirinya di dalam memimpin organisasi. Berikut ini terdapat paling sedikit 12 karakter atau kualitas yang harus dimiliki jika seseorang mau menjadi pemimpin yang berkualitas dan efektif:
1. Pemberi Solusi
Pemimpin, sejatinya adalah pemberi solusi atas masalah, dan bukan pencipta masalah atau trouble maker. Jika pemimpin menjadi seorang ahli dalam menangani persoalan dan mengatasi hambatan, maka tidak ada sesuatu yang dapat menghentikan langkanya untuk meraih sukses.
Untuk itu seorang pemimpin yang berkualitas harus memiliki kemampuan untuk memberikan solusi. Sudah menjadi kodrat bahwa pemimpin-pemimpin akan selalu menghadapi tantangan sepanjang waktu. Pemimpin yang berkualitas mampu memberikan solusi yang terbaik ketika ada tantangan atau persoalan yang muncul. Solusi yang diberikan tentu langsung memberikan jalan keluar dan tidak lagi ada sedikit peluang untuk terjadinya persoalan baru—akibat dari solusi yang diberikan.
2. Adaptasi
Kemampuan untuk beradaptasi di zaman milenial saat ini, telah menjadi syarat mutlak untuk dimiliki seorang pemimpin. Harus disadari bahwa masyarakat dunia saat semakin dinamis dalam proses perubahan yang juga semakin kompleks. Pemimpin yang efektif harus mampu beradaptasi dengan lingkungan, perkembangan zaman, perubahan-perubahan, dan pola berpikir manusia posmodern. Tetap bersikukuh pada gaya atau pola kepemimpinan tradisional (paternalistik) dengan alasan-alasan religius justru akan menimbulkan kontradiksi antara organisasi (gereja) dengan alam milenial dan posmodern.
3 . Delegasi
Seorang pemimpin yang efektif memiliki kecakapan dalam mendelegasikan tugas kepada bawahan, anggota, atau departemen. Pendelegasian adalah keterampilan penting yang harus dikuasai oleh setiap pemimpin. Dengan pendelegasian, semua potensi dan keahlian yang dimiliki oleh semua anggota akan diberdayakan secara maksimal, dan semua unsur dalam struktur kepemimpinan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Mendelegasikan adalah mempercayai anggota atau bawahan. Semakin banyak wewenang yang didelegasikan kepada anggota, menunjukkan semakin tingginya efektifitas dan kualitas kepemimpinan sebuah organisasi (Gereja). Adalah sebuah kesalahan fatal bila seorang pemimpin selalu monopoli pekerjaan atau tugas, karena hal itu justru menunjukkan ketidakmampuannya memimpin dan ketidakpercayaannya kepada tim atau anggota.
4. Panutan
Menjadi panutan adalah satu-satunya cara untuk membangun kredibilitas tinggi. Antara jabatan, perkataan, dan perilaku seorang pemimpin harus sesuai. Rohaniawan yang menjabat sebagai leader dan berbicara tentang moralitas, ia harus menjadi panutan dalam hal perilaku moral, bebas dari isu-isu moral. Dalam bahasa leadership disebut Posisi, Perkataan, dan Perbuatan harus berada dalam satu garis lurus. Dalam pengertian lain, pemimpin efektif harus lebih dahulu menetapkan standard tinggi bagi dirinya, jika ia mengharapkan bawahannya melakukan lebih banyak.
5. Melihat Lebih Dahulu Daripada Orang Lain.
Bagaikan seseorang yang berdiri di puncak gunung, dapat melihat sampai ke horizon, seorang pemimpin harus bisa melihat terlebih dahulu segala sesuatu di sekelilingnya daripada orang lain. Atau dengan pengertian lain, seorang pemimpin efektif, harus mampu melihat sesuatu sebelum bawahan atau orang lain melihatnya. Pemimpin yang efektif harus bisa membaca kecenderungan-kecenderungan dari masa lalu dan masa kini untuk memprediksi apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
6. Inspirator.
Salah satu kualitas yang menunjukkan seseorang adalah pemimpin, yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Memang upaya mempengaruhi orang lain untuk mengikuti pemimpin adalah sebuah pekerjaan yang tidak mudah. Tetapi gagal dalam mempengaruhi orang adalah gagal dalam memimpin. Salah satu kekuatan untuk mempengaruhi orang adalah dengan menginspirasi mereka dengan memberi contoh yang baik tentang bagaimana pemimpin bereaksi terhadap situasi-situasi yang sulit, dalam hal perilaku hidup, moralitas, dan dalam berelasi dengan semua orang. Jika pemimpin berhasil menginspirasi anggota, maka ia dapat dengan mudah mengatasi tantangan-tantangan masa kini dan masa depan.
7. Integritas
Pemimpin yang berintegritas memiliki nilai-nilai baik dalam membuat keputusan, berperilaku, dan berinteraksi dengan orang lain. Berintegritas artinya bisa menetapkan garis tegas antara yang benar dan yang salah, tulus, beretika, memiliki prinsip, dan konsisten. Pemimpin yang berintegritas tidak akan menggunakan kekuasaan untuk kepentingan diri atau kelompoknya, tidak akan memanipulasi yang salah menjadi benar dengan menggunakan otoritas. Berintegritas akan mengakui kebenaran bahkan yang ada di pihak lawan. Integritas akan membuat anggota setia, percaya, dan menghargai leadernya.
8. Reputasi
Nilai seorang pemimpin ada pada reputasinya atau nama baiknya. Reputasi berkenaan dengan rekam jejak seseorang, siapa dia di masa lalu, bagaimana perilakunya, apakah ada jejak keberhasilan atau kegagalan. Seorang pemimpin yang efektif, namanya harus bersih dari isu-isu negatif seperti: ketidakjujuran, penyelewengan keuangan, penyalahgunaan wewenang, atau isu-isu yang menyangkut penyimpangan moral.
9. Komunikasi
Komunikasi mencakup banyak hal, antara lain: bagaimana seseorang mendengarkan orang lain dan meresponsnya dengan baik, bagaimana membagi informasi-informasi yang bermutu, dan bagaimana bertanya dengan cerdas. Berkomunikasi dengan baik juga berarti terbuka terhadap ide-ide yang baru, mampu menjernihkan kesalahpahaman, mampu menginspirasi dan membangkitkan spirit bawahan atau anggota.
10. Memberdayakan
Pemimpin yang efektif memberdayakan semua daya yang ada di dalam organisasi yang dipimpin. Setiap anggota yang ada di dalam organisasi memiliki kemampuan khusus yang berbeda dari orang-orang lain. Tingkat kemampuan pun berbeda satu dengan yang lain. Pemimpin harus bisa memberdayakan anggota-anggotanya di bidang-bidang yang sesuai dengan kemampuan dan tingkat kemampuan masing-masing, memberi kepercayaan dan kebebasan kepada mereka untuk mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan cara mereka.
11. Motivator
Salah satu tugas penting seorang pemimpin adalah memotivasi bawahan atau anggota untuk menjalankan tugas dan kewajibannya dengan semangat yang tinggi, tanpa merasa tertekan. Pemimpin dengan kualitas motivator, akan membuat anggota bekerja dengan penuh semangat, antusias, dan terinspirasi. Pemimpin – sebagai motivator, harus bisa meyakinkan anggotanya bahwa pekerjaan mereka telah memberi sentuhan perbedaan pada organisasi.
12. Open Minded
Keterbukaan atau kesediaan menerima gagasan-gagasan baru atau berbeda dari orang lain, menunjukkan kualitas kematangan seorang pemimpin. Dalam hal ini pemimpin tentu harus memiliki kemampuan untuk meramu dan mengelola gagasan-gagasan baru dan mungkin berbeda itu untuk dibentuk menjadi sebuah konsep yang baru pula. Hasil olahan ide-ide baru akan memperkaya organisasi dengan kemungkinan-kemungkinan baru.
Pemimpin yang berpotensi berhasil akan berkaca pada poin-poin tersebut di atas untuk menata kembali diri dan sikap kepempinannya. Ia akan menghayati poin-poin tersebut dan berusaha untuk menjadikannya sebagai bagian dari karakter dan kualitas kepemimpinannya.
MENYONGSONG MUBES GPdI MARET 2022, GPdI MEMBUTUHKAN SOSOK PEMPIN YANG BERKUALITAS DAN EFETIF.
DR. S. Tandiassa. Penulis adalah seorang dosen Sekolah Tinggi teologia Intheos, Surakarta. Juga seorang penulis buku Teologi dan Populer, sudah 12 judul buku. Dan sebagai Ketua Majelis Daerah (MD) Gereja Pantekosta di Indonesia, Daerah Istimewa Jogjakarta